Mohon tunggu...
Andi Alny Hilwany
Andi Alny Hilwany Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Product Manager di PT ISMUT FITOMEDIKA INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obat Kimia atau Obat Herbal, Mana yang Lebih Baik?

25 Februari 2021   12:46 Diperbarui: 25 Februari 2021   12:54 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
obat herbal atau kimia - gambar-gambar: pointe-claire.ca, unicri.it

Kian hari kian banyak orang yang beralih dari penggunaan obat kimia menjadi obat herbal atau alami dengan mempertimbangkan beberapa alasan ditambah fakta- fakta yang telah terbukti menyatakan bahwa penyakit yang sudah divonis oleh medis tidak dapat disembuhkan lagi, faktanya mampu diatasi dengan menggunakan obat herbal atau alami. Walaupun efek dari penyembuhan tidak relatif lebih cepat dibanding obat kimia, namun secara medis obat herbal mampu mengatasi penyakit hingga ke akar permasalahannya, tidak hanya menyembuhkan gejalanya saja.

Simak perbedaan-perbedaan antara obat kimia dan obat herbal berikut ini;

Obat Kimia

  1. Terdapat efek samping yang bisa berupa efek langsung ataupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik sementara tubuh manusia bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas pada kadar yang dapat diterima dan ditoleransi tubuh.
  2. Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejala dari penyakit saja tetapi tidak menyembuhkan sumbernya, yang artinya bersifat simptomatis yaitu hanya untuk mengurangi efek sakit atau ketidaknyamanannya saja. Intinya, obat kimia hanya mampu memperbaiki beberapa sistem tubuh.
  3. Bersifat paliatif, yang artinya penyembuhan bersifat spekulatif; bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak, endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.
  4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, patah tulang, infeksi akut dan lain sebagainya.
  5. Reaksi cepat namun bersifat destruktif, yang artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus menerus dalam jangka waktu lama.
  6. Harga relatif lebih mahal, hal ini disebabkan obat kimia, bahan obat kimia atau alat- alat dengan teknologi canggih tidak terdapat di dalam negeri atau harus didatangkan dari negara-negara yang terkenal dengan produsen obatnya. Hal ini yang menyebabkan obat kimia relatif lebih mahal dibanding obat herbal yang pengolahan dan bahannya terdapat di negara kita sendiri.

Obat Herbal

  1. Obat herbal tidak hanya berhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tapi juga mampu mengobati penyakit hingga ke akar permasalahannya. Hal ini terjadi karena obat herbal bersifat menyeluruh dan bekerja langsung pada sumbernya, sehingga tidak hanya gejalanya saja yang dapat dihilangkan. Titik fokus obat herbal selain menyembuhkan penyakit juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
  2. Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu herbal tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun kita tetap perlu berhati-hati karena beberapa jamu tradisional tidak diproduksi secara higienis dan bahan bahan pembuatanya dicampur dengan menggunakan bahan kimia sehingga sangat berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya adalah kontaminasi bakteri atau jamur akibat ketidakhigienisan proses dan zat kimia yang ditambahkan untuk memproduksinya. Untuk mengetahui apakah obat herbal atau jamu yang kita konsumsi benar benar aman, cara paling sederhananya adalah lihat merek jamu tersebut apakah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI atau tidak. BPOM RI bertugas mengawasi produksi obat (salah satunya) sehingga berwenang untuk memberikan izin apakah obat boleh di jual di pasaran atau tidak.
  3. Multi khasiat atau bersifat multipathway. Artinya penggunaan obat herbal tidak hanya menyembuhkan 1 penyakit saja, melainkan terkadang bisa beberapa penyakit sekaligus karena komposisi bahan aktif di dalam tanaman tersebut memiliki banyak khasiat dan bekerja secara sinergis. Salah satu contoh sederhananya jika Anda mengonsumsi jahe untuk melegakan tenggorokan, bukan tenggorokan Anda saja yang sembuh tapi jahe juga sekaligus melangsingkan perut buncit, menambah stamina, menghangatkan badan dan lain sebagainya.
  4. Aplikasi atau penggunaanya lebih sederhana. Jika diagnosa medis sudah jelas maka pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga. 
  5. Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
  6. Bersifat kuratif, artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya berfokus pada sumber atau penyebab penyakit.
  7. Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun serta jenis penyakit degeneratif yang memerlukan pengobatan lama.
  8. Reaksi cenderung lebih lambat, akan tetapi bersifat konstruktif yaitu memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak. Sebagai contoh tanaman meniran (Phyllanthus niruri) yang memiliki efek seperti antibiotik. Ia tak langsung membunuh kuman, namun mengaktifkan kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan sel-T yang merupakan pembunuh alami kuman. Meniran tidak bekerja langsung menghentikan serangan kuman tetapi dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kuman. Tak heran bila dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk merasakan efek obat herbal dibandingkan jika kita mengonsumsi obat kimia. 
  9. Obat herbal cenderung lebih aman karena memiliki efek samping yang relatif lebih kecil, bahkan ada yang tidak memiliki efek samping sama sekali jika digunakan secara tepat. Bahkan obat herbal sangat baik digunakan karena memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).

Demikian beberapa uraian perbedaan obat kimia dan obat herbal. Namun, petunjuk dokter tentu akan sangat berguna dalam mengonsumsi obat apapun baik itu obat herbal maupun kimia, karena Anda memerlukan diagnosa penyakit dari dokter terlebih dahulu sebelum menentukan obat apa yang cocok bagi penyakit Anda. Salam Sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun