Mohon tunggu...
Andi Abdika Samuelson Barus
Andi Abdika Samuelson Barus Mohon Tunggu... -

I Play What I Feel and I Feel What I Play

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wakil Rakyat Patut Mencontoh Musisi Dalam Menciptakan Harmonisasi

15 Maret 2015   23:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melihat banyak nya terjadi kericuhan para wakil rakyat saat menggelar rapat, seakan menjelaskan bagaimana perilaku dan etika mereka yang "mengaku" wakil rakyat, yang mengaku ingin membantu menyalurkan aspirasi rakyat hanya bualan semata. Saling ingin menang sendiri dalam rapat, ingin menjadi satu-satunya yang berbicara dalam rapat, dan yang paling mengecewakan tidak ingin mendengar pernyataan orang lain, dan langsung memotong pembicaraan orang lain. Ketika  media memperlihatkan cuplikan beberapa video kericuhan para wakil rakyat saat menggelar rapat kepada publik, ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap wakil rakyat mulai hilang, bahkan ada yang menyakini dirinya, berjanji menjadi golput terhadap pemilu ataupun pilkada ataupun pemilu legislatif. Sebenarnya, para wakil rakyat perlu banyak belajar dari musisi ketika saat menggelar rapat. Tidak bisa dibayangkan ketika, pemain gitar tidak mendengarkan drum, pemain piano tidak mendengar perkusi, lebih singkatnya, Bagaimana sebuah kelompok musik akan menghasilkan suatu  harmonisasi yang indah, jika antara para pemain tidak saling mendengar. Para wakil rakyat pun seharusnya begitu, mendengar satu sama lain, bukan malah memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara, yang bisa mengundang kericuhan di tengah rapat yang sedang berlangsung. Para wakil rakyat perlu mengetahui bahwa manusia diciptakan dua telinga dan satu mulut, yang jelas-jelas mengartikan bahwa kapasitas mendengar jauh lebih banyak daripada berbicara. Bilamana itu dilakukan, akan terjadi sebuah keharmonisan yang terjadi. Sama seperti musisi yang saling mendengarkan antara pemain guna tercipta sebuah harmonisasi yang indah. Perbedaan itu biasa, dari perbedaanlah kita banyak belajar bagaimana menghargai sebuah persatuan yang tercipta. Perlu diketahui, persatuan itu dari perbedaan, dan perbedaan itu yang membuat persatuan menjadi begitu berkesan dan memiliki nilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun