[caption caption="sumber photo kompas.com"][/caption]Bercermin kepada  kekalahan  adiknya yaitu yang benama Basuri Tjahaja Purnama (  Basuri )  dari  kakak Yusril Ihza Mahendra ( Yusril)  yakni yang bernama Yuslih Ihza Mahendra (Yuslih) pada  laga memperebutkan orang nomor 1 Kabupaten Belitung Timur Propinisi  Belitung pada bulan desember 2015 ,  menjadi pelajaran tersendiri bagi  Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).Â
Menurut Ahok, Jauh hari sebelumnya ia  sudah menduga akan  kekalahan yang dialami Basuri pada Pilkada Belitung Timur. Karena selama lima tahun Basuri abai akan kebutuhan dasar warganya sendiri . Semisal fasilitas kesehatan dan pendidikan hampir tidak  terbangun. Pada hal keberhasilan pembangunan fisik  disuatu daerah, merupakan modal dasar mendulang suara dalam suatu gelangang pilkada.
"Jadi kalau kamu petahana, tidak melakukan sesuatu yang luar biasa kepada warga, menaruh harapan, kamu mau kampanye kayak apa juga nggak guna. Orang nggak bakalan pilih kok," ujar Ahok  kepada Basuri suatu ketika  ia pulang ke kampung halamannya  di kota Manggar Belitung Timur.
Rupanya  Ahok sepertinya paham benar, mengenai strategi yang berkaitan dengan kekuasaan .
Dia juga menyinggung  soal teori Abraham Lincoln, Presiden ke-17 Amerika Serikat yang menyebutkan karakteristik seseorang dengan kekuasaan yang bermuara pada penilaian rakyat.
"Teori Abraham Lincoln, kalau mau menguji karakter orang mesti kasih kekuasaan. Kalau kamu diberikan amanat tidak bisa dipercaya, selesai kamu. Itu yang terjadi. Waktu saya turun, wakil saya naik kan. Enggak dipercaya. Nah kita lihat saja," katanya.
Ahok sudah tak kurang kurang mengingatkan adiknya, tapi apa mau dikata , Walaupun satu tandan, buah pisang akan berbeda beda. nasi sudah menjadi bubur. Kini kakak Yusril yakni Yuslih Ihza Mahendra sudah usai dilantik sebagai orang nomor 1 Belitung Timur pertengahan bulan Pebruari lalu.
Kini perkara yang menimpa adiknya  yang bernama  Basuri di Belitung Timur itu , juga menimpa dirinya . Keinginan Ahok  untuk  maju dengan membawa bendera Petahana ke Pilkada DKI 2017 ditanggapi warga beragam.
Ada sebagian warga menilai wajar saja bila Ahok diberikan kesempatan memimpin Jakarta  untuk periode kedua, karena Ahok sudah banyak berbuat untuk Jakarta.
Namun sebaliknya tidak sedikit pula warga Jakarta  yang berpendapat lain. Menurut kelompok kedua ini Ahok hampir dapat dikatakan tidak berbuat apa apa, buktinya Banjir masih melanda Jakarta, arus lalu lintas  macet  dimana mana . Warga miskin Jakarta bertambah, Penggusuran berlangsung terus.
Wajar aja pendapat warga berbeda beda ,karena memang warga Jakarta pintar pintar , Â cerdas, dan kritis.