Mohon tunggu...
Andi Alny Hilwany
Andi Alny Hilwany Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Product Manager di PT ISMUT FITOMEDIKA INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-hati, Endometriosis Pengaruhi Kesuburan Wanita!

11 Februari 2021   11:11 Diperbarui: 16 Februari 2021   13:23 1921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Endometrosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Hal ini disebabkan oleh jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, seperti serviks atau vagina. Endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-pengaruh dari lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor lingkungan seperti pemakaian wadah plastik, microwave dan alat memasak dengan jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis.

Penyakit endometriosis umumnya muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai 5 – 10 % pada wanita umumnya dan lebih dari 50 % terjadi pada wanita perimenopause (periode transisi yang dialami wanita saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi atau menopause). Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71 – 87 % kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat menstruasi dan 38 % yang muncul akibat keluhan infertil (mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 40 % pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Selain itu juga 10 % endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis dalam keluarganya.

Fakta-fakta menunjukan adanya hubungan antara endometriosis dengan infertilitas. Endometriosis ditemukan 50 % pada wanita infertil. Pasien infertil dengan endometriosis ringan tanpa perawatan dapat hamil dengan rata-rata 2 % sampai 4,5 % perbulan, dibandingkan pada normal fertilitas dari 15 % sampai 20 % perbulannya. Pasien infertil dengan endometriosis sedang dan berat memiliki rata-rata kehamilan tiap bulannya kurang dari 2 %. Endometriosis berhubungan dengan infertilitas, walau memang tidak semua wanita yang memiliki endometriosis adalah infertil. Sebagai contoh banyak wanita menjalani sterilisasi tuba tercatat mengalami endometriosis. Diperkirakan bahwa endometriosis merubah secara tidak langsung keadaan rongga pinggang dengan menimbulkan perlekatan pada organ-organ rongga pelvik sehingga mengganggu fungsi dari organ tersebut. Teori mencakup inflamasi, perubahan sistem imun, perubahan hormon, gangguan fungsi tuba falopii, fertilitas dan implantasi. Dari teori ini lebih mudah untuk dipahami bagaimana endometriosis sedang dan berat dapat mengurangi fertilitas, karena sebagian besar perlekatan di rongga pinggang menyebabkan tidak terjadinya ovulasi, menghalangi sperma masuk ke tuba falopii dan menghalangi kemampuan tuba falopii menangkap ovum selama ovulasi.

Jenis gangguan yang bisa ditimbulkan oleh endometriosis antara lain dispareunia (nyeri saat senggama), terjadi inaktifasi sperma atau fagositosis sperma oleh makrofag, penurunan mortalitas dan fungsi tuba falopii akibat prostaglandin yang dilepaskan dan adanya kegagalan fungsi ovarium yang meliputi anovulasi (sel telur atau ovum yang gagal matang sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma) dan pelepasan gonadotropin (hormon yang mendukung perkembangan normal telur di dalam indung telur) menjadi terganggu.

Bagaimana mendeteksi awal endometriosis terjadi? Endometriosis kerap menimbulkan keram dan rasa sakit yang tak tertahankan, terutama pada area panggul, sakit saat buang air besar atau kecil dan volume darah yang berlebihan saat menstruasi.

Sebenarnya ada satu tanaman yang bisa direkomendasikan untuk membantu mengatasi masalah endometriosis, yatu kunyit atau Curcuma domestica. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang memiliki efek antiinflamasi atau anti peradangan dan antioksidan. Karena itulah, kunyit bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan rahim termasuk membantu meringankan gejala-gejala endometriosis. Potensi senyawa kurkumin untuk mengatasi endometriosis terkait dengan efektifitasnya dalam menurunkan produksi estradiol; salah satu bentuk hormon estrogen yang berkaitan erat dengan endometriosis. Penurunan produksi hormon ini akan menghambat pertumbuhan jaringan di luar rahim sehingga menghambat proses terjadinya endometriosis. Senyawa kurkumin juga bekerja menghambat pelepasan hormon prostaglandin oleh enzim siklooksigenase. Prostaglandin merupakan mediator nyeri yang dilepaskan saat tubuh mengalami peradangan, sehingga dengan penghambatan terhadap prostaglandin, kurkumin akan menghambat timbulnya rasa nyeri. Kunyit juga dapat meningkatkan produksi sel-sel ovum, membantu perkembangan folikel semakin cepat sehingga semakin cepat pula sel ovum atau sel telur matang, sehingga hal ini akan mempercepat waktu ovulasi atau pembuahan.

SUMBER REFERENSI

  • Rayburn, W. F., Christopher C. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika. Jakarta. Hal 278-282.
  • American Fertility Society. 2007. Booklet Endometriosis A Guide for Patients. American Society For Reproductive Medicine. Alabama (http://www.asrm.org/Patients /Booklet/Endometriosis.pdf  diakses  pada tanggal 28 Januari 2010). Hal 16.
  • Kusmana Dadang, dkk. 2007. Efek Estrogenik Ekstrak Etanol 70 % (Curcuma domestica VAL.) terhadap Mencit (Mus musculus L.) Betina yang Diovariektomi. Makara SAINS Vol. 11 No.2 Nov 2007: 90-97.
  • Nugroho Nurfina Aznam. 1994. Menstruasi dan Kunyit. Cakrawala Pendidikan No. 3 Tahun XIII, November 1994.
  • Moherbati R, et al. 2017. The effects of Curcuma longa and curcumin on reproductive systems. ENDOCRINE REGULATIONS, Vol. 51, No. 4, 220–228, 2017.
  • Abu-taweel Gasem Mohammad. 2020. Curcumin palliative effects on sexual behavior, fertility and reproductive hormones disorders in mercuric chloride intoxicated mice off spring. Journal of King Saud University – Science 32 (2020) 1293–1299.
  • Wulandari Ayu, dkk. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa Linn.) dalam Mengatasi Dismenorea. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Majority Volume 7 Nomor 2 Maret 2018.
  • Saraswati Tyas Rini, et al. 2014. Effect of Turmeric Powder to Estriol and Progesterone Hormone Profile of Laying Hens During One Cycle of Ovulation. International Journal of Poultry Science 13 (9): 504-509, 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun