Pemilu Legislatif berakhir meninggalkan beragam kenangan. Akibat kelelahan, ada dua anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Johor Bahru menderita sakit cacar air. Ada beberapa petugas dropbox dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) menderita demam. Ada banyak tim sukses yang masuk rumah sakit karena kelelahan.
Ada caleg yang bisa tertawa dan berpesta pora karena berdasarkan hasil rekapitulasi suara, posisinya positif masuk menjadi anggota legislatif. Mereka menikmatinya dengan suka cita. Tentu saja karena beraneka mimpi menghitung hari duduk di kursi sakti yang lama dinanti.
Namun ada pula caleg yang berduka, batinnya menderita dan hatinya menjerit merenungi dan meratapi nasib. Pemilu legislatif telah meninggalkan duka lara yang mendalam bagi para caleg yang suaranya minim. Pemilu legislatif telah menggiring rakyat pada situasi yang teramat tegang.
Tak sedikit orang terdekat kita menjadi korban perhelatan Pemilu legislatif. Ada yang mesti dirawat khusus mentalnya karena terkena gangguan jiwa. Tak sedikit yang stress karena telah kehilangan harta benda bahkan anak istrinya harus kabur dari rumah. Caleg yang gagal terpilih sebagai wakil rakyat merasa harga dirinya terhanyut dalam kemeriahan demokrasi semu.
Ada juga yang biasanya saling bertegur sapa, bersenda gurau menjadi diam membisu tanpa tegur sapa dan salam karena perbedaan pandangan. Tim sukses yang tidak sukses mengantarkan calegnya duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat semakin larut dalam skeptisme yang mendalam. Mereka tidak habis pikir tokoh panutan mereka mengalami tragedi kekalahan menyakitkan. Padahal Caleg yang mereka perjuangkan mati-matian telah mengerahkan segala usaha, kekuatan dan uang demi sebuah kemenangan.
Ironis, bukannya kemenangan yang didapatkan, justru derita kekalahan yang menyakitkan yang diperoleh. Begitulah dinamika Negara yang belajar berdemokrasi pasca reformasi yang berhasil menjungkalkan rezim orde baru. Pemilu legislatif meninggalkan kenangan kemeriahan, suka cita, duka lara serta aneka ragam reaksi dari seluruh lapisan masyarakat.
Bagaimanapun, akyat menaruh harapan baru di tangan para caleg yang terpilih pada pemilu legislatif. Caleg terpilih tentu diharapkan dapat memperjuangkan aspirasi rakyat yang selama ini terabaikan. Siapapun caleg yang terpilih, seyogyanya memperjuangkan nasib rakyat. Jangan hanya memperjuangkan nasib pribadi jika masih ingin terpilih di periode berikutnya.Di pundak wakil rakyat terpilih, rakyat juga tentu berharap wakil rakyat mampu berkontribusi positif bagi kemakmuran rakyat. Jangan hanya datang, duduk, diam dan tidur dalam ruang sidang dewan.
Rakyat tentu mengharapkan pemilu legislatif yang telah menghabiskan uang Negara yang tidak sedikit ini tidak lagi menonjolkan kepentingan kelompok. Masyarakat sudah muak dengan sikap wakil rakyat yang tamak. Rakyat sudah jenuh dan bosan dengan sikap wakil rakyat yang hanya pandai berdiskusi tanpa menghasilkan solusi.
Janji-janji yang diobral para caleg pada saat kampanye jangan sampai hanya tinggal janji yang basi dalam kotak keegoisan partai. Janji diikrarkan untuk ditepati bukan untuk diingkari. Setidaknya, jangan sia-siakan pengorbanan para penyelenggara pemilu legislatif yang telah menderita demam karena kurang istirahat demi suksesnya Pemilu legislatif. Hargailah segenap waktu yang dikorbankan oleh tim sukses dan seluruh rakyat yang telah memberikan dukungan.
Keberhasilan mendapat satu jatah kursi di dewan perwakilan rakyat bukanlah puncak kesuksesan perjuangan seorang caleg, melainkan langkah awal memulai perjuangan membela hak-hak rakyat. Selamat kepada caleg terpilih, selamat berjuang. Semoga mampu mewujudkan janji yang telah terlanjur diobral demi satu kursi sakti (*)
Oleh: Andi Anto Patak
Dosen Universitas Negeri Makassar (Tugas Belajar di Universiti Teknologi Malaysia)
Anggota KPPSLN Johor Bahru, Malaysia