Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita. Kehamilan merupkan masa kehidupan paling penting. Dimasa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat akan melahiran bayi yang sehat. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat memepengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat dan cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK), malnutrisi dan anemia. Ibu hamil yang mengalami masalah gizi tersebut akan mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trisemester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Sehingga mengakibatkan ibu hamil memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya.
Selama kehamilan terjadi perubahan metabolisme dalam penyerapan nutrisi. Perubahan metabolisme ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil yang meningkat dan kebutuhan janin yang sedang tumbuh dan berkembang. Tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat gizi dibanding dengan wanita tidak hamil.
Salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan selama kehamilan adalah protein. Protein berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan sel yang menunjang pertumbuhan janin. Hampir 70 % protein digunakan untuk kebutuhan janin. Protein juga berperan dalam pertumbuhan plasenta dan cairan amnion (air ketuban). Apabila pertumbuhan plasenta tidak mencukupi, pertumbuhan plasenta akan terhambat. Selama kehamilan ibu juga mengalami berbagai perubahan fisiologis. Protein yang berperan dalam pembentukan jaringan dan regenerasi sel memiliki peran penting, terutama untuk perbanyakan sel payudara, rahim dan volume plasma. Saat hamil volume plasma ibu bertambah hingga 50 %, sehingga dibutuhkan protein yang cukup untuk menunjang proses tersebut. Protein juga dapat menjadi cadangan makanan. Cadangan ini dipakai untuk persiapan persalinan, masa sehabis melahirkan dan menyusui. Asupan protein yang cukup juga dibutuhkan untuk meningkatkan hemoglobin sehingga mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Sebaiknya 2/3 bagian dari protein yang dikonsumsi berasal dari sumber protein dengan nilai biologis tinggi yaitu dari sumber protein hewani, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.
SUMBER REFERENSI
- Departemen Kesehatan RI. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta: DepkesRI.
- Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced Nutrition in Reproductive Health). Bandung: ALFABETA.
- Fikawati S, Syafiq A, Karima K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H