"Lariiii." Teriak doni... kami pun lari berhamburan tidak tentu tentu arah. Sekencang kencangnya. Namun hanya aku dengan Doni yang lari. Setelah agak jauh kami berdua pun berhenti karena tersadar bahwa Heri masih disana ia hanya heran melihat kami dari kejauhan dan ia pun hanya berjalan santai menghampiri kami. Setelah itu hantu ularnya tiba-tiba hilang entah kemana.
Kami berdua hanya gelapan dengan mengatur kembali nafas yang tidak beraturan, sosok hantu itu masih sangat terbayang dikepala.
"Kalian kenapa lari sih." Tanya Heri heran kepada kami.
"kamu gak liat hantu ular tadi." Terang Doni
"Tidak."
"Heri, gak bisa lihat hantu, cuman kita yang bisa, kamu gak ingat debu kuning." Jelasku.
"o iya ya."
Semenjak kejadian malam itu saat mata kami terkena debu kuning masuk kami berempat bisa melihat Hantu kecuali Heri karena ia menggunakan kaca mata.
"kalo gitu kemarin aku pake kacamata aja." Keluh Doni.
"Toloooooooooooong."
Terdengar suara teriakan yang begitu nyaring. Sepertinya suaranya terdengar akrab.