Mohon tunggu...
Andi Baso
Andi Baso Mohon Tunggu... -

I'm cool man

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Nilai Luhur Budaya

8 Februari 2012   03:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:55 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siang hari itu, penulis berdiskusi santai dengan seorang dalang tertua di Jawa Tengah berumur 90 tahun di bumi Magelang. Seorang manusia yang mempunyai spiritualitas murni akan sebuah jati diri anak bangsa. Mempunyai karakter dan berpendirian kokoh dalam mempertahankan eksistensi nilai-nilai luhur budaya Nusantara. Orang tersebut sangat antusias bercerita panjang lebar akan sebuah hakikat dimensi kehidupan alam mikrokosmos diri manusia maupun makrokosmos alam semesta. Dia sangat memahami betul akan sebuah prinsip peniptaan hidup yang selalu berputar, cakra manggilingan yang telah, sedang dan akan terjadi di bumi nusantara ini. Suatu kejadian yang pasti terjadi, karena sudah merupakan ketetapan dari Sang Hyang Widi Pencipta langit dan bumi. Diskusi antara orang tua dan pemuda tersebut [masksudnya penulis pribadi] berjalan cukup lama serta membicarakan banyak hal tentang esensi dan eksistensi kehidupan. Seuntai pemaparan akan hakikat nilai etika dalam sebuah karya konkrit kejadian di alam semesta. Berikut petikan dan hasil olah pemikiran cipta, rasa dan karsa penulis dalam merangkum serta mereinterpretasi ulang pembicaraan yang terjadi satu kali seumur hidup dari penulis kepada orang tersebut. Hidup ini ada yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan. Tidak ada yang kebetulan dalam sistem kehidupan ini. Semua kejadian merupakan penggenapan rencana-Nya pastinya yang sudah tertulis dalam kitab Lauh Mahfus (Laukil Makpul, dalam bahasa Jawa) sebelum alam semesta ini diciptakan. Hidup ini mempunyai pola aktivitas dan interaksi simbolik secara teratur, terukur, orientasi waktu berdasar eksistensi dimensi masa, ruang, dan waktu. Begitu juga dengan semua kejadian yang telah terjadi, sedang dan akan terjadi di bumi Nusantara tercinta ini. Bangsa ini sedang ‘diperjalankan’ oleh hukum prinsip penciptaanya sehingga tidak ada kekuatan apapun yang dapat mencegah ataupun menghentikannya. Semua sedang bertugas untuk menjalankan segala perintahNya. Seluruh elemen dan komponen bangsa ini sedang berproses dan berovolusi menuju blue print dari Sang Maha Karya Tuhan Yang Maha Esa. Nusantara sedang mengalami siklus kehidupan layaknya pergantian siang-malam maupun pergantian musim kamarau-penghujan. Nusantara sedang mengalami kegelapan, namun akan segera berubah menjadi kondisi terang benderang menjadi matahari dunia. Bangsa atlantis ini sedang digerakkan menuju kondisi gemah ripah loh jinawi adil makmur tata titi tentrem kertaraharja dadi keblating dunyo. Misi Nusantara dalam membuktikan dan menggenapi kondisi ideal tersebut telah dilakukan oleh banyak manusia yang hidup di tanah ini. Aksi yang diperjuangkan oleh para leluhur bangsa maupun para pahlawan untuk mejadikan masyarakat Indonesia adil, makmur, berdaulat serta damai sejahtera. Aksi konkrit tersebut telah banyak meninggalkan catatan tinta sejarah yang luar biasa walaupun kondisi ideal belum tergenapi. Hal ini terjadi karena masalah waktu belum tepat. Semua terikat oleh waktu. The Power of Timming. Kini saatnya sudah genap dan telah dekat. Kembali para pemuda- pemudi nusantara harus bangkit dan mempelajari serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang telah diturunkan dan diwariskan oleh pendiri bangsa. Nilai-nilai budaya luhur yang sangat universal dan terkodefikasi sangat indah dalam peninggalan budaya bangsa maupun di alam semesta. Pejalaran yang direkam dalam suatu tatanan logika, etika, dan estetika kehidupan terangkum pada symbol-simbol budaya, diri manusia, dan alam semesta. Sebuah symbol akan mempunyai nilai spiritualitas tinggi ketika dipelajari dengan makna yang benar. Suatu misteri dan teka-teki strategi yang diwujudkan dalam angka 5 (lima). Angka 5 yang merupakan angka titik keseimbangan satuan hitungan 1-10. Angka sarat makna sehingga menjadi landasan didalam merumuskan dan mengkodefikasikan ilmu serta pelajaran ideology bangsa Nusantara. Pancasila, Panca Indera, Pendawa Lima, Lima jari manusia, Lima Janji Deklarasi Gerakan Fajar Nusantara. Ada hal yang tak terduga dalam penyusunan tersebut, tetapi hal itu merupakan suatu bukti bahwa angka 5 merupakan angka misteri yang harus digenapi pemuda-pemudi Nusantara untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa teladan dan percontohan dunia. Berikut penulis sampaikan reinterpretasi, internalisasi, dan reaktualisasi makna-makna di dalam symbol angka 5 yang penuh dengan ilmu hikmat kebijaksanaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. PANCASILA


  1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar filosofi dari manusia Nusantara. Bangsa Indonesia yang merupakan kumpulan dari berbagai variasi agama dan budaya sepakat untuk mempunyai satu Tuhan sesuai dengan masing-masing kepercayaan dan keyakinannya. Pancasila tidak mempermasalahkan nama dari eksistensi Tuhan baik itu yang disebut Allah, Alloh, Yahweh, sang Hyang Widi Wase maupun nama lainnya. Pancasila memberikan kebebasan bagi warga negaranya untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Yang pasti makna dari Tuhan tersebut mempunyai arti satu-satunya yang Mengatur, Menguasai dan ditaati oleh seluruh alam semesta. Namun demikian, maksud Ketuhanan dalam sila pertama adalah eksistensi “satu Tuan yang tunggal dan esa”. Ada perbedaan prinsip antara Tuhan dengan Tuan. Kata asli Tuhan sebenarnya adalah Tuan, yang memiliki makna seorang raja yang harus ditaati segala perintah dan larangannya. Permasalahan bangsa ini adalah tidak ada ‘satu tuan’ dalam implementasi pemerintahannya. Tuan yang Esa atau tunggal, atau kesatuan komando kepemimpinan tidak terjadi di sistem kekuasaan bangsa ini. “Manusia tidak bisa mengabdi kepada dua Tuan”. Inilah yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Pemimpin bangsa ini tidak tunggal atau esa tetapi berpecah belah. Koalisi yang terjadi dalam pemerintahan telah menjadikan kebingungan dan kekacauan dalam sistem ketaatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia bingung karena banyak “tuan-tuan” yang ada di Indonesia ini. Terlebih lagi pemimpin bangsa hari ini telah melampui batas dalam etika perilaku kehidupannya. Pemimpin tidak lagi menjadi teladan dengan sifat dan karakter kepemimpinan Tuan Semesta Alam. Pemimpin hari ini telah meninggalkan nilai-nilai Ketuhanan. Ada istilah plesetan yang terjadi di Indonesia ini, “Ketuhanan Yang Maha Esa telah berganti menjadi Keuangan Yang Maha Esa”. Itulah makna sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa, sebuah kesatuan yang tunggal berdasar kesatuan atas nama “Tuan yang Esa” dalam arti kepemimpinan berbangsa dan bernegara. Manusia tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, jika dia mencintai yang satu maka dia akan meninggalkan yang lainnya. 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan BeradabManusia yang adil dan beradab adalah manusia yang taat akan segala perintah dan larangan dalam hukumNya. Kegagalan manusia Indonesia menggenapi sila pertama maka sila kedua tidak bisa tergenapi. Karena manusia Indonesia telah meninggalkan nilai-nilai karakter Tuan Semesta Alam maka kondisi manusia menjadi tidak beradab dan menjadi manusia yang tidak mempunyai sifat adil. Perintah untuk menjadi manusia yang adil dan beradab sudah tertulis dalam kita suci yaitu sesuai dengan hukum kasih. Cintailah Allah sepenuh akal budimu dan cintailah sesamamu sebagimana kamu mencintai dirimu sendiri. Jadilah penegak-penegak keadilan walaupun hukum itu menimpa dirimu sendiri. 3. Persatuan IndonesiaMenjadi manusia yang bersatu dan manunggal sesuai dengan ajaran Tuan Semesta Alam. Perintah jelas bahwa manusia itu diciptakan untuk bersatu dan bukan untuk berpecah belah. Kondisi yang tauhid atau unitas akan menciptakan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman budaya dan agama. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar ketika mampu menyatukan seluruh putra-putri bangsa sebagaimana sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada. 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan PerwakilanSistem pengambilan keputusan kebijakan yang penuh kebijaksanaan berdasar permusyawaratan. Sebenarnya dalam Pancasila tidak mengenal pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati maupun lainnya secara langsung. Indonesia hari ini telah melanggar konstitusinya sehingga wajar jika diazab oleh Tuan Semesta Alam. Sistem demokrasi hari ini telah mencederai ideology Bangsa Indonesia. Pancasila tidak mengenal kebenaran menurut orang banyak. Sementara orang banyak di Indonesia ini masih mayoritas manusia yang bodoh. Logika sederhana dari sistem demokrasi ini maka wajar jika diibaratkan seperti orang yang berjalan dengan kepala di bawah dan kaki diatas. Itulah demokrasi, suara seorang professor nilainya sama dengan seorang tukang becak. Ini tidak fitrah, dan Pancasila sudah melarang untuk sistem barat tersebut. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaPancasila mempunyai visi universal untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan manifestasi dari penggenapan semua ideology Pancasila tersebut. Sila pertama sampai sila kelima merupakan sebuah sistem integrasi yang holistic tidak terpisahkan. PENDAWA LIMADunia pewayangan adalah sarat dengan petuah-petuah perbuatan yang utama sebagai pegangan hidup maupun dalam bertindak baik seseorang sebagai raja / pemimpin, ksatria, pendeta, maupun orang biasa yang intinya adalah pelajaran etika agar seseorang selalu berbudi luhur untuk selalu berbuat luhur dan menjauhi perbuatan yang merusak diri maupun lingkungan sekitarnya


  1. YudistiraYudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya.
  2. Bimabima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra.
  3. ArjunaArjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja.
  4. NakulaNakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya.


5. SadewaSadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. LIMA JARI MANUSIA


  1. Ibu Jari (Jempol) : Role Model


Seorang pemimpinan harus mampu menjadi panutan bagi bawahannya. Panutan dalam hal ini seringkali sangat kompleks, tidak hanya panutan ditempat kerja melainkan juga menjadi panutan dalam membina keluarga, menjadi panutan dalam bermasyarakat. Sehingga seorang pemimpin harus memiliki integritas, integritas tidak mungkin dibangun seketika. Integritas membutuhkan daya upaya yang besar dan dalam jangka waktu panjang, dan lebih penting lagi membutuhkan konsistensi (Istiqomah), karena orang lain membutuhkan pembuktian agar bisa percaya. Namun yang sangat perlu diwaspadai adalah integritas sifatnya sangat rentan. Sekali seorang pemimpin berbuat kesalahan fatal maka integritas yang dibangun seketika itu juga akan runtuh ke titik terendah. 2. Telunjuk : Self VisionTelunjuk gunanya untuk menunjuk, pada konteks kepemimpinan maka seorang pemimpin dituntut harus memiliki visi (mana ide mu?, mana otak mu?, mana visi mu?) dan visi seorang pemimpin harus dibagi kepada bawahannya agar mampu membuka pikiran bawahannya. Visi yang dibagi ini sangat berguna untuk menjamin keselarasan dalam menjalankan tugas sekaligus memberitahu para bawahan dimana posisi mereka seharusnya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Seorang pemimpin yang tidak memiliki visi bukanlah pemimpin, karena dengan visi inilah seorang pemimpin berkiblat, dan kiblat seorang pemimpin adalah kiblat para bawahannya. Maka bisa dibayangkan apabila orang memimpin tanpa visi maka akan terjadi saling tumbukan dalam organisasi. 3. Jari Tengah : Challenging The ProcessSiapapun yang diajungi jari tengah akan marah,atau benci. Namun dalam marah dan benci itu terdapat semangat dan energi, artinya seorang pemimpin harus bisa menyemangati anak buahnya sekaligus menyalurkan energi bawahan pada arah yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini pemimpin berupaya untuk membuat para bawahannya menemukan tantangan sekaligus merasakan tantangan -- let follower find out and feels challenge. Hal ini sangat penting sebagai upaya perbaikan kinerja dalam organisasi sekaligus pemgembangan diri bagi para bawahan, sehingga akan berdampak sangat baik bagi organisasi dan kapasitas serta kapabilitas bawahan. 4. Jari Manis : Enable Others To ActPada jari manis biasanya terdapat cincin, cincin ini merupakan sebuah pengikat symbol dari adanya sebuah kepercayaan (thrust). Dengan adanya kepercayaan diantara pemimpin dan bawahan maka seorang pemimpin harus membuat pendelegasian tugas maupun tanggungjawab tertentu kepada bawahan. Seorang pemimpin yang mengerjakan segalan sesuatunya seorang diri bukanlah pemimpin, dengan pendelegasian ini merupakan bentuk pengembangan diri bagi para bawahan. Seorang pemimpin selayaknya bertindak seperti conductor sebuah kelompok orchestra, conductor sama sekali tidak memainkan alat musik, conductor bertugas mengatur tempo, dan ritme alunan orchestra. Karena dalam diri masing-masing conductor dan para pemain musik sudah terdapat saling percaya. 5. Jari Kelingking : Encouraging The HeartSeorang pemimpin harus memiliki sesuatu yang secara emosional membuat bawahan merasa terikat, sesuatu yang tumbuh dari kedalaman hati yang dibuat dengan sikap yang tulus. Misalnya ketika seorang bawahan sukses menjalankan proyek maka seorang pemimpin harus dengan tulus memberikan pujian. Siapa sih yang tidak suka dipuji???. Pujian merupakan bentuk penghargaan sekaligus bentuk pengakuan terhadap eksistensi. Namun untuk melakukan pujian, seorang pemimpin terlebih dahulu harus menjadi role model bagi para bawahannya, tanpa hal ini pujian yang ada justru akan menimbulkan kecurigaan. Dengan menjadi role model terlebih dahulu, maka pujian yang diberikan oleh seorang pemimpin akan lebih kena di hati para bawahannya. PANCA INDERA MANUSIA


  1. Mata


Mata adalah pelita tubuh. Jika mata itu baik maka seluruh perbuatan itu akan benar. Mata berfungsi untuk melihat visualisasi benda atau materi yang dipancarkan oleh sinar. Mata ini mempunyai peran vita bagi manusia untuk belajar serta mempelajari suatu fenomena kejadian di alam ini. Mata adalah sarana penglihtan atau alat bagi manusia untuk mengenali semua peradaban di atas bumi ini. Orang yang tidak mempunyai mata akan mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkunga. 2. TelingaTelinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Telinga bertugas untuk mempelajari sesuatu dari dimensi suara auditori. Kemampuan mendengar sangat menentukan masa depan manusia. 3. HidungHidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Alat indera ini sangat sensistif dalam mengenali lingungan yang ada di sekitar kehidupan. 4. LidahLidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. 5. KulitKulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni : Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah). Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping). Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata. Panca indera manusia ini merupakan instrument bagi manusia untuk memahami dunia. Karunia dari tuan semesta ala mini harus dipergunakan dengan seoptimal mungkin karena akan menjadi alat yang paling utama dalam mencari ilmu kehidupan. Panca indera sebagai media input atau stimulator bagi otak untuk diproses dalam membuat kebijakan dan keputusan manusia. Jika salah satu dari panca indera ini mengalami ganguan maka akan terjadi kerusakan dalam diri manusia dalam menjalani sistem kehidupan universal ini. LIMA JANJI DEKLARASI GERAKAN FAJAR NUSANTARAPada tanggal 21 januari 2012 ini telah ada kejadian bersejarah di alam semesta ini. Suatu kejadian yang merupakan penggenapan dari rencana Tuhan Yang Maha Esa. Deklarasi organisasi masyarakat yang merupakan bagian dari strategi perjuangan mewujudkan kemerdekaan sejati bangsa ini. Dalam agenda tersebut disampaikan komitmen deklarasi yang terdiri atas lima butir deklarasi sebagai berikut:


  1. Kami Gerakan Fajar Nusantara siap menjadi manusia yang tunduk patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan jalan kebenaran yang diajarkanNya sebagaimana termaktub dalam PANCASILA.
  2. Kami Gerakan Fajar Nusantara siap mempertahankan dan memperjuangkan cita-cita luhur bangsa sebagaimana tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
  3. Kami Gerakan Fajar Nusantara siap mewujudkan dan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang JUJUR, BERANI, TEGAS, ADIL, CAKAP, BERINTEGRITAS, BIJAKSANA, CERDAS dan SEHAT dengan berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
  4. Kami Gerakan Fajar Nusantara siap bekerjasama dengan seluruh elemen bangsa untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya bangsa demi mewujudkan bangsa yang damai sejahtera
  5. Kami Gerakan Fajar Nusantara siap berkorban harta dan jiwa untuk membangun bangsa dan tanah air dengan semangat kemerdekaan dalam persatuan dan kesatuan menuju KEJAYAAN NUSANTARA sebagai MATAHARI DUNIA.


Itulah beberapa fenomena filosofi dalam angka 5 (panca). Kejadian tersebut diatas bukan merupakan suatu kebetulan. Hidup ini mempunyai pola interaksi dan simbolik dalam setiap kejadian. Pancasila, Pendawa Lima, Panca Indera, Lima Jari Manusia, dan Lima Janji Fajar Nusantara menunjukkan sesuatu yang ilmiah dan universal itu merupakan pola yang telah disusun oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kelima dasar sila, fungsi, kegunaan dari masing-masing panca tersebut merupakan suatu bagian yang integral dan holistic. Tidak bisa dipisahkan serta harus digenapi semuanya tanpa terkecuali. Pancasila akan menjadi sakti apabila kelimanya dapat digenapi. Karakter akal budi dari Pandawa Lima akan menjadi spirit yang luar biasa pada diri manusia Nusantara jika mampu meninternalisasi kelima karakter tersebut. Kinerja dan sifat kepemimpinan yang ditunjukkan oleh lima jari tangan manusia merupakan kombinasi intelektual bagi para pemimpin bangsa. Panca indera merupakan kesatuan aksi dari tubuh manusia dalam menagkap media input untuk menentukan keputusan yang sangat menjadi fitrah manusia. Begitupula dengan lima Janji Deklarasi Gerakan Fajar Nusantara yang merupakan intisari kehidupan manusia dalam diri, organisasi, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal yang paling menarik dari semua panca atau misteri angka 5 adalah dari GAFATAR ini. Suatu kodefikasi janji yang menurut penulis adalah hasil pemikiran mendalam dari para badan pendidi Gerakan ini.Sebuah kodefikasi kata dan kalimat yang harus diinternalisasi setiap manusia Nusantara terutama, warga fajar nusantara sebagai komitmen menjadi manusia paripurna. Berlandaskan gambaran etik dan emik filosofis angka lima yang sarat pembelajaran tersebut, kiranya kita mulai detik ini harus menjadikan kata-kata itu mengendap dalam pemikiran akal budi. Pemikiran yang benar akan melandasi perbuatan yang benar. Eksistensi keyakinan yang meliputi perumusan pemikiran, penyataan lisan dan perbuatan. Hari ini kita telah melewati fase keduanya yaitu perumusan pemikiran yang sudah benar dan deklarasi penyataan lisan yang tepat. Tantangan terbesar adalah membuktikan setiap ajaran dari angka lima tersebut. Ketika setiap diri ini konsisten memahami, memaknai dan menjalankan kelima hal ini secara holistic maka tidak akan ada lagi yang mampu menahan dan menghentikan perubahan revolusi bersejarah ini. Manusia Nusantara akan kembali menjadi teladan dan percontohan bagi bangsa-bangsa di dunia. Kejayaan Nusantara yang hanya menunggu waktu. Jembatan emas berupa misteri angka 5 (panca) sudah digengam para generasi bangsa. Selamat bagi generasi bangsa yang mampu melihat fenomena dibalik misteri angka 5 ini. Sabdo Palon Noyo Gengong, sebuah ketetapan bagi Nusantara yang pasti terjadi dan tidak akan mengalami perubahan. Urip mung sakdermo ngelakoni. Cakra manggilingan jaman kuwi owah gingsir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun