Mohon tunggu...
andhika wiracahya
andhika wiracahya Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

tugas infor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pohon Ajaib (Pohon Keberuntungan)

28 Maret 2024   08:49 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:53 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pxfuel.com/id/desktop-wallpaper-fxbux

Di suatu desa yang asri nan sejdjuk terdapat sebuah mitos yang konon dipercayai oleh warga lokal sejak zaman dahulu. Namun mitos itu lama kelamaan kian memudar, sekarang warga lokal hanya menganggap bahwa mitos itu hanyalah karangan para sesepuh di zaman dahulu. Walaupun begitu masih ada beberapa warga lokal yang masih memercayainya, bahkan ada yang mencoba mencari keberadaan pohon ajaib itu. Pak Jan, salah satu warga lokal yang berupaya dan berusaha untuk mencari keberadaan pohon ajaib itu telah mendapatkan beberapa petunjuk. Namun sangat disayangkan pencarian Pak Jan harus berhenti di titik ini. Pohon yang berkilap, tinggi, besar, serta daun yang berwarna putih, itulah petunjuk yang telah didapatkan pak Jan setelah mencari selama 20 tahun silam. Sekarang Pak Jan sudah hampir tak bisa untuk melanjutkannya lagi. Istri dan anak-anaknya tidak ada yang mendukung upaya yang dilakukan pak Jan. Bahkan tak jarang warga banyak yang mengolol-olok ia dan menganggap bahwa ia bodoh.

Diumurnya yang sudah 51 tahun ini, semangat untuk dapat menemukan keberadaan pohon ajaib ini sudah hampir sirna. Harapan dan ambisinya hampir musnah. Keluarga yang tak mendukung dan tetangga yang mengolok menjadi salah satu faktor terbesar hilangnya semangat di dalam diri pak Jan.  Hingga pada suatu hari datanglah seorang pemuda yang berusaha membuktikan keberadaan pohon ajaib ini. Awalnya pak Jan tak menghiraukan pemuda ini yang berkeliling hampir seharian untuk mencari keberadaan serta petunjuk pohon ajaib ini. Namun lama kelamaan semangat yang tadinya padam telah dibangkitkan lagi oleh seorang pemuda itu. Pak Jan seakan-akan melihat dirinya yang dahulu, dimana masih memiliki semangat yang membara di hatinya untuk menemukan pohon ajaib itu.

Akhirnya pada malam harinya diam-diam pak Jan membuntuti pemuda tersebut. Dengan kaki dan tubuhnya yang tak sekuat dulu, tentu saja pak Jan tak dapat mengikuti kecepatan pemuda tersebut. Pak Jan pun sontak berteriak memanggil pemuda tersebut. "Hai nak, tunggu saya!" teriakan tersebut terdengar dari mulut pak Jan. Pemuda tersebut mendengar teriakan itu dan menghampiri ke arah teriakan tersebut. Terlihat pak Jan yang kelelahan setengah mati, "Wahai bapak tua, apakah anda yang memanggil ku?". "Enaknya menjadi muda, berlari kesana kemari tanpa lelah, dan sungguh menyiksannya menjadi tua, hampir mati aku membuntutimu wahai anak muda." ucap pak Jan. "Mengapa engkau membuntutiku wahai bapak tua?" tanya pemuda itu. Akhirnya pak Jan menceritakan semua pengalamannya dan membagikan petunjuk pada pemuda tersebut. "Apakah benar wahai pak tua?!" tanya pemuda itu dengan semangat setelah mendengarkan petunjuk dari pak Jan itu. "Ya, benar wahai anak muda, sungguh petunjuk itulah yang telah membawa ku selama 20 tahun lamanya mencari keberadaan pohon ajaib itu" ucap pak Jan. "Lalu mengapa kau menyerah? mari kita lanjutkan pencarian itu dan meminta sesuatu pada pohon ajaib itu!" ucap anak muda yang berusaha membangkitkan semangat pak Jan.

Semangat pak Jan yang tiba tiba membara telah membakar keputusaan nya terhadap pohon ajaib tersebut. "Hei anak muda, kau harus bertanggung jawab karna telah membangkitkan api semangat dari seorang tua bangka seperti ku!" ucap pak Jan dengan nada sedikit mengejek. "HAHAHA, tentu saja, tentu aku akan bertanggung jawab akan hal itu. Dan terimakasih telah memberikan aku petunjuk tersebut, sekarang mari kita melanjutkan pencarian kita!" kata kata itu membuat pak Jan semakin semangat. Namun pak Jan sadar fisiknya tak lagi sekuat dulu. "Biarkan aku beristirahat sejenak, fisikku tak lagi fisik anak muda, aku membutuhkan istirahat setelah membuntutimu." ucap pak Jan dengan ngos ngosan. "Baiklah, mari istirahat dibawah pohon besar itu wahai pak tua." ajak pemuda pada pak tua.

Akhirnya mereka beristirahat dibawah pohon besar nan tinggi itu, dibawah sinar rembulan dan angin sepoi sepoi yang melintas, tak sadar mereka tertidur lelap. Pemuda itu terbangun karna guncangan yang ia rasakan ketika bersender di pohon raksasa itu. Dengan matanya yang masih lelah dia melihat keatas pohon tersebut dan menyadari bahwa pohon itu lah yang telah mereka cari. Daun putih, tinggi, besar, dan kilapannya yang cerah ketika terkena sinar rembulan. Sudah pasti pohon itulah yang mereka cari cari. "Hei pak tua, pak tua, bangun, bangun wahai pak tua." Pak Jan terbangun dan langsung menyadarinya dari kilapan pohon tersebut. "Hai anak muda, sungguh kedatangan mu telah membawa berkah bagiku, jika saja engkau tak datang sudah pasti aku tak akan bisa menemukan pohon ini." "Cukup berterimakasihnya wahai pak tua, aku dapat menemukan ini juga berkat petunjukmu. Sekarang mari kita membuat permohonan pada pohon ajaib ini!" kata sang pemuda.

Singkat cerita mereka pun membuat permohonannya pada sang pohon ajaib itu, dan mendapatkan apa yang mereka mau. Dan kembalinya pak Jan ke desa membuat para warga lokal terheran heran serta merasa malu karna telah mengatai pak Jan bodoh.

Sekarang pak Jan telah menuai hasil jerih payahnya selama 20 tahun itu dan hidup bahagia.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun