Mohon tunggu...
Andika Dirsa ( Andhar )
Andika Dirsa ( Andhar ) Mohon Tunggu... -

Mahasiswa, \r\nKetua Komunitas Cinta Menulis (KCM) Universitas Bung Hatta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

H. Agus Salim Menlu yang Melarat

27 Desember 2015   23:01 Diperbarui: 27 Desember 2015   23:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

”...Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu berbicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: selamanya ia hidup melarat dan miskin.” (Prof. Schermerhon, ketua delegasi Belanda pada perundingan Linggarjati, dalam Het dagboek van Schermerhon).

Di dalam gang sempit itu, berkelok dari jalan utama, menyelusup gang-gang padat rumah di Jatinegara terdapat sebuah rumah mungil dengan satu ruang besar. Begitu pintu dibuka, akan ada koper-koper berkumpul di sudut rumah dan kasur-kasur digulung di sudut lain ruang besar itu. Di sanalah tempat tidur H. Agus Salim bersama istri dan ketujuh anaknya.

Dikontrakan yang lain, H. Agus Salim, kira-kira enam bulan sekali mengubah letak meja kursi, lemari sampai tempat tidur rumahnya. Kadang-kadang kamar makan ditukarnya dengan kamar tidur. H. Agus Salim berpendapat bahwa dengan berbuat demikian ia merasa mengubah lingkungan, yang manusia sewaktu-waktu perlukan tanpa pindah tempat atau rumah atau pergi istirahat di lain kota atau negeri. Begitulah seperti dikisahkan Mr. Roem, murid dari H. Agus Salim yang juga tokoh Masyumi.

Kesederhanaannya yang luar biasa adalah ketika H. Agus Salim rela berjualan minyak tanah, sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa rasa malu ia menjualnya dengan cara mengecer, meski pada saat itu dia sudah pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan perwakilan tetap Indonesia di PBB. Bahkan saat ada acara di Yogyakarta, Agus Salim terpaksa membawa minyak tanah dan menjualnya disana. Hasil penjualan minyak tanah itu, lanjut Roem, dipergunakan untuk menutupi ongkos perjalanan Jakarta – Yogyakarta.

Anies Baswedan dalam ‘Agus Salim: Kesederhanaan, Keteladanan yang Menggerakan’ menyebutkan bahwa Agus Salim hidup sebagai Menteri dengan pola ‘nomaden’ atau pindah kontrakan ke kontrakan lain. Dari satu gang ke gang lain. Berkali-kali Agus Salim pindah rumah bersama keluarganya.

Pernah, pada salah satu kontrakkan, toiletnya rusak. Setiap Agus Salim menyiram WC, air dari dalam meluap. Sang istri pun menangis sejadi-jadinya, karena baunya yang meluber dan air yang meleber. Zainatun Nahar istrinya, tak kuat lagi menahan jijik sehingga ia muntah-muntah. Agus Salim akhirnya melarang istrinya membuang kakus di WC dan ia sendiri yang membuang kotoran istrinya menggunakan pispot.

Kasman Singodimedjo (tokoh Muhammadiyah dan Masyumi, Ketua KNIP Pertama), dalam ‘Hidup Itu Berjuang’ mengutip perkataan mentornya yang paling terkenal; pada ceramahnya di hadapan Bung Karno, Bung Syahrir, dan Soeharto, H. Agus Salim mengatakan “Memimpin adalah menderita, bukan menumpuk harta.”

Pada waktu salah satu anak Salim wafat ia bahkan tak punya uang untuk membeli kain kafan. Salim membungkus jenazah anaknya dengan taplak meja dan kelambu. Ia menolak pemberian kain kafan baru. “Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru,” kata Salim. “Untuk yang mati, cukuplah kain itu.”

Dalam Buku ‘Seratus Tahun Agus Salim’ Kustiniyati Mochtar menulis, “Tak jarang mereka kekurangan uang belanja.”

Lihatlah, bagaimana tak ada sumpah serapah pejabat meminta kenaikan jabatan, tunjangan rumah dinas, tunjangan kendaraan, tunjangan kebersihan WC, tunjangan dinas ke luar negeri untuk pelesiran, tunjangan kasur, tunjangan lobster dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun