Tabungan sekarang merupakan hal yang sangat penting untuk masyarakat khususnya untuk anak- anak muda. Pada era orang tua kita bahkan kakek- nenek kita sudah ada kegiatan menabung contohnya pada zaman dahulu kakek- nenek kita menabung dari hasil usaha atau pekerjaanya di bawah kasur, atau di belikan emas, tanah dan aset - aset lainya.
Lebih ekstrim biasanya bukan hanya di bawah kasur ataupun di bantal zaman kakek –nenek kita ada yang menyimpan di pohon tanah. Ini membuktikan bahwa orang zaman dahulu sebenarnya sudah mengatur keungan mereka agar di masa depan hidup mejadi lebih baik. Jarang ada kredit atau hutang. Jarang mereka nongkrong hal yang tidak perlu bahkan untuk memenuhi gensinya.
Bekerja lebih keras dan mengatur keuangan merupakan keahlian mereka tetapi bukan semuanya seperti itu ada juga yang tidak seperti itu. Kakek- nenek kita lebih menabung untuk membeli sesuatu dari pada harus mencicil dari orang lain atau dari lembaga keuangan. Pada zaman era anak muda sekarang malah kebalikannya.
Zaman milenial sekarang banyak anak mudah yang malah menuruti gensi membeli barang –barang bermerek dari luar negeri, mendatangi cafe- cafe, traveling dengan high budget dan mengupload diri di sosial media meski pun keuangan mereka di katakan hanya pas- pasan meskipun tidak semua anak muda seperti itu. Kegiatan gensi tersebut tidak banyak anak mudah malah menghutang atau meminjam uang kepada orang lain maupun lembaga keuangan.
Hutang ini lebih di gunakan untuk konsumtif dari pada untuk produktifnya. Lebih ekstrim malah tidak bisa membayar hutang-hutangnya karena kebutuhan hedonya dan penagih hutang zaman sekarang menjadi kejam. Depresi dan stres merupakan penyakit anak milenial yang penyebab utamanya adalah kurang mengatur keuanganya mungkin pribahasa zaman kita kecil memang banyak terjadi untuk zaman sekarang “besar pasak dari pada tiang” pribahasa ini memang yang sedang terjadi pada anak – anak muda.
Solusi untuk mengatasi semua ini adalah dengan sadar bahwa ajaran orang tua dulu memang benar seharusnya kita – kita ini harus banyak menabung dari pada mengkonsumsi khususnya untuk kehidupan hedon boleh-lah sesekali untuk hidup hedon mengapresiasi diri tapi jangan sampai kelebihan, sesuatu yang kelebihan tidaklah baik kecuali kebihan pahala, saudara, ilmu, sedehkah dan harta.
Menabung di sini bukan di artikan kita menyimpan uang di celengan, Bank atau bentuk uang Ingat kita sekarang hidup di zaman yang sangat cepat selaras dengan inflasi uangya maka kalo kita menabung di bank atau di celangan ya sama saja rugi. Rugi disebabkan nilai uangya turun bukan angkanya gampangya dulu kita parkir sepeda motor hanya seribu sekarang sudah dua ribu padahal tempat parkirnya sama kayak zama dulu.
Nabung sekarang harusnya di modifikasi dari nabungnya orang tua kita kakek – nenek kita banyak instrumen- instrumen nya seperti nabung emas itu masih eksis loh dari pada nabung uang. Deposito kalo kita punya uang yang sangat banyak. Untuk yang uangnya pas- pasan masih bisa menabung dengan cara membeli emas. Emas di sini harganya variatif dan bermacam – macam bentuk. Harga emas bisa berubah –ubah dengan cepat setiap harinya mengikuti harga pasar. Macam –macam emas juga ad yang 0.5 g, 1 g, 2g, 5g bahkan hingga 100g ada. Oleh karena itu bagi yan memiliki uang yang pas –pas emas salah satu instrumen yang cocok untuk kalian.
Nabung selain dengan emas adalah Reksadana. Reksadana disini merupakan instrumen investasi jangka panjang. Reksadana gampangnya seperti kita menabung di suatu bank atau lembaga keuangan akan tetapi oleh bank atau lembaga keuangan akan di gunakan untuk membeli saham. Keuntungan saham tersebut kan di bagikan ke kita untuk mendapat profit lebih banyak dari pada menabung maupun deposito. Ingat juga Reksadana kita juga akan mendapatkan kerugian jika saham tersebut anjlok. Oleh karena itu reksadana juga memiliki resiko.
Instrumen selanjutnya buat rekomendasi Menabung adalah Saham. Saham merupakan invetasi jangka pendek sampai jangka panjang dengan investasi saham kita juga membantu perusahaan –perusahaan agar berkembang dengan modal yang kita miliki.
Menabung di saham sekarang tidak perlu dana yang cukup besar hanya dengan 100 ribuan kita sudah bisa menabung atau memberi modal kepada perusahaan –perusahaan yang kita inginkan. Saham juga memiliki resiko rugi yang sangat besar oleh karena itu jika ingin berinvetasi saham kita di harapakan memiliki pengalaman dan belajar dahulu tentang saham.