Mohon tunggu...
Andi Krisnanto
Andi Krisnanto Mohon Tunggu... -

Lahir di kota telor asin,pernah belajar elektro,struktur sipil, pendidikan matematika, insya Allah magister sipil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bertanya dengan Efektif

9 September 2014   05:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada satu asumsi yang salah mengenai proses belajar. Pada umumnya kita berasumsi bahwa bila guru mengajar maka murid pasti belajar. Benarkah demikian? Tentu saja tidak. Mengajar merupakan satu proses. Belajar juga satu proses tersendiri. Di antara mengajar dan belajar terdapat jurang pemisah yang cukup lebar. Tugas kita sebagai orangtua dan pendidik adalah menyediakan jembatan penghubung sehingga terjadi koneksi antara mengajar dan belajar (W. Gunawan Adi).

Ada salah persepsi dari orang tua atau guru sekalipun tentang pengertian gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang dirasa paling menyenangkan dan mudah dalam menyerap suatu informasi. Sebenarnya ada lima cara untuk belajar yaitu belajar berdasar indera penglihatan (visual), indera pendengaran (auditori), gerakan/perabaan (kinetetik), indera penciuman (olfaktori), dan indera rasa (gustatori). Lima jalur masuk informasi ini adalah kelima indera kita. Sebenarnya ada satu lagi yaitu melalui pikiran kita (W. Gunawan Adi).

Menjembatani jurang pemisah yang terjadi antara mengajar dan belajar siswa kiranya dengan sebuah pertanyaan - pertanyaan efektif yang dilontarkan oleh guru dapat menjadi penghubung gap diantaranya. Hal ini sejalan dengan apa yang di sampaikan Hasibuan (1998) pola pembelajaran yang efektif adalah pola pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa, artinya guru tidak harus selalu menjadi pihak yang lebih dominan, pada pola pembelajaran ini guru tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi informasi tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang dan menggerakkan siswa secara aktif. Selain itu guru harus dapat menimbulkan keberanian siswa baik untuk mengeluarkan idenya atau sekedar hanya untuk bertanya, hal ini disebabkan karena mengajar bukanlah hanya suatu aktivitas yang sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, melainkan suatu proses yang menuntut perubahan peran seorang guru dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk membelajarkan siswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi perubahan-perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada umumnya.

Guru juga dituntut untuk selalu berinovasi untuk membuat pertanyaan yang membutuhkan jawaban tingkat tinggi sehingga siswa terbiasa berlatih berpikir analisis dan logis dalam memberikan jawaban.Hal ini dapat terjadi jika guru mahir memberikan pertanyaan-pertanyaan open-ended sehingga memungkinkan adanya jawaban yang beragam dengan tingkat kebenaranya yang hamper sama. Guru harus mulai meninggalkan pertanyaan semisal Apa? Mana ? yang hanya membutuhkan jawaban seragam, yang hanya mengandalkan hafalan/ingatan sehingga guru tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman suatu konsep yang diajarkan, atau sejauh mana siswa mampu menganalisis, menilai, menyimpulkan, membandingkan, menggeneralisasi, membuat hubungan, menerapkan, menjelaskan suatu konsep dengan bahasa mereka sendiri.

Sudah saatnya kita mulai merubah paradigma pembelajaran yang bersifat techer oriented dimana guru sebagai sumber belajar, sehinggan tidak terjadi komunikasi, karena informasi hanya berjalan dalam satu jalur, yaitu dari sisi guru. Paradigma siswa hanya sebagai obyek pembelajaran harus mulai ditinggalkan, karena hanya akan mencetak generasi yang miskin kemampuan analisisnya.

Dibanyak forum-forum ilmiah pola pembelajaran scientific mulai banyak di wacanakan, termasuk juga di adopsi dalam pola pembelajaran kurikulum 2013, yang mengunakan pendekatan scientific untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa.

"Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun