Mohon tunggu...
Andhika Pramana Putra J
Andhika Pramana Putra J Mohon Tunggu... -

student, 15 years old

Selanjutnya

Tutup

Bola

Alasan Pendidikan di Finlandia Maju

3 Maret 2013   11:51 Diperbarui: 29 Oktober 2017   03:59 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Mungkin Salah satunya menurut saya dapat dilakukan karena populasi mereka yang kecil.Guru2x di Finlandia harus minimum bergelar master dan guru/tenaga pengajar disana statusnay sama kaya dokter atau pengacara dan menerima upah yang tinggi.However standard seleksi guru juga tinggi dan pemerintahnya mengalokasikan 20 % anggaran belanja negaranya untuk pendidikan.Sekarang jika ditinjau dari sistem pendidikannay sendiri.Di Finlandia, gak ada yang namanya gak naek kelas sampai kamu berusia 16 thn, baru ketika diusia itu kamu akan mendapatkan sebuah tes semacam ujian nasional untuk mendapatkan sertifikat kelulusan.Pada usia pra-sekolah 4-7 thn, generally sama seperti dimana saja yaitu hanya diajar membaca dan mengenal angka2x/huruf2x saja dengan aritmatika dasar.Membaca adalah suatu hal yang ditanamkan sejak dini, pendidikan di finland bukan berasal dari guru yang ngemeng didepan kelas lalu murid menghafal, melainkan pendidikan yang membagikan buku dan murid2x boleh memilih buku yang mereka sukai untuk dibaca.Pendidikan TK dan SD di Finlandia berfokus pada interaksi antara sesama murid  dan lingkungannya, rata2x mereka hanya menghabiskan 4 jam saja per hari didalam kelas, sisanya dihabsikan diluar kelas dalam konteks creative engagement seperti bermain musik, lab sains, dsbnya.Tugas para edukator ini adalah melihat kecenderungan anak didiknya, apa yang disukai oleh mereka dan itu yang dibantu dikembangkan, bukan dipaksakan untuk semua belajar SAINS, Math, dsbnya. heheJumlah murid dalam 1 kelas juga dibatasi maksimum 20 orang, rata2x kelas di finlandia itu berisi 16 orang siswa. Pendidikan difinlandia jg lebih memfokuskan pada experimental/applied sains dibanding text book, jadi para edukator akan membawa alat peraga kedalam kelas dan mengajak murid2x untuk bereksperimen dgn hal tersebut.Grading dilakukan atas dasar kemampuan verbal, numerik dan pengetahuan bukan subjek per subjek.Setelah kamu berusia 16 thn yang artinya tleah menjalani minimal 9 thn pendidikan dasar (SD kelas 1 di finlandia dimulai ketika kamu berusia 7 thn) maka kamu akan masuk pada pendidian lanjutan, disini kamu telah dikelompokan sesuai dengan preferensi kamu apakah pengenn masuk sekolah kejuruan (mungkin setara SMK) atau academic school untuk nantinya dapat masuk ke universitas.Singkat cerita, tidak ada ranking, tidak ada kompetisi atau pemisah2xan diantara para murid. Guru2x diberikan otonomi seluas2xnya untuk menentukan bagaimana caranya mengajar, bahkan mereka dapat menentukan text book apa yang akan digunakan.Motto edukator di Finlandia adalah mereka mempersiapkan anak murid mereka untuk belajar bagaimana caranya belajar didalam kehidupan dan dunia ini bukan belajar untuk menghadapi ujian2x dan khawatir dengan rangking2x, dsbnya.Semisal, setelah jam istirahat jeda sekolah dasar di finlandia yaitu 75 menit mereka akan kembali ke kelas dan hal yang ditanyakan oleh edukator disana adalah apa yang kamu lakuan selama 75 menit itu.Kemudian dari jawaban2x yang ada edukator ini akan mengarahkan satu pembahasan, misalnya ada yang menjawab tadi melihat kucing maka mungkin si edukator ini akan mulai menjelaskan mengenai kucing seperti dari mana asalnya, apa nama latinnya, habitatnya, dsbnya. Anak lain mungkin menceritakan mengenai melihat mobil permainan jungkat-jungkit, maka akan diceritakan mengenai sains dibalik mainan jungkat-jungkit itu.So,menurut saya semua faktor2x ini sangat berpengaruh dgn bagaimana anak belajar, ujian sebenarnya bukan seberapa bagus nilai ujian anak didik namun seberapa paham si anak mengenai hal2x yang terjadi disekelilingnya dan seberapa besar dia dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun