Maag atau gastritis adalah kondisi peradangan atau terkikisnya lapisan pada dinding lambung yang disebabkan kegagalan mekanisme perlindungan lambung dimana terjadi ketidakseimbangan antara produksi lendir atau mukus pada lapisan mukosa dengan produksi asam lambung. Mukus di sini berfungsi untuk menetralisir asam lambung berlebih, akibatnya asam lambung terus meningkat hingga menyebabkan luka dan perih pada lambung.
Beberapa tahun lalu, Avijit Sarkar, seorang peneliti dari Divisi Bakteriologi pada Institute of Cholera and Enteric Diseases Kolkata India, mengungkapkan sebuah fakta baru terkait gastritis. Dalam jurnalnya, beliau membeberkan bagaimana sebuah senyawa kimia bernama kurkumin ternyata mampu memperbaiki kerusakan sel-sel epitel mukosa lambung yang luka akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori; bakteri patogen yang bisa bertahan hidup dalam suasana lambung yang asam. Kurkumin mencegah kenaikan asam lambung karena kurkumin mempunyai efek anti reseptor H2 yang digunakan untuk mencegah ulkus lambung akibat pelepasan histamin. Kurkumin menghilangkan atau melapisi dinding mukosa lambung yang terluka dan menurunkan asam lambung.
Kurkumin mampu bekerja sebagai anti oksidan, anti radang, anti bakteri, anelgesik (penghilang rasa sakit) dan anti alergi. Apakah pengobatan dengan kurkumin bisa memberikan angin segar bagi penderita maag? Jika berpedoman pada penemuan terbaru ini, tentu saja bisa dan senyawa kurkumin merupakan senyawa utama yang terkandung pada tanaman temulawak atau dengan nama latin Curcuma xanthorrhiza.
Bagaimana dengan paliasa? Tanaman bernama latin Kleinhovia hospita ini dirangkum dari beberapa jurnal mengandung senyawa kardenolin, bufadienol, kumarin dan antraquinone. Paliasa mampu bekerja sebagai anti radang, analgesik dan anti alergi dengan cara menghambat sintesis prostaglandin sebagai mediator nyeri, sama seperti temulawak. Paliasa juga mengandung zat anti oksidan yang dapat menetralkan kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. Dengan demikian paliasa juga bisa bekerja sebagai imunomodulator lambung.
Kombinasi ekstrak tanaman temulawak dan paliasa layak dijadikan pilihan untuk pengobatan lambung. Aktifitas farmakologi yang bekerja sinergis antara keduanya adalah alasan yang cukup kuat, disamping tentu saja jurnal-jurnal maupun publikasi ilmiah pendukung. Akan tetapi Anda harus pandai-pandai menyeleksi dalam pemilihan sediaan herbal temulawak dan paliasa untuk dikonsumsi, Anda harus jeli mencari tahu bagaimana metode pengolahan ekstraknya dan apakah sudah ada izin edar BPOM nya, agar produk yang Anda konsumsi terjamin keamanannya.
Sumber referensi:
- Sarkar Avijit et al. 2016. Curcumin as a potential therapeutic candidate for Helicobacter pylori associated diseases. World Journal of Gastroenterology 2016 March 7; 22 (9).
- Tayeb, Rosani dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Bioaktif Daun Paliasa dan Uji aktivitasnya terhadap Artemia salina. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol 11 No. 3.
- Yunita dkk. 2009. Skrining Fitokimia Daun Tumbuhan Katimaha (Kleinhovia hospita L.). Sains dan Terapan Kimia, Vol. 3 No. 2, 112 – 123.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H