Mohon tunggu...
Andi Ansyori
Andi Ansyori Mohon Tunggu... advokat -

selalu ingin belajar, bersahabat, menambah pengetahuan " Tidak ada salahnya baik dengan orang " dan lebih senang mendalami masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Calon Independen di Luar Jakarta Itu Sudah Biasa, Kenapa Ahok Dituding Deparpolisasi?

13 Maret 2016   20:59 Diperbarui: 14 Maret 2016   08:49 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber photo : detik News"][/caption]Calon perseorangan (Indepeden) yang maju kegelangang  Pemilihan Kepala Daerah mulai dari Walikota, Bupati hingga ke Gubernur diluar Kota Jakarta , itu sudah biasa. Seperti  pemilihan Bupati Walikota serentak se  Indonesia pada tahun 2015 lalu yang diikuti 37 persen calon independen , 14 persen diantara menang. Biasa biasa saja dan tidak ada yang menuduh mereka melakukan deparpolisasi terhadap partai politik. Kini seluruh calon kepala daerah melalui jalur independen yang memenangkan Pilkada tersebut seluruhnya sudah dilantik  menjadi kepala daerah definitif.

Namun apa yang terjadi   baru baru ini  di Kota jakarta yang sekaligus merupakan representatif Ibukota negara. Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang berniat  maju ke laga Pilkada DKI tahun 2017 melalui jalur indenpenden dan mendengar   pernyataan Ahok tersebut tiba tiba ada partai politik yang mencak mencak seperti cacing kepanasan sepertinya tak rela bila Ahok  maju melalui jalur peseorang. Partai yang dimaksud adalah Yakni Partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih (PDIP).

Sekretaris Partai Kepala benteng bermoncong Putih  (PDIP ) , Prasetio secara terbuka mengungkapkan gunda gulana hatinya . Ia  menuding majunya nya Ahok melalui jalur independen ke laga Pilkada DKI adalah lebih kepada bentuk deparpolisasi terhadap partai politik. Prasetio menyatakan, deparpolisasi berakibat merugikan partai politik. Bukan hanya PDIP yang akan terkena imbasnya, namun semua parpol juga bisa tergerus deparpolisasi.

 "Independen itu kan liberal. Maksud dan tujuannya sah, tapi tidak ada payung hukum dan Undang-undangnya," kata Prasetio.

Mendengar Ahok akan maju ke laga Pilkada DKI 2017  melalui jalur independen , nampaknya  membuat Prasetio menjadi   gelap mata. Ia menyatakan calon kepala daerah yang maju melalui jalur peseorangan tidak ada dasar hukumnya. Ia lupa yang membuat undang undang Nomor 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah para legislator yang merupakan perwakilan   partai politik juga. Ia menyalahkan Ahok mengapa lebih memilih maju melalui jalur independen ketimbang melalui PDIP ?, pada hal PDIP sudah membuka diri untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017

Eh... nanti dulu !

Sebelum PDIP menuding Ahok melakukan deparpolisasi terhadap Partai politik idealnya  PDIP berkaca diri dulu.

Pertanyaannya : Mengapa Ahok lebih memilih maju ke Pilkada DKI 2017 melalui jalur Independen ?

Sebenarnya bukan Ahok tidak mau maju ke Pilkada DKI melalui Jalur Partai Politik. Ahok sudah pernah meminta restu  Ketua PDIP Megawati Sukarno Putri agar Jarot Saiful Hidayat yang nota bene adalah kader Partai kepala banteng bermoncong putih ,  berpasangan dengannya maju ke Pilkada DKI 2017. Tapi PDIP jual mahal. Hingga Ahok memutuskan maju ke Pilkada melalui jalur independen belum juga mendapat jawabannya. Itulah persolannya sebenarnya.

Sementara itu relawan teman Ahok.  mereka terpaksa memaksa Ahok untuk menentukan pilihan maju ke Pilkada 2017 , apakah melalui Jalur independen bersama teman Ahok atau melalui  jalur Partai  politik. Alasannya , teman Ahok tidak bisa menunggu lebih  lama lagi karena keterbatasan waktu, mengejar target pengumpulan 1 juta KTP  dengan menyesuaikan  jadwal Pilkada  yang sudah ditetapkan  KPU DKI

Menyimak latar belakang Ahok memutuskan maju ke gelanggang Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen tersebut. Sepertinya PDIP itu aneh. Ngak jelas maunya, Salah sendiri , kenapa pula PDIP berlama lama menurunkan  restunya kepada Jarot ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun