Mohon tunggu...
Andhika Aryaputra Winarza_ 009
Andhika Aryaputra Winarza_ 009 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Indonesia Bersiap Melakukan Transisi Energi, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

27 Februari 2022   18:55 Diperbarui: 27 Februari 2022   19:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Disini siapa sih yang tidak tahu menahu mengenai potensi energi dari Indonesia, negara yang diapit oleh garis khatulistiwa dan juga berada di daerah ring of fire yang potensi nya sangat luar biasa banyak. Mulai dari Matahari, Angin, Air, Bioenergi, Geothermal, dan juga energi laut yang total energi nya mencapai 414 Giga Watt. Sedangkan jika kita melihat kondisi Indonesia saat ini kapasitas yang terpasang pada kelistrikan Indonesia mencapai 63.728,21 MW atau sekitar 63 GW, jika kita membandingkan dengan potensi yang sudah dijelaskan sebelumnya kapasitas litrik yang terpasang hanya 15% dari sumber potensi yang ada dan itu pun sudah digabungkan dengan PLTU, PLTD, PLTG dan pembangkit yang menggunakan batu bara. Untuk total bauran energi terbarukan sendiri di tahun 2019 mencapai 278,9 Twh per tahun. Jika dilihat memang sangat disayangkan dengan luas negara 1.811.570 km2 indonesia baru bisa menghasilkan energi yang belum bisa dibilang optimal, kini kita bandingkan dengan negara yang sama yakni negara Iran dengan luas 1.678.550 km2, negara tersebut mampu mencapai 306 Twh per tahunnya meski perbedaanya tidak terlalu jauh namun jika dilihat dari luasan wilayah negara kita lebih unggul namun pemanfaatan energi nya belum terlalu maksimal.

Banyaknya potensi dari energi baru terbarukan yang ada di Indonesia sampai kadang membuat kita bingung mana potensi yang sekiranya bisa dimaksimalkan oleh masyarakat tetapi sangat berpengaruh terhadap proses transisi energi yang sedang digempar -- gemparkan saat ini. Mudahnya kita lihat matahari, matahari yang selama ini sangat bermanfaat di kehidupan manusia mulai dari kesehatan serta membantu pekerjaan manusia.

Dalam segi kesehatan, jika kita berjemur di pagi hari antara jam 8 -- jam 10 kita bisa mendapatkan vitamin D yang sangat baik untuk tulang, lalu jika kita membahas mengenai pekerjaan manusia, matahari sangat berpengaruh terhadap proses pengeringan air laut yang akan di proses menjadi garam, atau contoh yang lain panas dari matahari membuat padi -- padi atau tanaman sayur milik petani tumbuh dengan subur dan bisa cepat di panen namun kini jika kita membahas dari segi energi yang dihasilkan oleh matahari apakah sebanyak itu?

Jika dilihat dari peta mengenai GHI atau Global Horizontal Irradiation, potensi di negara Indonesia mencapai 4,2 -- 5 psh atau (Peak Sun Hour) dan itu sangatlah besar. Menurut ibu Dr. Sripeni Inten Cahyani selaku tenaga ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan potensi matahari yang ada di Indonesia mecapai 207.8 GW namun yang baru dimanfaatkan baru sekitar 80.23 Mwp atau baru sekitar 0.03 persennya saja. Untuk memanfaatkan panel solar tidaklah sulit namun diperlukan ketelitian dan juga pemasangan nya diperlukan tenaga ahli, jika kita melakukan pemasangan 600 WP di setiap rumah di 1000 rumah bayangkan saja sudah ada 600 kWp yang terpasang dan bisa dijadikan pembangkit tenaga surya pada siang hari atau dilakukan ekspor listrik ke PLN.

Untuk harga dari pemasangan panel solar atau pv memang tidaklah murah tetapi jika kita membandingkan dengan mendapatkan energi gratis yang ada di alam dan juga membantu dalam meminimalisir pemanasan global yang diakibatkan dari penggunaan batu bara itu lebih baik. Dan untuk penggunaan panel solar juga bisa dijadikan investasi jangka panjang dan sangat menguntungkan apalagi jika dipadukan dengan energi angin atau air yang mengalir di sekitar rumah kita meskipun tidak terlalu besar tetapi kita sudah melakukan pengoptimalan terhadap energi yang ada di sekitar kita.

Memang tidaklah mudah dalam melakukan transisi energi berskala besar -- besaran dan serempak dalam satu waktu pastilah membutuhkan proses waktu, namun jika tidak dilakukan juga itu berarti kita tidak memanfaatkan energi yang ada di sekitar kita, diperlukan biaya dalam setiap pemasangannya tapi bukan berarti tidak bisa. Kita bisa bekerja sama dengan instansi terkait yang berfokus pada energi baru terbarukan melakukan gerakan -- gerakan seperti pemasangan panel solar serta pencerdasan terhadap masyarakat, itu memang contoh dari langkah -- langkah yang kecil yang bisa dilakukan jika memang kita serius dalam melakukan transisi energi yang sedang dipersiapkan untuk generasi yang akan datang. Karena kebanyakan energi yang digunakan saat ini sudah mulai berubah haluannya menuju energi bersih yang tidak menimbulkan polusi atau menimbulkan pencemaran terhadap maka dari itu setidaknya setiap orang harus mempunyai kesadaran terhadap pentingnya menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan dan jika ditanya kapan waktu yang tepat untuk dilakukan, sedini mungkin lebih baik.

Dan untuk memaksimalkan potensi energi baru terbarukan yang ada di Indonesia tentu perlu dilakukan koordinasi yang tepat dari segala bidang stakeholder yang ada di Indonesia dan juga masyarakat yang sebenarnya paling berpengaruh terhadap kemajuan transisi energi di Indonesia. Jika kita melihat para warga sudah membahas mengenai energi baru terbarukan disitulah berarti kepedulian terhadap transisi energi mulai serius dan pasti akan berkembang dengan pesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun