Mohon tunggu...
Andhika Yudha
Andhika Yudha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pelajar SMA berumur 14 tahun, agak sok tau, agak pinter dan sedikit tolol

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Analisa Kegagalan Timnas Indonesia

9 Juli 2010   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:59 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Piala Dunia 2010 telah mencapai babak final, bahkan mungkin waktu tulisan ini jadi sudah keluar juara baru Piala Dunia. Di saat euforia piala dunia terasa hampir di seluruh dunia, milyaran pasang mata setiap hari meluangkan waktu sekitar 2x90 menit untuk menyaksikan piala dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tapi tentu saja cukup miris kalau kita sebagai rakyat Indonesia hanya bisa melihat dan mendukung tim Negara lain, di mana MERAH PUTIH? Pada tulisan ini saya akan menyinggung apa yang salah atau masih perlu dibenahi dari sepak bola Indonesia

• Less Leadership : Menurut saya masalah leadership atau kepemimpinan menjadi salah satu kegagalan utama Indonesia di kancah persepakbolaan Intenasional. Seperti yang kita ketahui leadership ini tidak hanya pada segi timnas/pelatih itu sendiri tapi juga dari lembaga yang mengelola sepak bola sendiri yaitu PSSI dan juga Kemenpora. Di mana kita membutuhkan pemimpin yang Tegas, berwibawa, mendedikasikan jiwaraganya untuk Indonesia, membuat Indonesia berbicara banyak di kancah Internasional. Dari segi timnas Indonesia, saya rasa penggunaan pelatih asing juga bisa mendorong kemajuan sepak bola karena pelatih asing memiliki disiplin tinggi, leadership, dan experience. juga pengoptimalan program seperti Primavera yang kita semua tahu tidak begitu sukses, dan semoga pengiriman pemain muda ke Uruguay uang sedang terlaksana bisa sukses. Dan semua akan sukses dengan pememimpin yang memiliki leadership.

• Less Experience : Saya melihat pemain Indonesia masih terlalu banyak yang bermain di liga lokal kita yang kita tahu kualitasnya patut dipertanyakan, saya rasa pengiriman pemain seperti ke Uruguay tadi HARUS TERLAKSANA SECARA OPTIMAL. Tidak seperti primavera yang gagal. Menurut saya, pemain Indonesia yang merumput di luar negeri sangat bermanfaat bagi timnas seperti ……… di ……….., …….. di …………

• Less Nationality : pemain Indonesia saya rasa kurang memiliki nasionalisme yang kalah jauh dari pemain luar negeri. Seperti Maradona yang dulu ingin mengalahkan Inggris di piala dunia untuk membalaskan kekalahan Argentina dari Inggris pada Perang Malvinas. Pemain Indonesia harus memiliki nasionalisme untuk membela Indonesia sampai titik darah penghabisan. Dan juga pemerintah juga seharusnya menyediakan dukungan dan bantuan untuk para pemain nasionalnya. Meskipun mereka memiliki nasionalisme sekuat baja tapi tak bisa dipungkiri pesepak bola juga memiliki keluarga yang membutuhkan dana dan kasih sayang mereka. Jadi dalam hal ini menurut saya pemerintah juga harus bisa mengatur pemain demi nama baik Indonesia.

• Less Monitoring : dari 250 juta penduduk Indonesia, kita tentu dapat dengan mudah menemukan 11 orang yang bisa membela Indonesia dalam bermain sepak bola. Dari Sabang sampai Merauke kita tentu dapat memperoleh bakat-bakat brilian, hanya saja menurut saya peran pemerintah dalam hal ini sangat kurang apalagi di daerah yang masih terbelakang, padahal mungkin saja di sana terdapat mutiara di dalam lumpur.

• Less Supervising : Perlu anda tahu timnas U-15 Indonesia meraih hasil membanggakan menjadi runner-up kualifikasi Piala Dunia Junior dan akan maju menuju Piala Dunia U-.. . Lalu kemana mereka semua? Mereka tidak pergi ke luar negeri seperti koruptor demi kesenangan pribadi, mereka tetap berada di Indonesia. Pada usia junior para pemain ini berada di bawah pengawasan Kemenpora namun pada usia senior mereka berada di bawah pengawasan PSSI. Di sanalah mereka hancur dan hilang dari permukaan. Sangat menyedihkan memang.

• Less Infrastructure : Di kota besar kita sangat jarang bias menemukan tanah yang cukup lapang untuk bermain sepak bola. Di Indonesia benih-benih calon penerus bangsa tidak mendapat tempat untuk menekuni hobi sejuta umat ini. Semoga saja kita bisa melihat program 1000 lapangan kemenpora bisa berjalan dengan sebaik-baiknya. Karena kalau kita lihat sekarang, remaja mulai beralih ke futsal karena keterbatasan sarana. Dan bisa kita saksikan Timnas Futsal Indonesia bisa menjadi juara di ……… . So, kita sudah memiliki SDM yang mumpuni.

• Less RESPONSIBILITIES : Masih lekat di ingatan PM Jepang yang mengundurkan diri setelah programnya gagal, atau pelatih Korea yang mengundurkan diri meskipun prestasi Korea sudah Above Expectations. Dan kita saksikan di Negara kita tercinta, pengurus PSSI yang sudah gagal membawa nama Indonesia ke kancah Internasional tetap PEDE atau NGGAK TAHU MALU menjabat tempat-tempat penting di organisasi yang menurut saya membutuhkan orang yang memiliki Leadership, Nationality, dan Responsibilities ini. Kongres Sepak Bola di Malang yang baru-baru ini terjadi menurut saya tidak menghasilkan sesuatu yang berarti, kita saksikan saja kelanjutan organisasi ini.
Sampai sini penulis merasa “Siapa sih gue sok tau amat”. Yah saya memang hanya anak SMA berusia 14 tahun yang mungkin agak sok tahu, agak pinter dan sedikit tolol. Tapi saya mencintai Indonesis dan masih berharap suatu saat bisa melihat Indonesia di Piala Dunia, dan saya tahu kita bisa.
Dan saya ingin mengatakan maaf apabila ada pihak yang tersinggung dengan tulisan saya ini.

MAJU SEPAK BOLA INDONESIA ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun