Mohon tunggu...
Andhika Ardi Kresna
Andhika Ardi Kresna Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dari Sumatera Selatan

1 Juli 2016   00:24 Diperbarui: 1 Juli 2016   00:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namanya H Aswari Rivai SE, umur 52 tahun, saat ini menjabat sebagai Bupati Lahat, Sumatera Selatan, sudah masuk ke periode kedua. Saking pendekatannya yang menyentuh rakyat, membuat nyaman rakyat, mendapat julukan jokowi dari Sumatera Selatan.

Menurut Wari –sapaan karibnya, konsep menyentuh rakyat itu yang dibutuhkan. “Kedekatan pemimpin dengan rakyatnya. Sentuhan, itu yang dibutuhkan rakyat. Mungkin tidak bisa memuaskan semua rakyat, atau harus membuat kaya atau makmur.  Namun rakyat butuh disentuh, rakyat harus merasa nyaman. Itu yang telah terjadi di Lahat,” ujarnya, saat diwawancarai media sebuah media online pekan lalu, di sebuah wawancara khusus di Starbucks Cafe Lippo Mall Kemang Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Wari, kemudian memposisikan rumah dinas dan pendopo kabupaten sebagai rumah rakyat. Dari tukang loper koran, tukang sapu jalan hingga tukang ojek sudah pernah menikmati fasilitas seperti yang dirasakan Bupati dan pejabat Pemda lainya. Selama ini, area itu seperti tertutup.Dari konsep itu juga, maka pola kepemimpinan Wari itu beda dengan pemimpin lain. “Kalau aku  bilang punya kepemimpinan mirip Pak Jokowi, hampir sama dengan pak Jokowi. Keberhasilan beliau memimpin bukan hanya membangun fisik, tetap memberi tangan, senyum, makanya jarang ada demonstrasi,” ungkap kak Wari.

Itu pola sentuhan, kemudian Wari bisa mendengarkan keluhan mereka. Sampai di tahun ketiga periode kedua kepemimpinan Di Lahat, pria yang suka kegiatan otomotif itu telah berhasil membangun jalan sepanjang 1.800 km, menyediakan air bersih, sarana listrik dan alhamdulillah sudah mencapai 86 persen.Wari mendefinisi menyentuh rakyat itu melakukan dengan dialogis. Ini tentu tidak mudah, soalnya masyarakat Lahat dikenal kaku, tertutup, keras dan tidak mudah menerima pendatang. Tetapi dengan pola Wari hal itu bisa diatasi.

Termotifasi dari predikat yang serba kurang baik itu, Bupati yang terdulu pernah bilang : Mati kamu pimpin orang Lahat.  Tapi dengan sentuhan, sujud kepada yang lebih tua, gak formal karakter itu nyatanya bisa berubah. Untuk mengetahui sosok Wari pun tak susah. Pernah ada cerita petugas survey datang dari Jakarta untuk mengetahui sosok Bupati yang mantan pengusaha batu itu. Dari naik ojek dan ketemu warga sudah cukup mendapat keterangan lengkap soal sosok Wari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun