Mohon tunggu...
Mas AL Aloy
Mas AL Aloy Mohon Tunggu... profesional -

Life is Beautiful as Love if You know How to Live with Loving..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Itu Hanya Khayalan Manusia (Itu Sebabnya Doa Kita Tidak Dijawab olehNya)

8 Mei 2011   06:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu saya membaca sebuah artikel di http://godisimaginary.com/i2.htm di situs itu menjelaskan secara logis bahwa Tuhannya manusia, dengan cara apapun manusia itu menyebutnya, adalah bentuk khayalan / imajiner dari manusia. Mereka merujuk pada beberapa ayat-ayat dalam sebuah kitab suci, kemudian mengambil contoh kepada beberapa orang yang berdoa guna kesembuhan penyakit kanker dalam tubuhnya. Setelah mereka memohon kepada Tuhan melalui berdoa berkali-kali untuk kesembuhan penyakit kankernya ternyata penyakit itu masih saja belum bisa disembuhkan. Bahkan di antara beberapa pendoa hanya seorang yang sembuh! “… God does not answer any prayers because God is imaginary.” Itu menurut pendapat si penulis artikel.

Hmm.. Ya ya.. Manusia boleh berusaha tapi Tuhan yang berkuasa menentukan apakah suatu penyakit itu bisa disembuhkan atau tidak. Doa adalah sikap atau aksi atau untaian kata-kata yang diucapkan, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh seorang pendoa untuk suatu tujuan tertentu. Ada yang bertujuan untuk suatu permohonan, ada yang bertujuan untuk rasa syukur, atau untuk tujuan lainnya. Jika doa itu dipanjatkan kepada Tuhan, yang menjadi pertanyaan sebagian besar orang adalah: “Kenapa doa ku belum dikabulkan?”, dan “Apakah aku telah melakukan doa dengan benar?”

Kenapa doa ku belum dikabulkan?

Ada beberapa ayat yang saya ambil dari Kitab Suci, yang berkaitan dengan iman dan doa:

Matius 7:7-8 “Mintalah <154>, maka <2532> akan diberikan <1325> kepadamu <5213>; carilah <2212>, maka <2532> kamu akan mendapat <2147>; ketuklah <2925>, maka <2532> pintu akan dibukakan <455> bagimu <5213>. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapatdan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”;

  • Dalam ayat ini menunjukkan tindakan yang harus dilakukan terus-menerus. Ini berarti bahwa kita harus terus meminta, mencari, dan mengetuk. Meminta mengandung arti kesadaran akan kebutuhan dan kepercayaan bahwa Allah mendengarkan doa kita. Mencari menunjukkan permohonan yang sungguh-sungguh disertai dengan ketaatan pada kehendak Allah. Mengetuk menunjukkan adanya ketekunan dalam menghampiri Allah sekalipun Ia tidak menjawab dengan segera.

Matius 21:21-22 "Aku berkata <3004> kepadamu <5213>, sesungguhnya <281> jika <1437> kamu percaya <4102> dan <2532> tidak <3361> bimbang <1252>, kamu bukan <3756> saja <3440> akan dapat berbuat <4160> apa yang Kuperbuat dengan pohon ara <4808> itu, tetapi <235> juga jikalau <2579> kamu berkata <2036> kepada gunung <3735> ini <5129>: Beranjaklah <142> dan <2532> tercampaklah <906> ke dalam <1519> laut <2281>! hal itu akan terjadi <1096>. Dan apa saja yang kamu mintadalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

  • Dalam ayat ini menegaskan tentang iman dan doa, serta menyatakan bahwa jawaban atas doa tergantung dari  iman kita. Segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah dapat dilaksanakan atau diterima oleh mereka yang tidak ragu-ragu.

Jadi sudah jelas bahwa seorang yang berdoa dengan penuh keyakinan adalah yang paling banyak terkabul doanya. Seorang yang yakin akan dijawab doanya itu akan selalu mencari kebenaran Tuhan. Kebenaran Tuhan bukan hanya ada pada diri kita, tetapi juga ada dalam diri orang lain. “Mintalah <154>, maka <2532> akan diberikan <1325> kepadamu <5213>; carilah <2212>, maka <2532> kamu akan mendapat <2147>; ketuklah <2925>, maka <2532> pintu akan dibukakan <455> bagimu…” ; Sudah tentu seorang pendoa yang yakin akan dikabulkan permohonannya itu, pasti dia telah mengubah pribadinya itu menjadi pribadi yang aktif, tekun, dan sabar. Jika menurutnya dia tidak sanggup untuk mewujudkan keinginannya itu dengan kekuatannya sendiri, tentu ia akan ikhlas untuk mencari dan menerima pertolongan dari orang lain. Dia akan terus tekun MENCARI jalan sampai doanya itu terwujud tanpa ragu-ragu, dengan ikhlas MEMINTA pertolongan kepada yang lebih tau, dan MENGETUK pintu hati dari para orang-orang yang haus akan kebenaran Tuhan dalam hidupnya.

Apakah aku telah melakukan doa dengan benar?

Untuk memohon kepada orang lain tentu kita harus mempunyai aturan dan tata-cara, agar permohonan kita diperhatikan kemudian dikabulkan. Demikianpun juga dengan memohon kepada Tuhan. Di dalam kitab suci ada ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana membangun sebuah landasan doa itu supaya dikabulkan, yaitu:

Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Akudan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yohanes 3:22 “..dan apa saja yang kita minta,kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nyadan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Yohanes 5:14 “Dan inilah keberanian percayakita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”

  • Kata kunci dari ayat-ayat tersebut adalah yakin dan percaya, tulus, patuh, dan ikhlas. Sebelum membangun komunikasi dengan Tuhan, kita harus melandasi hati kita dengan rasa percaya, tulus, dan ikhlas. Tulus dan ikhlas dalam hal mematuhi semua aturanNYA dan meninggalkan apa yang dilarangNYA, serta yakin tanpa keraguan hati bahwa permohonan kita pasti akan dikabulkanNYA. Janganlah pernah berhenti untuk memohon kepadaNYA dan memuliakan namaNYA sekalipun doa kita sudah dikabulkan. Karena doa adalah cara kita memelihara persekutuan kita dengan Tuhan sang pencipta.

Ya.. ya.. yang namanya rejeki, baik itu berupa harta, ilmu, kesehatan, atau keselamatan, tidaklah serta-merta jatuh dari langit. Harus dicari, diminta, dan diamalkan. Terkadang mungkin kita yang kurang mengerti bagaimana cara mengambil rejeki yang kita mohonkan kepada Tuhan melalui doa kita setiap hari.

Saya yakin Tuhan menyuruh manusia untuk selalu berdoa setiap hari bukan dengan maksud kosong, tetapi supaya manusia tidak masuk ke dalam perangkap kuasa jahat, juga tidak tersesat karena godaan dan cobaan yang ada di dunia ini, yang dapat menghancurkan diri mereka sendiri. Bersekutulah dengan Tuhan, karena kuasa baikNYA akan menyelamatkan dan memuliakan kita baik itu di dunia maupun akhirat.

Jadi jika ada anggapan bahwa Tuhan itu adalah khayalan manusia hanya gara-gara sebuah doa tidak dikabulkanNYA, mestinya yang beranggapan seperti itu melakukan introspeksi diri. Apakah selama ini mereka itu telah patuh, tulus, dan ikhlas terhadap aturan-aturan Tuhan? Selama mereka tidak yakin bahwa Tuhan itu ada maka bagi mereka itu tidak akan menemukan kerajaanNYA dan kebenaranNYA. "God is not the servant but the Lord.., (Tuhan bukanlah hamba melainkan Raja)". Jika di antara 1000 orang yang memohon tetapi hanya seorang yang hanya dikabulkan secara langsung melalui keajaibanNYA, tentulah Dia yang lebih mengetahui daripada kita. Seseorang tidak akan pernah belajar untuk mencari dan menemukan suatu obat atau solusi untuk suatu penyakit atau permasalahan, jika semuanya itu hanya diselesaikan dengan berdoa.

Hukum yang ditetapkan Tuhan kepada manusia sudah jelas: "Carilah maka kamu akan mendapat.." berusahalah dahulu dengan dengan sekuat tenaga dan keyakinan yang kamu punya, jika hasilnya itu tidak sesuai dengan yang kita kehendaki maka bersyukurlah. Segala sesuatu yang telah kita usahakan atau perjuangkan pasti tidak akan sia-sia jika kita berjalan pada aturan yang benar, karena mungkin Yang Maha Mengetahui mempunyai rencana yang lebih baik bagi suatu kaum bukan untuk satu orang saja.

Pada akhirnya tulisan ini saya tutup dengan meminjam mutiara yang tertulis pada Kitab suci yang lain:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Salam sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun