Pada era ekonomi digital ini, perkembangan teknologi serta kehidupan yang semakin terdepan, seorang pendidik diharapkan untuk membantu siswanya dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis. Dalam mengembangkan berpikir siswa, pendidik dapat melakukannya dengan menerapkan model ajar yang cocok dan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar serta membangkitkan pikirannya.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan seseorang untuk masa depan. Dalam rentang umur 15 tahun hingga 17 tahun, seseorang dapat dikatakan mampu untuk berpikir kritis. Berpikir kritis dapat dilakukan dalam kegiatan belajar berupa memecahkan suatu permasalahan. Dengan adanya kegiatan pemecahan masalah tersebut, siswa dapat membentuk kemampuan dalam berpikir kritis.
Problem Based Learning (PBL)Â merupakan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam kegiatan belajar untuk menumbuhkan sikap berpikir kritis pada siswa. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan pada beberapa mata pelajaran terutama pada mata pelajaran ekonomi. Pendidik dapat memberikan tema mengenai isu perekonomian dalam pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Pembelajaran berbasis masalah lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengatur, mengelola, dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Siswa diajak untuk merefleksikan proses pembelajaran mereka melalui identifikasi kelebihan ataupun kekurangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Problem Based Learning (PBL) menjadi bentuk pembelajaran yang kreatif karena dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Model pembelajaran ini meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan melalui beberapa tahapan pada metode saintifik sehingga siswa dapat mendalami ilmu yang berkaitan dengan masalah yang disediakan dan menampilkan keterampilan dalam menemukan solusi.
Problem Based Learning (PBL) sangat cocok digunakan dalam pembelajaran ekonomi karena siswa dituntut untuk berpikir kritis serta menghadapi permasalahan perekonomian yang real di masyarakat, siswa dituntut untuk berpikir bagaimana menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Seperti contohnya pada materi Indeks Harga dan Inflasi. Biasanya, pembelajaran ekonomi terutama pada materi Indeks Harga dan Inflasi dilakukan secara monoton dengan berpusat pada pendidik sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran materi Indeks Harga dan Inflasi, siswa dituntut untuk memecahkan permasalahan inflasi di Indonesia sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Permasalahan Indeks Harga dan Inflasi yang dihadirkan pada model Problem Based Learning (PBL) digunakan sebagai dorongan kepada siswa ketika belajar dalam menemukan alternatif solusi dalam memecahkan masalah sehingga hasil tes kecakapan berpikir kritis meningkat.
Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada Ilmu Ekonomi materi Indeks Harga dan Inflasi karena pada model ini peserta didik memiliki pengetahuan yang penting serta mahir dalam memecahkan suatu permasalahan yang nyata dan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kecakapan berpikir kritis yang sangat diperlukan di kehidupan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H