Mohon tunggu...
Andiana sari Official
Andiana sari Official Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Gizi dan Dietetika di Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar, Sulawesi Selatan. Saya memiliki hobi menulis dan membaca novel, saya juga kerap menulis puisi atau qoute tentang kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menuju Gizi Sehat: Target dan Tantangan Global 2025

23 Agustus 2024   09:06 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gizi sehat merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan, manusia dan masyarakat. Dalam konteks global malnutrisi, baik dalam bentuk kekurangan gizi maupun kelebihan gizi telah menjadi tantangan yang semakin mendesak. Untuk mengatasi masalah ini,Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan enam target gizi global yang harus dicapai pada tahun 2025. target ini mencakup pengurangan angka stunting, anemia, dan kelebihan berat badan pada anak, serta peningkatan tingkat menyusui ekslusif. Meskipun terget ini memmberikan arah yang jelas, tantangan yang dihadapi dalam mencapainya sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang terintegrasi. 

Salah satu target utama adalah mencapai pengurangan 40% dalam jumlah anak di bawah lima tahun yang mengalami stunting. Stunting adalah indikator penting dari malnutrisi yang dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 155 juta anak di seluruh dunia yang mengalami stunting, dan jika tidak ada tindakan yang signifikan, angka ini diproyeksikan akan terus meningkat. Untuk mencapai target ini, diperlukan intervensi yang berfokus pada peningkatan gizi ibu hamil dan menyusui, serta akses yang lebih baik terhadap makanan bergizi bagi anak-anak.

Selain itu, target untuk mengurangi anemia pada wanita usia reproduktif sebesar 50% juga sangat penting. Anemia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kehamilan yang berisiko dan penurunan produktivitas. Meskipun ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, prevalensi anemia di banyak negara masih tinggi. Oleh karena itu, program-program yang meningkatkan asupan zat besi dan nutrisi lainnya harus diperkuat, terutama di daerah-daerah yang paling terdampak.

Tantangan lain yang dihadapi adalah meningkatnya angka kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak. Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi kelebihan berat badan pada anak di bawah lima tahun telah meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan lingkungan yang tidak mendukung gaya hidup sehat. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada pendekatan yang komprehensif, termasuk pendidikan gizi, promosi aktivitas fisik, dan regulasi terhadap iklan makanan tidak sehat yang ditujukan kepada anak-anak.

Salah satu aspek penting dalam mencapai target-target ini adalah meningkatkan tingkat menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Menyusui eksklusif memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu dan anak, termasuk pengurangan risiko infeksi dan peningkatan perkembangan otak. Namun, saat ini, kurang dari 40% bayi di seluruh dunia mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Untuk meningkatkan angka ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kebijakan yang mendukung cuti melahirkan, pendidikan bagi ibu, dan kampanye kesadaran masyarakat.

Meskipun target-target ini memberikan kerangka kerja yang jelas, tantangan yang dihadapi dalam mencapainya sangat beragam. Salah satu tantangan utama adalah ketidaksetaraan dalam akses terhadap makanan bergizi. Di banyak negara, terutama di daerah pedesaan dan komunitas yang kurang beruntung, akses terhadap makanan sehat masih terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kebijakan yang memastikan akses yang adil terhadap makanan bergizi bagi semua lapisan masyarakat.

Selain itu, kolaborasi lintas sektor juga sangat penting dalam mencapai target-target ini. Gizi tidak dapat dipisahkan dari sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, dan pertanian. Oleh karena itu, perlu ada integrasi antara kebijakan gizi dan kebijakan di sektor-sektor tersebut. Misalnya, program pendidikan yang mengajarkan anak-anak tentang pentingnya gizi sehat dapat membantu membentuk kebiasaan makan yang baik sejak dini.

Peran masyarakat juga tidak dapat diabaikan. Keterlibatan masyarakat dalam program-program gizi sangat penting untuk memastikan keberhasilan intervensi. Masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program gizi, sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan program tersebut. Selain itu, dukungan dari donor dan jaringan institusi informal juga sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung intervensi gizi.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk memiliki komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan. Dengan tindakan yang terkoordinasi dan pendekatan yang berbasis bukti, kita dapat mengatasi tantangan malnutrisi dan bergerak menuju gizi sehat bagi semua. Target-target gizi global 2025 bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan kerja sama dan dedikasi, kita dapat mewujudkan visi ini dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun