Terbangun gara-gara tukang sayur yang lengkingan suaranya beberapa oktav lebih tinggi dari beyonce, saya pun buru-buru meraih ponsel kerajaanku, walaupun mata masih merah pertanda jam tidurku tersita oleh aktivitas browsing ga jelas kemarin malam. Hmm…tidak ada BM, ataupun pesan syurga dari rekanan provider seluler yang mengiming-imingihadiah ini itu, padahal hadiahnya abstrak, motifnya tak lain dan tak bukan hanya merampok pulsa si pelanggan.
“Plintat Plintut Playboy Kampret” bunyi ponsel yang bergetar tanda pesan baru diterima. Tiba-tiba mata indah bola bekel ini menangkap huruf-huruf caps lock yang begitu menyakiti mata, “KD HAMIL 4 BULAN” begitu isi pesan BM nya…Owh…otakku mendadak menyortir kata “bahagia” atau “binasa”??? Inikah yang disebut bingung bahagia atau bingung binasa???? Sumpah demi Dewi Quang In, berita ini membuatku menderita stroke ringan
Sebagaimana orang-orang tahu, saya melabeli diri saya dengan ikhlas dan tanpa paksaan dari manapun bahwa saya adalah penggemar berat KD. Ketika masa transisi KD yang banyak menuai hujatan, sayapun kena cipratannya, bayangkan sudah berapa kali inbox ku di spam gara-gara membela dia di forum-forum online, sudah berapa kali saya harus memberikan ilustrasi yang positif kepada sepupu-sepupuku ketika berdebat tentang dia. Terus terang saya bingung, sumpah masih bingung,dengan jujurnya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun saat dia menyampaikan ke salah satu media bahwa “saya telah hamil 17 minggu, empat bulan artinya, saya tahu tapi kami sudah dewasa, lagian kami merencanakan pernikahan sudah sejak lama”. Owh tidaaaaakkkk…..statementnya seperti serangan ulat bulu yang membuat daun menjadi meranggas
Keterperanjatan kuadratku ini masih mengisi hariku, bagaimana tidak, dia adalah idola masyarakat, public figure yang harusnya jadi contoh teladan bagi penggemarnya, kok bisa melontarkan statement tanpa otak, hati apalagi ampela atau jangan-jangan inikah wujud asli beliau yang dulu hanya berpura-pura menjadibaik karena terperangkap image , ataukah kita yang terlalu menuntut dan merekam di otak masing-masing bahwa setiap idola ataupun public figure itu harus seperti malaikat??? Sumpah demi Sun Go Kong saya masih mencari jawabannya
Sealam dan sejagad raya pun mahfum beliau manusia biasa tapi ga bisa dipungkiri kalau beliau adalah milik masyarakat, yang setiap tindak tanduknya dimonitor dan menjadi contoh bagi penggemarnya.Mungkin setiap hari kita dibingungkan oleh pemberitaan public figure yang sarat dengan hal-hal yang berbau negatif. Apakah di negeri ini sudah terjadi degradasi moral atau moral hazard yang sudah di level kronis??? Jangan bilang sumpah demi Bibi Lung kalau kalian juga pusing…
Memang susah mencari public figure yang seiman (baca: sama) dengan standarisasi hati masyarakat, apalagi para remaja ababil, denger Matsuyama Kenichi menikah saja langsung mewek di kamar seharian dengan penuh penjiwaan. HEY…you have a mountain of dishes…cuci sono…ga usah mendaramatisir hal-hal yang ga penting.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, public figure itu manusia biasa yang sebagian besar image mereka adalah imajinasi buatan kita sendiri. Jadi jangan salahkan sepenuhnya kepada mereka kalau melakukan tindakan di luar halusinasi kita, tapi kalau kasusnya sudah parah naudzubillah ya tinggal centang black list aja, gitu aja kok repot. Satu lagi… kalau milih seseorang jadi idola paling ga, ada tindakan survei-menyurvei dululah, jangan mentang-mentang ada yang hits tiba-tiba langsung muja-muji mati-matian. Sabar…sabar…Tuhan pasti selalu ngasih sesuatu dengan pemilihan waktu yang tepat (apa hubungannya coba) lagian menurut survey terakhir, orang sabar itu kuburannya dapat AC. Jadi tentukan idolamu disaat kamu sudah merasa amat teramat sangat yakin dengan pilihanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H