Beberapa pekan lalu saya menemukan berita bahwa Bapak Prabowo subianto Calon presiden RI No urut 2 ini diberikan penghargaan berupa bintang 4 atau istilahnya Jendral Kehormatan oleh bapak Presiden RI Jokowidodo pada 21 Februari 2024 Pasca Pemilihan Umum. ya walaupun banyak pendapat yang mengatakan penghargaan tersebut seharusnya diberikan saat seseorang masih menjabat sebagai TNI bukan Purna TNI, namum entahlah bagaimana prosedur pemberian penghargaan tersebut yang merupakan hak prerogatif presiden, saya juga kurang paham soal itu.
Namun terlepas dari itu aksi Jokowi memberikan Penghargaan terhadap Bapak Prabowo Subianto mengingatkan saya pada sejarah kerajaan Bone sebelum terjadi peristiwa Rumpa'na Bone atau Runtuhnya Kerajaan Bone yang dalam praktiknya hampir sama dengan yang terjadi saat ini. Pada masa itu kerjaan Bone dan Hindia belanda memiliki hubungan baik yang di awali pada masa kerajaan Arung Palakka sebagai raja Bone ke-15 yang pada saat itu meminta bantuan kepada pasukan Belanda untuk menyerang kerajaan Gowa.Kemudian berlanjut hingga masa kerajaan La Pawwawoi Karaeng Sigeri raja Bone ke-31 yang menurut penafsiran belanda pengangkatan Lapawawwoi sebagai raja ada campur tangan dari pihak Hindia Belanda. Dilantiknya Lapawwawoi karaeng sigeri menjadi Arumpone menghasilkan sebuah perjanjian antara Hindia Belanda dan Kerajaan Bone yang pada saat itu di tanda tangani langsung oleh Arumpone.
Setelah pelantikan La Pawwawoi sebagai arumpone atau raja Bone ke -31, Gubernur Jendral Hindia Belanda dari Batavia memberikan penghargaan berupa Bintang De Groote Gaunden Ster Van Verdienste kepada Lappawawoi, berharap bahwa bintang penghargaan itu bisa mengikat Arumpone agar bisa terus di ajak menjadi mitra Hindia Belanda yang setia sebagai penguasa di Bone. Ia diharapkan dapat bertindak melindungi kepentingan Hindia Belanda di Bone dan seluruh Celebes, khususnya kepentingan dagang Hindia Belanda.
Bintang emas penghargaan tersebut bisa kita tafsirkan hanyalah sebagai alat bagi Hindia Belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di Sulawesi Selatan dengan mudah.
Namun dalam catatan sejarah La Pawwawoi akhirnya menyadari bahwa Hindia Belanda terlalu banyak mengintervensi atau mengambil keuntungan atas hubungan baik Hindia Belanda dan Arumpone. Lappawawoi bahkan melepas dan melemparkan Bintang emas yang sudah lama tersemat dalam pakaian resminya sebagai raja. Bintang emas berbentuk bunga matahari yang mekar dengan gambar mahkota Belanda ditengahnya.
Bukan hanya itu La Pawawwoi Karaeng Siger menolak untuk menandatangani ultimatum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda, Ultimatum itu berisi peraturan baru yang membuat martabat kerajaan Bone dijatuhkan oleh Hindia Belanda, hal inilah yang memicu terjadinya peperangan.
Dalam hal ini Penulis tentu tidk punya kapasitas dalam menebak apa maksud Bapak Presiden Jokowidodo memberikan Bintang 4/Pangkat Jendral Kehormatan kepada Bapak Prabowo Subianto Calon Presiden RI yang saat ini memiliki jumlah suara terbanyak dan hampir pasti menjadi Presiden RI selanjutnya. Namun catatan sejarah yang terjadi di Kerajaan Bone pada masa Arumpone raja ke -31 sangat relevan menjadi bahan refleksi untuk kita semua.
Penulis dan semua dari kita tentu berharap bahwa pemberian bintang kehormatan kepada bapak Prabowo Subianto tidak meliputi Adanya kepentingan yang menguntungkan pihak pemberi Penghargaan dlm hal ini Presiden Jokowi dodo, atau jika memang hal itu terjadi maka Prabowo bisa mencotoh Arumpone atau La Pawwawoi Karaeng Sigeri Raja Bone ke-31 dalam menyikapi situasi demikian, seperti menolak dengan tegas dan memerangi pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan pribadi atau kelompok yang dampaknya merugikan bangsa.
Penulis : Andi Muh. Asdar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H