Mohon tunggu...
andhika suswanto
andhika suswanto Mohon Tunggu... profesional -

orang biasa saja yang masih belajar menulis. Hanya sebutir pasir di hamparan gurun pasir nan luas tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Racikan Koalisi Ala Mocong Putih

10 April 2014   17:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397098645860402318

Partai Nasdem juga sangat besar kemungkinannya bergabung dalam barisan koalisi PDIP. Hal ini didasarkan pada realitas politik bahwa partai besutan Surya Paloh merupakan pendatang baru yang belum tercemar dengan dosa-dosa politik sebagaimana parpol lainnya. Modalitas psikologi politik yang bebas kontaminasi ini masih ditambah lagi dengan suara dukungan sebesar 6,7% yang cukup menjanjikan sebagai partai papan tengah. Secara kasar, jika dikalkulasikan dukungan untuk pengajuan Pilpres 2014 apabila PDIP menjalin koalisi dengan PKB dan Partai Nasdem, maka koalisi ini sudah mempunyai modal sebesar 35.07%. Sudah sangat cukup untuk mengusung Jokowi di Pilpres 2014.

Sementara dengan PAN dan PPP, PDIP bisa saja bergandengan tangan tergantung bagaimana kelihaian elit kedua parpol itu bernegosiasi dan melobi elite PDIP. Untuk saat ini prediksi elektabilitas capres PDIP Jokowi jauh diatas dua pesaingnya, Ical dan Prabowo dan sangat lumrah apabila partai-partai ingin bergabung dengan capres yang mempunyai peluang keterpilihan paling besar. Mereka pastinya ingin ikut menikmati kekuasaan. Masalahnya bargaining politik PAN dan PPP jelas dibawah PKB yang angka elektoralnya lebih besar. Karenanya apabila insentif dukungan yang ditawarkan PDIP jauh dibawah tawaran Prabowo atau Ical, maka sangat mungkin kedua partai ini lebih memilih bergabung dalam barisan koalisi Gerindra atau Golkar.

Pada saat yang sama, Prabowo dan juga Ical masih membutuhkan banyak dukungan suara elektoral untuk mendapatkan tiket pencalonan ke Pilpres. Rasa-rasanya mantan Danjen Kopassus itu akan berupaya keras menarik dukungan parpol papan tengah untuk masuk dalam barisan koalisinya. Jika melihat kedekatan Prabowo dengan Suryadharma Ali (PPP), apabila dua partai ini berkoalisi maka suara mereka baru sebesar 18,45% dan masih kurang 6,55% untuk memenuhi dukungan untuk pencalonan capres yang mensyaratkan suara nasional 25%. Kekurangan suara ini masih bisa dipenuhi apabila Gerindra bisa merayu salah satu partai, yakni PD (9,42%) atau PKS (6,99%). Alternatif lainnya adalah mengajak bersama-sama Hanura yang punya modal (5,1%), PBB (1,5%) serta PKPI (0,94%).

Sedangkan untuk Ical, peluang koalisi yang mungkin dibangun adalah menggandeng PD dan PKS dan PAN. Modalitas suara barisan koalisi ini jika digabungkan berjumlah 29,51% dan cukup untuk mengusung Ical di Pilpres 2014.

Namun apabila PDIP menerapkan politik mengunci, dimana moncong putih mau menerima salah satu partai, yakni PAN atau PPP atau bahkan keduanya untuk ikut masuk dalam barisan koalisi pendukung Jokowi, maka syarat dukungan untuk pengajuan capres bagi Prabowo dan Ical dipastikan berkurang sehingga salah satu dari mereka tidak memenuhi syarat maju Pilpres 2014. Mungkin saja pilihan strategi ini juga dipertimbangkan si moncong putih sebagai salah satu opsi. Kita lihat bagaimana perkembangannya dalam beberapa hari mendatang. Berbagai kemungkinan dan kejutan akan datang silih berganti dan apapun keputusannya ada ditangan Megawati dan Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun