Mohon tunggu...
Andreas AndhikaWirapraba
Andreas AndhikaWirapraba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Studi Kasus Media Korporasi Perusahaan Jawa Pos

1 Oktober 2024   11:09 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemajuan teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh pada kondisi media yang semakin kompleks. Masyarakat masa kini membutuhkan hal yang cepat dan baru dalam asupan informasi yang terjadi di luar sana. Pihak yang memiliki tugas dalam memasok informasi pada Masyarakat adalah perusahaan media dan diantara perusahaan media salah satunya adalah media korporasi. Media korporasi memiliki pengertian media yang memiliki tugas dalam mengolah dan mengelola informasi untuk menjadi sama satu media dengan media lainnya dan setelahnya akan dikirim pada masyarakat.

Media korporasi seringkali dikaitkan dengan kepemilikan salah seorang konglomerat. Media korporasi juga sering dikatakan sebagai bisnis dengan tujuan utama adalah keuntungan. Dengan sumber daya yang besar, media korporasi bisa saja menjangkau khalayak yang luas baik dalam negeri maupun jangkauan global hingga luar negeri. Oleh karena itu, dengan kepemilikan perseorangan dalam sebuah media yang tugasnya memberikan informasi pada masyarakat dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.

Dalam tulisan ini akan membahas media korporasi tepatnya Jawa Pos. Jawa Pos sendiri dimiliki oleh perseorangan yaitu Dahlan Iskan. Jawa Pos juga merupakan salah satu media terbesar di Indonesia dengan tersebarnya 200 media dari sabang sampai Merauke. Jawa Pos sendiri pertama kali dibentuk pada tahun 1949 yang dimulai dari koran kecil di Surabaya. Saat ini Jawa Pos telah berekspansi menjadi beberapa bentuk seperti televisi, event, radio, dan media digital.

Jawa Pos juga berkerja sama dengan beberapa perusahaan seperti SEA Today induk usaha yang menaungi televisi lokal Jawa Pos. Selain itu, Jawa Pos juga pernah bekerja sama dengan perusahaan yang tidak fokus pada media yaitu Bentoel Group. Saat ini terdapat 69 daerah yang dijangkau oleh Jawa Pos seperti Radar Bali, Radar Solo, Radar Malang, dan masih banyak lagi. Dalam fitur yang disediakan oleh Jawa Pos, terdapat beberapa fitur yang disediakan untuk masyarakat agar terjadi interaksi dua arah seperti fitur opini dan komentar.

Untuk membuktikan Jawa Pos merupakan media korporasi, maka harus dilakukan analisis yang meliputi segmentation, targeting, positioning, dan controlling media. Menurut Knoche dalam Nainggolan (2017) media korporasi sendiri dalam industri media dipengaruhi oleh pergerakan modal media yang bertujuan untuk mempertahankan keuntungan. Dengan hadirnya digitalisasi, perusahaan media mulai melakukan integrasi dalam industri ini. Mereka membentuk berbagai korporasi multimedia melalui transformasi dari perusahaan media tradisional, seperti media cetak dan penyiaran (Nainggolan, 2017).

Dalam analisis segmentasi terkait dengan Jawa Pos, terdapat dua segmentasi yaitu segmentasi demografi dan segmentasi geografi. Segmentasi demografi merupakan pengelompokan yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, pekerjaan, dll. Hasil dari segmentasi demografi Jawa Pos yaitu Jawa Pos didominasi pembacanya berjenis kelamin pria dengan rentang usia 30 - 49 Tahun dan Sebagian besarnya memiliki pekerjaan sebagai karyawan. Lalu untuk segmentasi geografinya, Jawa Pos laku keras di kota Surabaya. Hal tersebut dikarenakan Jawa Pos berpusat di Kota Surabaya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa daerah lain pencetak koran Jawa Pos turut serta membaca Jawa Pos.

Lanjut pada analisis targeting, Jawa Pos menargetkan beritanya dibaca oleh 69 daerah yang tersebar di seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Hal ini tercantum dari kolom network yang terdapat pada kanal berita digital Jawa Pos. Dari 69 daerah yang dapat terjangkau oleh Jawa Pos, dapat di spesifikkan lagi pembaca yang menjadi target Jawa Pos berumur 18-55 tahun.

Dalam analisis positioning, Jawa Pos memposisikan perusahaannya sebagai media berita yang kredible dan terpercaya. Sebagai media yang sudah lama berdiri dan masih aktif hingga saat ini dapat mencerminkan bahwa Jawa Pos merupakan media yang terpercaya. Tidak hanya itu, Jawa Pos juga memposisikan perusahaannya sebagai media berita yang memberitakan informasi informasi yang terdapat di daerah dengan fitur berita daerahnya.

Terakhir adalah analisis Jawa Pos dalam aspek controlling media. Dengan media korporasi yang memperhatikan aspek profit dalam perusahaannya, Jawa Pos juga memperhatikan hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan sistem PPC (Pay per Click) yang terdapat pada koran digitalnya. Singkatnya, ketika seseorang memencet salah satu judul berita maka terdapat iklan yang muncul. Tidak hanya itu, dalam kanal digitalnya, Jawa Pos juga memberikan slot atau tempat untuk beriklan. Dimana ketika seseorang beriklan dalam kanal berita tersebut, maka pihak tersebut harus membayar Jawa Pos sebagai penyedia lokasi iklan.  

Kesimpulannya, media korporat seperti Jawa Pos memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat, namun mereka juga dipengaruhi oleh  bisnis yang mencari keuntungan. Dengan digitalisasi, Jawa Pos telah berkembang dan terintegrasi ke berbagai platform multimedia, menjangkau khalayak luas baik di dalam negeri maupun internasional. Segmentasi demografis dan geografis Jawa Pos menunjukkan bahwa media ini mempunyai basis yang kuat di Surabaya, dengan pembaca utama adalah laki-laki usia kerja. Melalui strategi positioning dan penargetan kami, Jawa Pos memantapkan dirinya sebagai kanal berita terpercaya dan memprioritaskan keterlibatan dengan pembaca kami

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun