Mohon tunggu...
Andi Ansyori
Andi Ansyori Mohon Tunggu... advokat -

selalu ingin belajar, bersahabat, menambah pengetahuan " Tidak ada salahnya baik dengan orang " dan lebih senang mendalami masalah hukum

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Bawesdan "Menepuk Air Didulang Memercik ke Muka Sendiri"

18 Oktober 2017   19:22 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:22 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya menjadi tertawa sendiri ketika membaca Pidato pertama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pelantikan selaku Gubernur DKI menggantikan Basuki Tajahaya Purnama beberapa hari lalu. Dalam sambutannya pertama itu termuat kata kata " Pribumi ". dengan segala pernak pernik kata katanya seolah olah sejak ia dilantik Presiden Jokowi selaku Gubernur Jakarta menggantikan Basuki T Purnama ( Ahok ) di Istana Kepresiden tanggal 16/10 lalu , seakan akan menurut kacamata Anies Bawesdan bahwa warga Jakarta sekarang sudah bebas dan merdeka dari penjajahan Kolonial ( bangsa asing ) . 

Karena sebelum Anies Bawesdan dilantik sebagai Gubernur DKI tanggal 16 Oktober lalu tersirat dari pernyataan Anies bahwa Pak Ahok bukanlah orang pribumi Indonesia. Bahwa Pak Ahok dan Gubuernur Gubernur DKI sebelumnya disamakan oleh Anies Bawesdan sebagai orang asing atau sebagai bangsa kolonial penjajah .

Sementara masih tersirat dari pernyataan Anies bahwa dirinya adalah seorang pahlawan yang sudah membebaskan DKI dari penjajahan kolonial Asing. Bahwa Anies Bawesdan beranggapan bahwa dia adalah pribumi , bahwa dia beranggapan dia adalah orang Indonesia asli. Orang asli Indonesia berdarah asli Indonesia . Oleh karena itu menurut Anies bahwa kemenangan Anies Bawesdan dalam Pilkada DKI 2017 adalah kemenangan rakyat Indonesia utamanya kemenangan warga kota Jakarta.

Disinilah menurut saya telah terjadi kekeliruan dan sekaligus keangkuhan Anies sebagai pribadi. Anies ternyata tidak bisa melupakan dendam pernak pernik Proses Pilkada DKI 2017. Dari kata kata " Pribumi " itu tanpa sadar telah menunjukan siapa Anies Bawesdan sebenarnya . Dengan mengangkat tema Pribumi -- Kolonial disini dia sudah memperlihatkan tingginya egonya Anies. Ia menunjukan kepada lawan lawannya bahwa " dia pemenangnya " dan " sekarang dia yang berkuasa " Anies beropini Dia sudah membebaskan warga jakarta dari penjajahan asing

Menurut saya sikap arogant seperti yang ditunjukan Anies pada kesempatan pidato pertamanya sebagai orang Nomor 1 DKI tidak lah tepat . Seharus Anies merangkul seluruh orde warga Jakarta. Apakah mereka kelompok pemilihnya atau kelompok sebaliknya yang berseberangan dengan Anies dikala Proses Pemilukada DKI 2017.

Tentu saja karena sikap yang tidak elegant yang ditunjukan Anies pada saat pelantikan dan sambutan pertamanya sebagai orang Nomor I DKI , sekarang berbuah , belum bekerja saja Anies sudah diganggu dengan beberapa laporan warganya sendiri ke Mabes Polri terkait dengan ujar kebencian. Belum lagi sudah banyak warga yang menuntut janji janji Pilkadanya.

Anies VS Ahok setali tiga uang

Baik Ahok maupun Anies Bawesdan menurut pepatah melayu adalah " Setali tiga uang " atau alias sama saja. Baik Ahok ataupun Anies keduanya adalah bukan orang keturunan asli suku Indonesia dan berdarah asli Indonesia.

Menurut almarhum Prof . Hilman Hadi Kesuma ( Ahli sejarah dan hukum adat ) bahwa yang dimaksud suku asli Indonesia berdarah asli Indonesia adalah mereka mereka yang berasal dari suku suku pemilik nusantara ( Indonesia ) dari Sabang hingga Marauke seperti Suku Aceh yang wilayah adatnya Wilayah pesisisir Sumatera, Suku alas wilayah adatnya Aceh tenggara , Suku Alor Wilayah adatnya NTT dikabupaten Alor , Suku Ambon Wilayah adatnya dikota Ambon , Suku Anak Dalam Wilayah adatnya di Jambi. Suku Aru Wilayah adatnya di Maluku , Suku Asmat Wilayah adatnya di Papua. Suku Batak Wilayah adatnya Sumatera Utara, Suku Baduy Wilayah adatnya Banten , Dayak di kalimantan, Suku Jawa Wilayah adatnya di Jawa dll

Sementara Suku arab , Gujarat dan tiongkok bukan termasuk suku pemilik asli nusantara . Pedagang Arab termasuk pedagang Gujrat datang bersamaan dengan siar agama islam ke Nusantara dan Juga tidak jauh berbeda dengan kedatangan Panglima Cengho dari Tiongkok. Sehingga karena bukan asli suku pemilik nusantara , maka tidak ada yang nama wilayah adat Arab. Atau Wilayah adat Tiongkok di Indoesia

Oleh karena itu kalau seandai Anies berpendapat bahwa dia lebih asli Indonesia dari Gubernur Gubernur DKI sebelumnya rasa tidak tepat. Rakyat Indonesia seperti kami yang tinggal dilereng dan ceruk Bukit Barisan Sumatera, akan menilai siapa sih orang tuanya Anies , suku bangsa Indonesia mana asal orang tua Anies. Apakah Kakek buyut Anies termasuk suku pemilik nusantara ini ? Lalu mana wilayah adat suku bangsa Anies?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun