Mohon tunggu...
Andhika Yudha Pratama
Andhika Yudha Pratama Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Malang

antusias terhadap riset budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup dan Menghidupi, Refleksi Masa Depan Ekologi Budaya Masyarakat Adat Nusantara

28 November 2024   09:11 Diperbarui: 28 November 2024   09:13 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selama bertahun-tahun, komunitas adat di seluruh dunia telah mempertahankan warisan budaya yang kaya, yang mencakup tradisi, bahasa, filosofi, dan cara mereka berinteraksi dengan dunia luar. Namun, mempertahankan identitas budaya dan ruang hidup mereka menjadi lebih sulit bagi mereka, terutama di tengah tekanan eksternal yang terus meningkat. Sumber tekanan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti modernisasi, globalisasi, dan kebijakan pemerintah yang tidak selalu memenuhi kebutuhan dan hak-hak komunitas. Dengan menjadikan Indonesia salah satu pusat keanekaragaman hayati dan budaya di dunia, komunitas adat memainkan peran yang sangat penting dalam melestarikan keberagaman budaya dan ekologi negara ini. Untuk memahami keragaman sosial dan keberlangsungan hidup manusia dan alam, budaya adat merupakan bagian penting dari sejarah. Dalam situasi seperti ini, budaya adat memberi kita pemahaman yang kuat tentang cara hidup yang berkelanjutan di mana orang hidup bersama dengan lingkungan mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, komunitas adat seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam upaya mereka untuk mempertahankan budaya dan ruang hidup mereka. Tantangan ini termasuk tekanan ekonomi, perubahan iklim, dan globalisasi. Meskipun globalisasi memiliki banyak manfaat, homogenisasi budaya seringkali terjadi, yang dapat mengancam identitas unik dari komunitas adat. Sebaliknya, lingkungan tempat komunitas adat tinggal dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan iklim, yang mengancam sumber daya alam yang mendukung kehidupan mereka (de Souza Jr., Schwartzman, & Santilli, 2020). Tekanan ekonomi, terutama dari kegiatan industri dan pembangunan yang tidak berkelanjutan, seringkali mengabaikan hak-hak masyarakat adat, yang mengakibatkan degradasi lingkungan dan kehilangan tanah adat yang merupakan bagian penting dari identitas mereka. Kendati demikian, banyak komunitas adat telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini.

Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang, dengan cara yang kreatif dan kadang-kadang tak terduga. Misalnya, beberapa komunitas adat telah berhasil memanfaatkan teknologi kontemporer untuk mencatat dan mempromosikan budaya mereka, dan mereka juga telah menggunakan pengetahuan tradisional mereka untuk menghasilkan solusi kreatif untuk pengelolaan sumber daya alam. Masyarakat adat telah melakukan banyak hal untuk melestarikan hutan dan sumber air di wilayah masing-masing dengan memanfaatkan pengetahuan lokal dan pendekatan konservasi modern. Upaya ini juga berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

Bagian penting dari perjuangan komunitas adat adalah menentang penghapusan budaya. Ini mencakup menjaga kebiasaan dan nilai-nilai yang ada dan memastikan bahwa mereka dapat dipertahankan untuk masa depan. Peminggiran sosial, marginalisasi ekonomi, dan asimilasi budaya yang dipaksakan adalah beberapa cara penghapusan budaya yang disengaja atau tidak disengaja. Dalam situasi seperti ini, perlawanan komunitas adat tidak selalu ditunjukkan dengan konfrontasi langsung; itu bisa juga melalui penguatan identitas budaya dan pendidikan generasi muda.

Pada akhirnya, harus diakui bahwa komunitas adat memainkan peran yang sangat besar dalam mempertahankan keberagaman budaya dan ekologi di seluruh dunia. Mereka tidak hanya melindungi warisan yang sangat berharga, tetapi mereka juga memberikan ide-ide baru yang dapat mendorong cara-cara yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi masalah yang muncul di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun