Bangsa Indonesia ditakdirkan menjadi bangsa yang unik. Apapun yang terjadi di masyarakat, selalu membuat decak kagum orang-orang di sekitarnya. Entah itu sesuatu yang positif maupun sebaliknya. Yang jelas keunikan ini mungkin tidak banyak terjadi di negara lain. Salah satunya adalah karena ilmu cocoklogi yang lahir dan tumbuh serta berkembang subur dalam pemikiran masyarakat Indonesia. Ilmu cocoklogi adalah ilmu yang mencoba mengaitkan suatu kejadian, waktu, tempat, atau apapun dengan sabda alam. Maksudnya adalah mengkaitkan segala sesuatu yang terjadi saat ini dengan tanda-tanda kejadian di masa depan. Ilmu ini di sebagian orang bisa disebut dengan ilmu nujum atau jangka. Salah satu tokoh yang cukup masyghul di kalangan masyarakat Indonesia (di Jawa khususnya) adalah prabu Jayabaya dengan bukunya Jangka Jayabaya (Jawa : Jongko Joyoboyo). Lalu dimana menariknya ilmu ini dengan kondisi Indonesia sekarang? Di tengah arus kemajuan teknologi dan informasi yang cukup pesat seperti saat ini, mayoritas masyarakat [yang katanya modern] lebih percaya dengan temuan-temuan serta simpulan ilmiah dari ilmu pengetahuan. Hal-hal diluar nalar sains dianggap sebagai sebuah isapan jempol dan cerita pengiring tidur semata. Tapi kenyataan ini justru tidak terjadi di semua lapisan masyarakat Indonesia. Masyarakat [maaf] berpendidikan rendah lebih percaya takhayul, masyarakat berpendidikan menengah lebih percaya hasil nujum, dan masyarakat berpendidikan tinggi justru percaya dengan ilmu cocoklogi seperti ini. Mereka mencoba membungkusnya dengan kemasan yang lebih saintis agar tidak terlihat janggal, mereka menyebutnya sebagai teori konspirasi. Teori ini sebenarnya sangat lemah apabila diujicobakan hipotesisnya pada sebuah riset. Namun terkadang para peneliti masih menggunakan teori ini untuk hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar logika maupun teori sains lainnya. Contohnya adalah teori tentang UFO dan Area 51 milik Amerika. Ini membuktikan bahwa sebenarnya hal-hal yang dianggap mustahil/janggal sebenarnya menjadi sebuah hipotesa tersendiri bagi masyarakat (tanpa mengenal kelas-kelas pendidikan) dengan mengkaitkannya pada sebuah teori (walau teorinya lemah) maupun pada sebuah takhayul/mistis.
Kembali lagi ke ilmu cocoklogi yang berkembang di masyarakat Indonesia, ada banyak kejadian beberapa tahun ini yang coba disintesakan dengan ilmu cocoklogi. Beberapa diantaranya adalah
- Pasangan nomor urut seorang Capres. Bagi calon yang mendapatkan nomor urut 1, dianggap sebagai sabda alam untuk menjadi yang nomor satu di negeri ini. Selain itu angka satu ini juga dikaitkan dengn hal-hal yang menyangkut ibadah umat Islam, yaitu jari menunjuk saat duduk di takhiyat solat. Tidak mungkin dalam solat menggunakan 2 jari untuk menunjuk. Kalau misalkan angka satu dinisbatkan pada duduk takhiyat, artinya pada saat takbiratul ihram juga kita bisa katakan bahwa calon nomor lima adalah pemenangnya. Bagaimana ceritanya bagian-bagian ibadah diambil dan diterjemahkan sebagai sabda alam dalam kontestasi yang banyak mudaratnya ini.
- Jumlah gol pada sebuah pertandingan sepak bola dengan prediksi siapa yang akan menjadi presiden. Ini mungkin sebenarnya hal teraneh yang saya dengar tahun ini. Pagi hari saat pencoblosan capres ada pertandingan bola antar 2 negara. Hasil akhir pertandingan ini secara tidak sengaja [entah] dicocokan dengan nomor urut dan urutan presiden keberapa. "Hari ini negara A menang terhadap negara B dengan skor 9-9. Ini adalah tanda-tanda kemenangan juga bagi calon A dengan nomor urut 9 untuk menjadi presiden yang ke-9", itu adalah bunyi postingan di beberapa media sosial pada pagi hari menjelang pencoblosan calon presiden. Bagaimana ceritanya sepak bola dikaitkan dengan politik. Adakah pertandingan ini sudah didesain sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya bisa sesuai untuk menggiring opini masyarakat?
- Jangka Jayabaya tentang nama akhiran presiden Indonesia yang mengikuti pola NOTONEGORO. Ilmu cocoklogi untuk kejadian ini selalu muncul dalam kontestasi 5 tahunan. Ini adalah propaganda yang paling mudah disebar dan diterima oleh masyarakat karena berakar dari budaya masyarakat. Pertanyaannya adalah jika nama saya tidak mengikuti pola itu, kemudian saya ingin mencalonkan menjadi presiden Indonesia, haruskah nama saya diganti mengikuti pola tersebut supaya bisa menang dalam pemilihan?
- Jumlah kata dari seorang capres dengan nomor surat pada sebuah kitab suci agama tertentu. Ini mungkin terkesan sangat religius, namun ini justru merupakan kesesatan berpikir yang sangat fatal. Apakah pernah ada satu ayat dalam kitab suci menyebut sebuah kejadian dengan sebuah angka dan penjelasan yang tidak deskriptif?
- Kiamat tanggal 12, bulan 12, tahun 2012. Kejadian ini hampir mirip dengan kiamat tanggal 9, bulan 9, tahun 1999. Kejadian ini tidak mutlak berasal dari masyarakat Indonesia sepenuhnya. Asalnya dari negara kawasan Amerika Latin yang memiliki masyarakat [yang kebetulan] pandai dalam ilmu astrologi dan astronomi. Namun dasar kebiasaan pola pikir bangsa kita yang lebih percaya pada hal-hal seperti ini dibanding logika ilmiah, membuat isu kiamat ini menjadi cepat menyebar dan populer di tengah masyarakat. Padahal penanggalan ini kan dibuat oleh bangsa lain yang memiliki sistem penanggalan yang berbeda. Bisa saja diambil sebuah kesimpulan bahwa kiamat ini hanya akan terjadi bagi mereka yang menggunakan sistem penanggalan masehi. Bagi yang menggunakan penanggalan hijriyah, jawa, china, dan saka, kiamat belum akan terjadi hingga tanggal bulan dan tahunnya memiliki kesamaan angka seperti 12-12-2012.
- Tafsir mimpi dan angka togel. Bagi penikmat judi totoan gelap (togel), setiap mimpi dari tidur adalah pertanda angka-angka yang akan keluar. Entah itu mimpi angkanya langsung ataupun mimpi kejadian-kejadian absurd yang kemudian diterjemahkan melalui buku pegangan mereka nan sakti yang dikarang sekenanya oleh penerbit buku yang dinamakan "Tafsir Mimpi". Misal tadi malam saya mimpi makan sate bersama perempuan cantik, maka setelah dilihat di buku panduan tafsir mimpi, keluarlah angka 1407 (Makan sate : 14, duduk bersama perempuan cantik : 07). Lalu kalau ditanya validitas angka dari sebuah mimpi, maka jawabannya "ya sudah dari sononya".
- Kejadian penyerangan gedung WTC di Amerika pada tanggal 11 september 2001. Kita tahu bahwa media-media sekuler menyebutkan pelakunya adalah Osama bin Laden, pimpinan Al Qaeda di Afghanistan. Guna menguatkan bahwa sebenarnya penyerangan ini sudah didesain sedemikian rupa dari ratusan tahun yang lalu (diambil dari tahun pertama uang kertas USD dibuat), maka ilmu cocoklogi coba diterapkan dalam kejadian ini. Jika mengambil uang kertas 5, 10, dan 20 USD maka akan ditemukan bahwa gedung WTC yang terbakar sama persis seperti yang terdapat di uang dolar Amerika. Pun begitu dengan nama Osama yang juga tertera pada uang dolar Amerika setelah diutak-atik. Kalau yang ini, pertanyaannya kebetulankah atau memang benar demikian adanya?
Itu adalah beberapa contoh penerapan ilmu cocoklogi yang terjadi di sekitar kita. Bisa jadi ini karena saking majunya pola pikir masyarakat (utamanya dalam hal matematika) hingga bisa membuat sebuah pola serta rumus sendiri dari setiap kejadian. Sebagai bangsa yang terus berbenah menuju kemajuan, tentu pengedepanan logika-logika ilmiah mutlak dibutuhkan. Ketika bangsa lain sudah menjelajah bulan [bahkan sudah sampai mars], bangsa kita malah masih terus menafsirkan makna setiap pergerakan bulan pada setiap kejadian sehari-hari. Juga sebagai bangsa yang beragama, kita wajib meyakini bahwa setiap kejadian yang terjadi saat ini sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Semua tidak terjadi secara kebetulan dan tiba-tiba, melainkan sudah diatur waktu, pelaku, dan urutan kejadiannya. Semoga saja bangsa ini segera berbenah dari mulai pemikirannya hingga kelakuannya, supaya bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Taichung, menjelang sahur ke-18 Ramadhan dR. *Sumber gambar : 1 dan 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H