Dalam pekan ini sudah terjadi 4 kali aksi teror yang melanda Indonesia. Setelah Mako Brimob yang memakan korban dari pihak kepolisian, kini aksi teror melanda Surabaya dengan tiga kali kejadian, pertama teror bom gereja, kedua bom rusun dan pagi ini, Senin (14/5/2018) di pintu gerbang Mapolresta Surabaya. Sungguh rentetan aksi yang menggemparkan seluruh media mengikuti perkembangannya.
Terkait soal tersebut berbagai daerah melakukan pengamanan disejumlah titik keramaian guna mencegah terjadi hal serupa.Â
Tak ketinggalan pihak Polda Sumsel melakukan berbagai patroli untuk menekan pergerakan jaringan teroris.Â
Soalnya Sumsel disinyalir terdapat juga jaringan teroris. Itu diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, dari informasi dan data yang dimiliki pihaknya terdapat sel-sel teroris di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Dimana sel-sel tersebut merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya pernah berada di Syria.
"Ada 500 orang anggota JAD yang sebelumnya di Syria pulang ke Indonesia. Mereka ini menyebar dan membangun sel-sel di seluruh provinsi di Indonesia, kecuali di Papua Barat dan NTT," ujarnya. Seperti dilansir dari Globalplanet.news.
Sejak dua hari terakhir ini pihak kepolisian Sumatera Selatan bekerja ekstra terkait soal teror bom yang terjadi di Surabaya baru-baru ini.Â
Pihak Polda Sumsel lakukan sejumlah pengamanan di berbagai daerah dan tempat demi mencegah aksi teror. Kerja keras pihak kepolisian membuahkan hasil.
Pasalnya dua terduga teroris berhasil diamankan oleh Tim Dentasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror bersama Polda Sumsel di Palembang, Senin (14/5/2018) siang.
Keduanya ditangkap di Km 5 Palembang. Mereka berinisial AA (39) dan HK (38) dan hingga kini masih dalam pemeriksaan di Mako Brimob Sumsel. Keduanya merupakan warga Pekanbaru, Riau yang datang ke Palembang.Â
Menurut informasi keduanya sedang merencanakan aksi penyerangan ke Rutan Mako Brimob cabang Kelapa Dua Depok.Â
Misinya untuk membebaskan para napi teroris. Tapi dikarenakan keadaan berhasil dikendalikan, keduanya memutuskan ke Palembang untuk kembali menyusun strategi.