Novel ini ditulis oleh Tere Liye dan diterbitkan Republika Penerbit pada tahun 2016, novel ini memiliki 524 halaman. Novel ini sudah beberapa kali dicetak ulang dan ada penggantian pada bagian cover. Cover lama memiliki warna coklat lalu ada gambar sepasang sepatu, jika cover terbaru berwarna biru muda dan didepannya ada 2 tas dengan 2 warnanya yg berbeda.
  Cerita di novel ini menggambarkan tokoh bernama Sri Ningsih yang akan digambarkan oleh satu tokoh lain yang bernama Zaman Zulkarnaen. Dia adalah seorang pengacara lulusan universitas bergengsi, yang bekerja di salah satu firma hukum yang berada didaerah London, bernama Thompson & co., yang sering disebut firma penuh kehormatan. Pada saat di wawancara pertama kali untuk masuk ke firma tersebut Zaman Zulkarnaen memiliki jawaban yang menunjukan bahwa dia adalah orang yang mempunyai prinsip.
  Kisah awal dari cerita ini adalah sewaktu Zaman Zulkarnaen diperintahkan oleh atasannya untuk menyelesaikan sebuah kasus dimana itu adalah kasus sri ningsih tentang harta warisan yang ditinggalkannya yang belum lama ini meninggal dunia. Harta warisan yang ditinggalkan memiliki nilai satu miliar poundsterling, jika dirupiahkan nilainya bisa mencapai triliun-an rupiah.
  Yang menjadikan kasus amat pelik dipecahkan karena data diri Sri Ningsih sangat sulit untuk didapatkan, dan surat wasiat pun tidak ditemukan, itu menjadikan Zaman Zulkarnaen berusaha keras untuk menemukan pewaris dari Sri Ningsih. Akan tetapi saat penyelidikan pertama ada sedikit barang yang ditinggalkannya salah satunya adalah buku diary yang ditemukan Zaman di panti jompo tempat Sri Ningsih tinggal dulu, ia menemukan itu karena ada salah satu orang kepercayaan Sri yang menghubungi firma hukum dan dia menyimpannya sebelum Sri Ningsih kehilangan kesadarannya, buku itupun menjadi petunjuk kecil untuk Zaman mencari pewaris Sri Ningsih.
  Buku ini dibawakan dengan alur maju-mundur, tetapi kali ini saya akan menceritakan poinnya secara urut ya teman-teman. Dibagian awal pencarian Zaman berada di Sumbawa dimana kisah masa kecil Sri Ningsih dimulai yang tepatnya terletak dipulau Bungin. Masa kecil Sri Ningsih ini bisa membuat hati kita sesak. Salah satunya adalah saat Sri Ningsih tinggal bersama Ibu tiri dan Adik tirinya. Itu menjadi kisah awal mengapa Sri Ningsih bisa berpindah dari Sumbawa ke pulau Jawa. Setelah mengetahui kehidupan Sri di Sumbawa, Zaman beralih ke Surakarta, Jawa Tengah.
  Saat berkunjung ke Surakarta Zaman bertemu sahabat lama Sri, beliau adalah Nur Aini. Dahulu saat pertama kali pindah bersama adiknya ke pulau Jawa, Sri masuk ke pesantren lalu bertemu-lah dengan Nur Aini, dan satu sahabat lainnya. Disana Zaman mendapat informasi dari Nur Aini berupa foto, berkas, dan surat yang pernah dikirimi Sri Ningsih saat masih hidup dulu. Setelah mengetahui kehidupan Sri Ningsih di Surakarta, Zaman pun berlanjut ke Jakarta.
  Karena ada Peristiwa di Surakarta yang menyebabkan Sri pindah ke Jakarta. Maka dibagian ini adalah perjuangan Sri Ningsih dalam membangun bisnis di Jakarta, bagian ini juga menceritakan Jakarta tempo dulu, perjuangan Sri Ningsih disini bisa membangkitkan semangat kita, karena disini perjuangan Sri Ningsih dimulai dari nol, dia merasakan jatuh-bangun dalam membangun bisnis, mencoba inovasi baru, sampai bisa menjadi pemilik perusahaan dan juga menjadi penjelas tentang mengapa Sri Ningsih mempunyai 1 % saham di perusahaan besar.
  Kisah selanjutnya beralih dari Jakarta ke London, karena Sri memutuskan untuk pergi dari Indonesia. Setelahnya Zaman beralih ke London, ia menemukan berkas yang memberikan informasi di mana dulu Sri Ningsih tinggal. Ternyata yang mengenal Sri Ningsih, Zaman kenal dekat dengan beliau. Zaman pun diceritakan hidup Sri Ningsih selama menetap di London. Di bagian ini juga ada tentang kisah cinta Sri Ningsih dan pria keturunan Turki bernama Hakan, awal pertemuan mereka terkesan menggemaskan, tetapi ditengah cerita kisah cinta ini akan membuat kita merasa sedih, haru, dan duka.Â
  Dibagian terakhir mulai ada penyelesaian, dan penjelas tentang semua alasan yang terjadi pada cerita ini, lalu Sri Ningsih pun mulai mengiklaskan segala masalah hidup yang dia alami hingga tutup usia di panti jompo. Bagian ini juga menceritakan kehidupan Zaman Zulkarnaen. Dari kisah Sri Ningsih Zaman juga belajar ikhlas sebagaimana sifat Sri Ningsih terhadap kehidupan yang ia alami.
  Cerita ini bukan hanya persoalan cinta semata tapi di cerita ini ada sebuah perjuangan yang bisa membangkitkan rasa semangat kita khususnya sebagai perempuan untuk bisa berjuang sekuat yang kita bisa. Cerita ini juga di bawakan secara sederhana namun memiliki alur yang luar biasa bagus. Sri Ningsih adalah salah satu tokoh yang kuat dan tidak mudah menyerah. Lalu untuk tokoh Zulkarnaen ia adalah orang yang sangat pintar, dimana sampai akhir cerita dia mampu menemukan kisah Sri Ningsih dengan petunjuk yang sangat sedikit, itu membuktikan bahwa dia adalah orang yang tidak mudah menyerah dan berintegritas tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H