Mohon tunggu...
Andi Wijianto
Andi Wijianto Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang suka akan Demokrasi dan mengagumi Pancasila :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka Konflik Internasional

21 Juli 2014   06:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:44 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duka Konflik Internasional

Oleh. Andi Wijianto

Perang merupakan sebuah hal yang mungkin sangat menakutkan di era moderen ini. Namun perang yang terjadi akibat konflik berkepanjangan terus terjadi di belahan dunia. Tiap kubu tentunya selalu memiliki kepentingan sendiri dan anggapan bahwa kelompoknya yang paling benar. Tentunya terbesit satu pertanyaan dalam diri setiap manusia yang hidup. Apakah perang merupakan sebuah jalan yang evektif untuk menyelesaikan suatu konflik? Tentunya orang yang menjunjung tinggi perdamaian menjawab dengan lantang “Tidak”. Perang menurut orang yang menjunjung perdamaian bukanlah jalan yang evektif namun justru akan memperkeruh keadaan.

Apabila dilihat dari sisi kemanusiaan perang pastilah merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Tentunya banyak korban jiwa yang akan berjatuhan membuang nyawa. Apalagi apabila korban yang berjatuhan adalah masyarakat sipil yang tidak tahu menau dan tidak campur tangan dengan konflik yang bersangkutan. Hak hidup seorang manusia pastilah akan tercabut akibat adanya perang. Dilihat dari sisi ekonomi tentunya akan banyak sekali kerugian finansial yang akan terbuang sia-sia mulai dari sarana dan prasarana pembangun ekonomi negara yang akan hancur dan bahkan sumber daya manusia yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi akan hilang. Tak hanya itu kebutuhan pokok yang penting untuk kelangsungan hidup manusia akan hilang. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan hanya tinggal mimpi di mata korban perang.

Indonesia yang merupakan negara yang menjunjung tinggi perdamaian tentulah sangat menentang peperangan. Hal itu tercermin dalam pembukaan UUD 1945 “...Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Ini menunjukan bahwa indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi perdamaian. Namun di dunia ini ada 2 kubu yang saling mengangkat senjata untuk menyelesaikan konflik.

Konflik Israel dan Palestina

Dikutip dari news.liputan6.com Sejak negara Israel berdiri pada 14 Mei 1948, wilayah Palestina khususnya Jalur Gaza terus bergolak. Wilayah seluas 365 kilometer persegi ini seolah menjadi penjara besar bagi sekitar 1,7 juta bangsa Palestina yang tinggal di wilayah tersebut. Jalur Gaza diduduki oleh Israel sejak tahun 1967 setelah memenangkan perang Arab-Israel. Israel yang didukung Amerika Serikat mengalahkan 3 negara Arab yaitu Mesir, Suriah, dan Yordania dengan hanya dalam waktu 6 hari.

Di tahun 2014 ini konflik masih terus berlanjut dan hari ini memasuki hari ke 14. Serangan-serangan darat terus terjadi. Perang roket terus terjadi ratusan roket telah dijatuhkan di jalur gaza dan menewaskan ratusan penduduk gaza. Miris tentunya dimana masyarakat sipil yang tidak berdosa menjadi korban akibat perang. Perang yang harusnya tidak dilakukan untuk menyelesaikan konflik namun kini malah menjadi jalan yang diambil oleh negara-negara tersebut. Negara-negara yang ada di dunia ini tentunya menentang perang yang sudah terjadi sejak puluhan tahun tanpa terjadi kesepakatan damai. Pertemuan-pertemuan untuk membahas gencatan senjata dan perdamaian gagal menuai hasil. Dalam keadaan ini tentunya yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan rasa sadar akan penghargaan hidup tiap manusia dalam tiap-tiap individu. Selain itu perlu adanya kesadaran tenggang rasa, menghormati sesama dan menyadari akan hak dan kweajiban masing-masing orang. Apabila hal ini tertanam dalam kedua belah pihak yang berperang maka tentunya tidak akan ada nyawa tak berdosa yang terbuang.

Konflik Rusia dan Ukraina

Dikutip dari Bisnis.com Konflik yang terjadi di ukraina terjadi karena pemberontak separatis Ukraina yang pro Rusia masih terus berjuang untuk menyatukan wilayahnya dengan negara bekas Uni Soviet tersebut. aksi pemberontakan itu berhasil membuat sebagian wilayah Ukraina, yakni Crimea, mendeklarasikan diri bergabung dengan Rusia melalui sebuah referendum.

Konflik yang panas terus terjadi hingga terjadilah kecelakaan pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines (MAS) nomor penerbangan MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia pada Kamis (17/7) yang palah menambah ketegangan kedua negara. Saling melontar kesalahan terjadi antar kedua negara. Ini menyebabkan hubungan antara ukraina dan rusia semakin memanas. Ada anggapan bahwa pesawat MH17 ditembak oleh roket yang ditembakan oleh salah satu pihak. Namun ini masih menjadi tanda tanya besar di kalangan Internasional.

Hadirnya konflik besar antara 4 negara ini menimbulkan kekacauan yang cukup mengganggu kesetabilan dan keamanan internasional. Bumi yang sudah tua ini harusnya di jaga dan dilestarikan. Bukanlah peperangan yang terus dan terus digencarkan. Peperangan bukanlah jalan keluar bagi umat manusia untuk memperoleh keadilan. Kesadaran akan berbahayanya tiap-tiap manusia di dunia ini perlu ditingkatkan agar tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia di tengah dunia yang moderen ini.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun