Nama: Â Andhika Fachrell Fatihah
NIM: 220910101046
Kelas: Ekonomi Politik Internasional A2
Dalam beberapa tahun terakhir ini dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa disruptif yang memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap umat manusia. Di mulai dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan terjadinya New Normal yang tidak lama kemudian ditambah juga oleh perang di Ukraina, menyebabkan krisis pangan dan energi serta merusak kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade terakhir.Â
Masuk dalam tahun 2023, dunia sedang menghadapi tantangan kombinasi jenis resiko yang baru dan lama. Resiko lama seperti inflasi, perang dagang, kerusuhan sosial, dan konflik antar geopolitik telah muncul kembali, sementara resiko -resiko baru seperti tingkat utang yang tidak berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi yang rendah, menurunnya pembangunan manusia, kemajuan teknologi yang pesat, dan masalah iklim yang mendesak, menjadi perubahan yang akan membentuk masa depan. Faktor - faktor ini menciptakan era ketidakpastian dan kekawathiran bagi dunia untuk dekade - dekade mendatang.Â
Perubahan iklim atau Climate Change adalah salah satu masalah paling mendesak saat ini. Dampak perubahan iklim yang drastis sudah dapat dirasakan di seluruh bagian dunia, dan datang dalam bentuk perubahan cuaca yang lebih ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan turunya produktivitas dalam pertanian. Indonesia sendiri sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, karena populasinya yang besar dan padat, lokasi geografis yang berbentuk kepulauan, dan ketergantungan pada sumber daya alam.Â
Untuk menanggapi tantangan yang ada akibat perubahan iklim, Indonesia telah membuat sejumlah komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan usaha beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Salah satu komitmen tersebut adalah dengan mengeluarkan isu sukuk hijau, dimana pembiayaan terbesarnya berfokus pada transportasi berkelanjutan.Â
Sukuk Hijau atau Green Sukuk merupakan instrumen investasi berbasis prinsip syariah yang bertujuan untuk mendukung proyek ramah lingkungan. Instrumen investasi ini berupa obligasi atau underlying asset yang bisa dibeli oleh masyarakat investor dari berbagai kalangan. Dana dari aset ini berguna untuk membiayai kegiatan berwawasan lingkungan. Adanya instrumen investasi ini menjadi bentuk dukungan terhadap komitmen Indonesia mencegah perubahan iklim dan menjaga lingkungan.Â
Sejak 2018, Pemerintah Indonesia Kementerian Keuangan ( Kemenkeu ) telah menerbitkan Green Sukuk di pasar global dengan total mencapai USD6 miliar. Sementara untuk pasar domestik, pemerintah juga menerbitkan Green Sukuk ritel pertama di dunia. Green Sukuk ritel ini dijual secara online kepada investor individu dengan total penerbitan rentang 2019-2023 mencapai Rp25,2 triliun.Â
Penerbitan ini melalui lelang dengan seri PBSG001 sejak 2022 dengan total hingga kini mencapai Rp20,4 triliun. Berdasarkan sektornya, transportasi berkelanjutan memiliki proporsi kumulatif pembiayaan green sukuk terbesar sepanjang 2018 hingga 2022 yaitu mencapai 32,39% dari persentase total pembiayaan.
Salah satu sektor pembiayaan terbesarnya jatuh pada sektor transportasi berkelanjutan seperti pembangunan Kereta Rel Listrik atau KRL dan Light Rail Transit atau LRT. transportasi berkelanjutan ini sendiri memiliki dampak terhadap pembangunan berkelanjutan atau SDGÂ nomor 11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan, serta nomor 13 penanganan perubahan iklim.Â
Salah satu contoh proyek - proyek Sustainable Transport transportasi berkelanjutan yang didanai dengan dana Green sukuk ini adalah proyek rel kereta di Pantai Utara Pulau Jawa, proyek rel kereta lintas Sumatera dan proyek rel kereta Jabodetabek. Demi pembangunan jalur kereta api baru di Provinsi Sulawesi Selatan untuk membuka akses masyarakat terhadap pelayanan kereta api dalam rangka pembangunan perekonomian daerah dan konektivitas transportasi.Â
Proyek tersebut juga mencakup pembangunan jalan dan jembatan. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas operasi perkeretaapian, termasuk pembangunan ganda lintasan dalam rangka transportasi konektivitas di Pulau Jawa. Proyek termasuk konstruksi kereta api dan jembatan serta pendanaan operasi dan manajemen.Â