Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mengalami transformasi signifikan dalam budaya kerjanya yang terkenal rigid. Fenomena "workation" -- penggabungan kata "work" (kerja) dan "vacation" (liburan) -- telah menjadi tren yang semakin populer, terutama setelah pandemi COVID-19 mengubah paradigma kerja secara global.
Jepang, yang selama ini dikenal dengan budaya kerja konvensionalnya yang mengutamakan kehadiran fisik di kantor, mulai membuka diri terhadap konsep kerja yang lebih fleksibel. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) pada tahun 2023, lebih dari 45% perusahaan Jepang kini mendukung kebijakan workation, meningkat drastis dari 23% pada tahun 2019.
Faktor Pendorong Workation di Jepang
1. Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi telah memaksa perusahaan-perusahaan Jepang untuk mengadopsi sistem kerja jarak jauh. Data dari Japan Productivity Center menunjukkan bahwa 68% pekerja Jepang telah merasakan manfaat positif dari flexible working arrangement selama periode 2020-2023.
2. Inisiatif Pemerintah
Pemerintah Jepang, melalui program "Digital Nomad Village" yang diluncurkan pada pertengahan 2023, aktif mempromosikan konsep workation. Program ini menyediakan infrastruktur digital di berbagai lokasi wisata strategis, dari Hokkaido hingga Okinawa.
3. Kesadaran akan Work-Life Balance
Generasi muda Jepang semakin menuntut keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Survei yang dilakukan oleh Nomura Research Institute pada 2023 mengungkapkan bahwa 72% pekerja milenial Jepang menganggap fleksibilitas kerja sebagai faktor penting dalam memilih tempat kerja.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Workation telah memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Menurut laporan Japan Tourism Agency, daerah-daerah yang menerapkan program workation mencatat peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 15% pada tahun 2023, dengan multiplier effect pada sektor pendukung seperti F&B dan transportasi. Tren workation di Jepang diprediksi akan terus berkembang. Japan Research Institute memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, sekitar 60% perusahaan Jepang akan mengadopsi kebijakan workation sebagai bagian dari strategi kerja mereka.
Transformasi budaya kerja Jepang melalui workation menandai era baru dalam sejarah industri negeri ini. Keberhasilan implementasi workation tidak hanya mengubah cara orang Jepang bekerja, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.
REFRENSI
- Ministry of Economy, Trade and Industry (METI). (2023). "Annual Report on Japanese Work Culture Transformation 2023"
- Japan Productivity Center. (2023). "Remote Work and Productivity Survey 2023"
- Nomura Research Institute. (2023). "Millennial Workforce Preferences in Japan"
- Japan Tourism Agency. (2023). "Economic Impact of Workation Programs in Rural Areas"
Japan Research Institute. (2023). "Future of Work in Japan: 2025 Projection"
Artikel ini dibuat sebagai syarat Tugas Matakuliah HIK Asia Timur R.01
Nama Mahasiswa : Andhika Fahmi Pradana
NPM : 223507516011
Dosen : Gulia Ichikaya Mitzy, S.IP., M. A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H