Mohon tunggu...
Catatan

Di mana Hak Asasi Manusia untuk Anak dan Wanita?

12 April 2015   23:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada sepasang suami-istri untuk dijaga dengan baik. Seorang anak sangat  membutuhkan kasih sayang. Anak memiliki hak anak yang tercantum dalam Hak Asasi Manusia, tetapi mengapa setiap tahunnya angka kekerasan pada anak semakin meningkat. Anak memerlukan kebahagiaan yang menurut mereka sempurna bukan malah sebuah kekerasan fisik maupun batin. Kekerasan yang begitu menyedihkan pelakunya sendiri adalah orang tua kandung mereka. Padahal anak itu merupakan darah daging mereka sendiri mengapa anak selalu menjadi korban keekerasan mereka yang tidak tahu apa-apa.

Anak  bukanlah bahan pelampiasan amarah bukan alat pemuas nafsu. Apakah pantas orang tua kandung melakukan kekerasan pada anaknya sendiri? Sungguh sangat tidak pantas anak seharusnya diberi kasih sayang seperti pelukan yang hangat, senyum yang selalu diperlihatkan, sebuah kata-kata yang halus dan motivasi bukan sebuah pukulan dan kata-kata yang kasar yang selalu di dengar. Apa salah anak-anak yang mengalami kekerasan? Mereka tidak tahu apa-apa bahkan mereka masih belum memiliki dosa. Anak bukanlah alat pemuas ketika orang tua mereka emosi.

BagaimanAdenganUndang-Undang perlindungan belum berjalan dengan maksimal, mengapa sampai saat ini undang-undang belum berjalan dengan maksimal mengapa malah kekerasan pada anak semakin meningkat dan semakin keji perlakuannya. Anak adalah penerus bangsa. Sudah banyak anak korban kekerasan yang meninggal di tambah dengan banyaknya juga anak yang mengalami gangguan jiwa dang mengalami terauma yang mendalam akibat kekerasan yang dialami mereka. Tidak hanya anak saja yang mengalami kekerasan, wanita juga sering mengalami tindakan tersebut. Perlakuan seorang suami yang menyiksa istrinya dengan seenaknya sendiri. Tidak hanya anak saja, disisi lain juga saat ini marak seorang istri di jadikan sebagai alat pelampiasan amarah suami.

Kekerasan pada istri sering kali lebih kejam banyak yang melakukan pemukulan, tamparan dan lebih keji lagi adalah pembunuhan dan mutilasi. Kekerasan pada wanita juga banyak menyebabkam kematian. Sebaiknya untuk pemerintah harus ekstra dalam mengurangi kasus kekerasan pada anak dan istri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun