Di era milineal seperti sekarang, literasi menjadi perhatian yang cukup krusial di dunia Pendidikan Indonesia. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Terlebih dikalangan pelajar, literasi sangat penting dalam memahami pelajaran, karena tanpa mengerti konsep dan dasar suatu bidang ilmu, sangat sulit untuk mengejakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru dan menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan pelajar dalam suatu bidang ilmu.
Rendahnya minat baca pada generasi muda tidak terlepas dari penggunaan teknologi yang tidak tepat. Disaat informasi dengan mudahnya didapatkan diera sekarang, membuat pelajar sangat bergantung dengan teknologi sehingga tanpa teknologi atau sulit mencari informasi, maka tidak ada yang mereka ketahui. Padahal seharusnya teknologi haruslah dijadikan sebagai penunjang dalam mencari informasi yang kurang atau belum lengkap tentang suatu konsep bidang ilmu. Disamping itu, tanpa konsep yang dimiliki sebelumnya maka informasi yang didapat dari media masa akan sangat rawan karena, maraknya hoaks atau infomasi yang tidak lengkap. Sehingga, sebagai pelajar seharusnya bisa bijak dalam memfilter informasi yang didapat dari media online.
Disini lah peran guru di era sekarang ini, guru sekarang tidak hanya memikirkan apa yang akan disampaikan kepada para siswa, tetapi memikirkan bagaimana agar siswa-siswi mau menerima apa yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode-metode yang inovatif dan menyenangkan. Salah satu metode yang menyenangkan adalah menggunakan game atau permainan yang memanfaatkan teknologi; contohnya simulator game.
Simulator game adalah game real time yang didesain agar pemainnya bisa merasakan seolah-olah melakukan sesuatu secara langsung didalam game tersebut. Game simulator banyak jenisnya dan tersedia di perangkat computer maupun android dan kebanyakan berbasis offline atau tanpa menggunakan paket internet sehingga game ini murah dan mudah diakses oleh peserta didik. Beberapa contoh game simulator adalah; cooking simulator, bus simulator, airplane simulator, universe sanbox dan masih banyak lagi. Beberapa game tersebut sangat cocok digunakan untuk pembelajaran. Contohnya saja universe sanbox, game ini cocok digunakan untuk pembelajaran astronomi, sehingga peserta didik bisa melihat dan mendemostrasikan berbagai fenomena langit seperti gerhana bulan, rotasi bumi, revolusi bumi dan lain sebagainya.
Salah satu contoh game simulator yang pernah saya gunakan adalah cooking simulator game, yang tersedia pada perangkat android secara offline. Saya menggunakan game cooking simulator untuk pembelajaran teks prosedur membuat makanan. Pada game cooking simulator tersebut, kita seolah-olah berperan sebagai seorang cheft yang diharuskan membuat berbagai macam makanan berdasarkan resep dan instruksi yang ada pada game tersebut. Hal ini sangat membantu peserta didik yang kesulitan untuk membuat teks prosedur khususnya mengguanakan Bahasa Inggris. Tagihan akhirnya adalah peserta didik diminta untuk mejelaskan apa yang mereka lakukan didalam game dalam bentuk video. Bentuk tagihannya adalah video yang mirip dengan konten-konten youtuber gaming.
Kelebihan dari metode ini, selain meningkatkan motivasi peserta didik yang malas dalam membaca teks. Menggunakan game lebih meningkatkan minat peserta didik dalam membaca. Selain itu, mengajarkan pelajar untuk membuat konten Youtube sederhana yang hanya menggunakan gadget bisa menjadi bekal mereka yang memiliki keinginan untuk berprofesi sebagai conten creator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H