Membandingkan Sutan Bhatoegana dengan Takeshi Tokuda anggota DPR Jepang
Sumber photo. Tribunnews.com ; Gubernur Tokyo (kiri) Naoki Inose, menerima pinjaman uang secara pribadi dari Torao /Takeshi Tokuda (kanan), penggerak roda bisnis Grup Tokushukai, sebuah perusahaan ternama di Negeri Sakura itu.
Saya tertariksikap prilakuTakeshi Tokudasalah seorang Angota DPR Jepang (House of Representatives)yang relatifmesih muda . Takeshi Tokudamengundurkan diridarianggotaDPRketika berusia 42 tahun. Kisah heroik khas jepang itupernah dimuat dalam postingan KompasionerJimmi Haryanto dengan judul Anggota DPR itu mengundurkan diri karena tuduhan Korupsi.http://www.tempo.co/read/news/2013/12/19/118538688/Terlibat-Suap-Gubernur-Tokyo-Mundur
Dikisahkanberawal Gubernur Tokyo, Naoki Inose, kelahiran Nagano 20 November 1946, akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (19/12/2013) atas skandal penerimaan uang sebesar 50 juta yen dari operator rumah sakit Tokushukai. Inose, yang baru menjadi kepala daerah sejak November 2012 itu, sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada ketua DPRD Tokyo.
Adapun menurut pengakuan Inose, pinjaman 50 juta yen itu kepada putra pendiri Tokoshukai yang juga anggota DPR, Takeshi Tokuda, pada 20 November tahun lalu merupakan pinjaman bersifat pribadi. Namun, pinjaman itu dicurigai terkait dengan penyelenggaraan pemilihan gubernurTokyo tahun lalu. Dan, pinjaman itu sudah dilunasinya Juni 2013 yang disampaikan melalui bantuan orang lain, tidak langsung dari Inose. Inilah yang jadi pertanyaan besar kalangan DPRD Tokyo.
"Saya sudah berusaha menjelaskan sebaik mungkin kepada DPRD Tokyo, rakyat Tokyo, dan seluruh rakyat Jepang, tetapi seolah penjelasan saya kurang dimengerti dan tak bisa diterima sehingga saya memutuskan untuk mengundurkan diri," paparInose.
Pekan lalu saat menjelaskan semua masalah dengan detail di hadapan majelis DPRD Tokyo, sampai tengah malam, Inose tampak sangat sedih dan hampir meneteskan air mata karena tekanan sangat berat dari pertanyaan anggota DPRD Tokyo yang sangat tajam kepadanya.
Inose tidak bisa menjelaskan kepentingan pribadi untuk apa penggunaan uang 50 juta yen pinjamannya, dan mengapa pinjam sampai setengah tahun lebih tidak dikembalikan. Banyak hal tidak jelas, membingungkan dan menuju hal-hal sangat mencurigakan keterlibatan uang itu kepada pemilu Gubernur Tokyo November lalu.
Disitulah letaknya beda hukum pencucian uang di negara Jepang dengan di negara kita. Jika dinegara kita sepanjang sesorang itu dapat membuktikan sumber uangnya misalnya, uang pinjaman didapat dari “si “A” atau uang pinjaman diperoleh dari Bank “Anu” , maka orang tersebut terlepas dianggap “ Clear “ dari jerat undang undang pencucian uang Indonesia. Berbeda dengan Undang undang pencucian uang di negera Sakura tersebut , walaupun sumber uangnya sudah jelas jelas pinjaman dari Takeshi Tokuda sebesar 50 Juta Yen, namun ternyata Gubenur kota Tokyo masih ditutut untuk membuktikan uang itu untuk apa ? penggunaan pinjaman uang oleh Inose sebesar 50 juta yen tersebut bagi warga Tokyo banyak hal yang tidak jelas, gelap, membingungkan dan menuju hal-hal sangat mencurigakan keterlibatan uang itu kepada pemilu Gubernur Tokyo November lalu.
Terkait dengan Takeshi Tokudayang hanya meminjamkan uang kepada Naoki Inose, Walaupun Takeshi Tokudamerasa tidak bersalah. Sikap prilakuTakeshi Tokuda, menyatakan mengundurkan diri dari keanggotan DPR Jepangmenuai pujian masyarakat Jepang . Sikap anggota DPR Takeshi Tokuda mengundurkan diri itu hanyalah untuk menjaga rasa malu dan harga dirinyadan keluarganya . Sikap Takeshi TokudaLebih memilih mundur dari anggota DPR dan minta maaf kepada rakyat dari pada berkelit terus dan mendapat tudingan dari berbagai kalangan sebagai seorang Legislator yang korup.
Malu adalah satu perasaan negatif yang timbul dalam diri seseorang akibat daripada kesedaran diri mengenai perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Setiap orang yang normal mempunyai perasaan malu. Itulah Bangsa Jepang.
Berbeda dengan sikap prilaku anggota DPR kita Sutan Bhatoegana. Sutan sudah berkali kali dimintai keterangan oleh penyidik KPK dankantor dan rumahnya Sutan juga sudah pernahdiperiksa dan digeledah oleh penyidik KPK. Semua itutidak membuat Sutan bergeming. Dia selalu menampik dan mengaku bersih mengaku tidak pernah menerima upeti dalam bentuk apapun. baik upeti dari mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini maupun mantan Kabiro keuangan Kementerian energi dan Sumber Daya Mineral, Didi Dwi Sutrisno.Pada hal Didi Dwi Sutrisnoyang dalam persidangan di Pengadilan tindak pidana Korupsi di Jakarta , telah mengakui bahwa ia telah memberikan amplop berisi USD 40 ribu (sekitar Rp 1,6 milyar) ke Sutan melalui staf khususnya. Pengakuan Didi Dwi Sutrisno di sidang pengadilan Tindak pidana korupsi Jakarta itu bukan asal ngomong. Tetapi didukung oleh fakta, dan ada tanda terima uang yang ditanda tangani Irianto Staf khusus Sutan Bhatoegana di DPR RI yang kala itu menjemput Uang suap untuk Sutan Bhatoegana datang langsung mengambil uang suap kekementerian ESDM.
Tetapi Sutan Bhatoegana mempunyai pandangan yang berbeda terhadap rasa malu dan harga dirinya . Karena konsep rasa malu dan harga diri terkandung sistem nilai dan kepercayaan orang perorangan. Menurut Sutan Bhatoegana, walaupun seribu telunjuk menunjuk hidungnya, sepanjang tidak terbukti secara hukum, maka dia tak akan bergeming. Biarlah anjing menggonggong Kapilah tetap berlalu. Sutan Bhatoegana usahkan mengundurkan diri malah kini dia sudah menyiapkan dana Rp. 1,5 miliar untuk mencalonkan diri kembali menjadi caleg 2014-2019
Itulah perbedaan sikap prilaku Takeshi Tokudasalah seorang Angota DPR Jepang (House of Representatives) walaupun dia merasa tidak bersalah, namun demi menjaga harga diri dan rasa malu, dia menyatakan mundur dari DPR Jepang. Sebaliknya dengan Anggota DPR-RI Sutan Bhatoegana walaupunpenyidikdan rekan rekan sesama anggota DPR ( Rohut Sitompul) menghujatnya menudingnya terlibat suap mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini maupun mantan Kabiro keuangan Kementerian energi dan Sumber Daya Mineral, Didi Dwi Sutrisno, tapi Sutan Bhatoegana, tidak bergeming. Biarlah anjing menggonggong Kapilah tetap berlalu. Sutan Bhatoegana usahkan mengundurkan diri malah kini dia sudah menyiapkan dana Rp. 1,5 miliar untuk mencalonkan diri kembali menjadi caleg 2014-2019
Demikianlah bila kita membandingkan sikap dan moral Sutan Bhatoegana dengan sikap dan moral Takeshi Tokuda anggota DPR Jepang .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H