[caption id="attachment_201185" align="alignnone" width="565" caption="TRIBUN KALTIM - BALIKPAPAN/FACHMI RACHMAN"][/caption] Assalamualaikum, Selamat Idul Fitri, Minal Aidin wal Faidzin buat semua warga Kompasiana (sori telat) yang kemarin merayakannya. Dan salam kenal juga... "Kebersihan itu sebagian dari iman" begitu kata Nabi. Tentu maksudnya bersih dalam hati, lisan, dan perbuatan kita. Saya tidak munafik, saya juga belum mencapai tingkat kebersihan seperti yang disebutkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga...Amiin Tentang kebersihan, kemarin sehabis pulang kerja setelah shalat Ied saya melihat sesuatu yang kontradiktif. (Sebenarnya kemarin saya mendapat shift malam di tempat kerja, jadi dengan berat hati harus merelakan diri tidak ikut shalat Ied bersama dengan teman-teman sekantor karena harus stand by di tempat kerja. Saya bekerja di sebuah hotel di Makassar sebagai front office. Ah, sedihnya). Tapi, bukan itu fokus ceritanya :) . Buat para Kompaser (udah cocok gak?) yang pernah ke Makassar pasti tahu yang namanya Masjid Al-Markaz Al-Islamiy dan Lapangan Karebosi. Nah kemarin kedua tempat tersebut digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat dan khutbah Hari Raya Idul Fitri. Masjid Al-Markaz Al-Islamiy yang terkenal dengan arsitektur mirip rumah adat Bugis Makassar dan nuansa yang hijau dan teduh memiliki halaman yang sangat luas sehingga selalu digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri oleh masyarakat kota Makassar. Begitu juga dengan Lapangan Karebosi yang juga salah satu icon Kota Makassar menjadi tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri yang diikuti masyarakat Makassar. Hal yang setiap tahun selalu terulang adalah setiap shalat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu "menghasilkan" sampah yang mengotori tempat ibadah. Sampah yang didominasi oleh kertas surat kabar/koran untuk alas sajadah saat melaksanakan sholat membanjiri lapangan hingga ke jalan raya. Dan setelah ibadah shalat Ied, mereka pun membiarkannya begitu saja tanpa melipat kembali alas koran yang mereka bawa dari rumah atau mereka beli setibanya di tempat shalat . Ketika pada momen Idul Fitri ini dikatakan hati kita kembali suci dan bersih lahir dan batin kenapa tidak diikuti oleh kebersihan lingkungan kita sendiri? Tetapi, setiap peristiwa memiliki dua sisi yang saling berkaitan. Sisi negatifnya adalah mengotori wajah kota Makassar yang selalu mengadakan Gerakan Makassar Go Green, mengurangi peluang Makassar mendapat Piala Adipura :), dan tentunya membuktikan bahwa kesadaran warga kota Makassar akan kebersihan masih kurang (termasuk saya :P). Sisi positifnya, sampah hari raya khususnya sampah alas koran yang membanjiri tempat-tempat pelaksanaan shalat Ied tentunya menjadi "rezeki nomplok" bagi saudara-saudara kita yang bekerja sebagai pemulung. Kumpul, timbang, dapat duit deh :D...Yap, pandanglah suatu hal dari berbagai sudut pandang. Terakhir, semoga hari-hari yang fitri ini semakin membuka kesadaran kita, meruntuhkan istana kesombongan kita, agar lebih peka terhadap peristiwa di sekitar kita dan mampu mempelajari ayat-ayat-Nya yang tersebar di alam semesta. Salam, [Maaf kalo tulisannya berantakan, maklum masih newbie :-) ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H