Mohon tunggu...
Andhara Kintia Fitri
Andhara Kintia Fitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - xyz

@a.ndkintiaf_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

JATUH DI NEGERI MATAHARI

21 November 2021   10:19 Diperbarui: 21 November 2021   16:21 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Maeda kembali ke Jepang. Saat di jepang ternyata Maeda ditugaskan ke Indonesia untuk menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, terutama untuk membeli minyak untuk Jepang. Akhirnya harapan Maeda terwujudkan untuk datang ke Indonesia. Maeda sangat senang mendapatkan kesempatan ini, padahal waktu itu Maeda sudah mengikhlaskan harapanya untuk tidak datang ke Indonesia, karena dinas di Belandanya semakin lama. Ini semua hanya tentang waktu, sebab segala sesuatu masalah akan berakhir dengan kebahagian apabila kita menghadapi nya dengan sabar dan ikhlas. Selain hanya di tugaskan untuk membeli minyak untuk Jepang, Maeda juga ditugaskan membangun jaringan mata-mata di Indonesia, dengan bantuan warga Jepang sipil seperti Shigetada Nishijima.


Kemudian Maeda datanglah untuk bertugas ke Indonesia seiring dengan kemunculan Jepang, ia menyelesaikan semua tugas yang diberikan pada saat di Jepang. Saat inilah kesempatan emas untuk Maeda. Di Jakarta Maeda membangun sekolah yang di beri nama Asrama Indonesia Merdeka. Asrama ini untuk para pemuda yang terpilih. Maeda   langsung menghubungi Ahmad Soebarjo untuk menjadi penggerak Asrama ini. Ahmad Soebarjo pun setuju ia menjadi penggerak asrama bersama teman nya yaitu Wikana. Akhirnya Maeda meresmikan asrama indonesia. Asrama ini sangat penting bagi para pemuda indonesia, bahkan hampir semua pengajar di sekolah ini yaitu para tokoh toko indonesia. Seperti diantaranya Soekarno yang mengajarkan politik, Hatta mengajarkan ekonomi, Sanoesi Pane mengajarkan Sejarah Indonesia, Sjahrir mengajarkan sosialisme, Iwa Kusuma Sumantri mengajarkan hukum pidana, dan Ahmad Subardjo mengajarkan hukum internasional.

Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan telah berlalu, akhirnya 30 orang pemuda menjadi lulusan pertama di asrama ini dan angkatan ke dua 80 orang, tetapi angkatan ke dua tidak sempat menyelesaikan pendidikan, karena Perang Dunia II telah berakhir dan Jepang menyerah pada sekutu.

Jepang tiba tiba menyerah dan menyatakan perang ini berakhir. Tapi berita ini masih simpang siur bagi warga negra indonesia. Hatta, Sukarno dan Ahmad Soebardjo mendatangi Maeda untuk mengonfirmasi berita tersebut. Sukarno terus terang menanyakan berita tersebut. "apa benar bahwa Jepang sudah meminta damai kepada Sekutu?" tanya Soekarno. Maeda tidak menjawab dan terdiam satu menit lamanya. Maeda mengangguk seolah olah memberi isyarat kepada Sukarno, bahwa berita itu benar. Maeda lalu mengeluarkan suaranya dan berbicara "bahwa berita itu memang disiarkan oleh Sekutu. Tetapi, di sini belum lagi memperoleh dengan yakin, bahwa Jepang sungguh-sungguh menyerah" ucap Maeda.
Hatta, Sukarno dan Ahmad Soebardjo merasa lega mendengar jawaban dari Maeda, Jawaban Maeda seolah olah menjadi sebuah isyarat bahwa sudah saatnya untuk memerdekakan Indonesia. Dari kejadian inilah muncul desakan agar Indonesia segara mendeklarasikan kemerdekaan.

Keesokan harinya para warga indonesia sangat ramai memperbincangkan Indonesia akan merdeka, dan saking tidak sabarnya untuk merdeka. Warga indonesia ingin Merdeka tanpa bantuan dari jepang. Akhirnya Para pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Berita penculikan ini pun tersebar, hingga berita ini terdengar oleh Ahmad Soebarjo, yang sedang bekerja. Ahmad Soebarjo  segera bergegas pergi kesana agar Sukarno dan Hatta bisa dibebaskan. Setelah lama perdebatan yang sangat panas, para pemuda pun membebaskan Sukarno dan Hatta dengan syarat proklamasi harus segera diumumkan tanpa bantuan Jepang.

Mereka mencari tempat yang aman untuk merumuskan naskah proklamasi, lalu terbesitlah di pikiran Ahmad Soebarjo untuk menggunakan rumah Laksamana Maeda, Karena Ahmad Soebarjo memiliki kedekatan dengan Laksamana Maeda. Kedekatan ini membuat Maeda lebih lunak terhadap keinginan Indonesia untuk merdeka. Maeda mengijinkan rumahnya untuk merumuskan naskah proklamasi. Para tokoh tokoh nasional sangat berterimakasih kepada maeda karena sudah meminjamkan rumahnya.

Akhirnya setelah perjuangan yang sangat panjang untuk memerdekakan indonesia, naskah proklamasi dibacakan. Indonesia Merdeka! Semua rakyat indonesia bersorak ria! MERDEKA MERDEKA MERDEKA! Selain hanya warga indonesia yang senang, laksamana meda juga ikut senang, karena ia sudah melaksanakan keinginannnya membantu indonesia merdeka.

Setelah Indonesia merdeka, Maeda di siksa, di caci maki dan di tuduh membantu indonesia merdeka oleh warga jepang. Akhirnya meda pun kembali ke jepang. Maeda Bukannya bisa lega setelah kembali ke jepang, tetapi hidup Maeda sangat menjadi berantakan,semua masalah bermunculan. Maeda diseret meja hijau karena membantu Indonesia ke gerbang kemerdekaan, seperti yang dialaminya ketika ditahan sekutu. Selain itu maeda juga di caci maki habis habisan oleh rakyat jepang. Lalu maeda di tahan selama beberapa bulan, karena maeda berhasil membantah. Akhirnya ia melepaskan jabatan nya, dan ia menikmati sisa hidupnya yang sangat kejam.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun