Mohon tunggu...
Ande Vawana
Ande Vawana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Menggabut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maraknya Fenomena Jurnalisme Warga Yang Terus Meningkat Di Kalangan Publik

25 Juli 2023   21:40 Diperbarui: 27 Juli 2023   20:43 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnalisme warga telah menjadi fenomena pencerahan di era digital, membuka pintu bagi masyarakat untuk menjadi aktor utama dalam menyajikan informasi. Kini, setiap individu dilengkapi dengan perangkat teknologi, memungkinkan mereka untuk merekam, mendokumentasikan, dan membagikan peristiwa-peristiwa di sekitar mereka secara instan. Inilah keajaiban jurnalisme warga - memberdayakan setiap orang sebagai penjaga kebenaran, pengawas keadilan, dan penerang masyarakat.

Para jurnalis warga memperlihatkan keberanian luar biasa dengan menghadapi risiko dan tantangan untuk melaporkan berita-berita terpenting. Mereka berada di garis depan ketika peristiwa penting terjadi dan menggugah kesadaran publik akan isu-isu yang sebelumnya luput dari perhatian media tradisional. Melalui jurnalisme warga, informasi tak terfilter segera mencapai khalayak, memberi suara bagi yang tak terdengar dan menghasilkan efek domino yang membuka mata masyarakat akan ketidakadilan di sekitarnya.

Jurnalisme warga memberikan kontrol atas narasi kembali kepada masyarakat. Tidak lagi ada monopoli informasi oleh lembaga media besar atau pemerintah. Berbagai perspektif dari beragam latar belakang masyarakat dapat diakses dan dibagikan. Ini mengakibatkan peningkatan dalam kecerdasan kolektif, karena khalayak kini memiliki akses pada berita yang tidak terbatas dan terpapar pada sudut pandang yang berbeda.

Namun, ada tantangan kritis yang harus diatasi oleh jurnalisme warga, terutama terkait keaslian informasi. Kehadiran berita palsu atau disinformasi di platform media sosial menjadi ancaman bagi integritas jurnalisme warga. Kredibilitas harus dikedepankan dalam setiap laporan, dan masyarakat harus dilatih untuk melakukan verifikasi dan validasi sebelum menyebarkan informasi.

Penyebaran berita yang cepat dan mudah yang biasa dilakukan jurnalisme warga ini mempu menghasilkan berbagai isu hoax yang mampu menjadikan pembahasan tersebut topik yang hangat di kalangan masyarakat. Tak jarang isu hoax atau berita tidak benar mampu menyalahgunakan informasi yang dapat memberikan kerugian pada pihak lain. Jurnalisme warga sangat mempengaruhi opini publik hingga mampu menjadikannya sebagai kubu yang kuat dalam berpendapat.

Jurnalisme warga berfungsi secara efektif ketika ada kolaborasi antara warga, jurnalis profesional, dan organisasi media. Para jurnalis warga harus bekerja sama dengan profesional media untuk mengembangkan keterampilan dan etika jurnalisme yang lebih baik. Sebaliknya, media mainstream harus membuka ruang lebih luas bagi partisipasi masyarakat dan mengintegrasikan konten jurnalisme warga dalam pemberitaan mereka. Dengan cara ini, kekuatan kolaboratif dapat memperkuat jurnalisme warga dan meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan.

Jurnalisme warga juga telah berperan dalam memicu perubahan sosial dan lingkungan yang positif. Dengan mengangkat isu-isu seperti ketidakadilan sosial, perlakuan buruk terhadap hewan, atau kerusakan lingkungan, masyarakat diinformasikan dan diilhami untuk bertindak. Aksi kolektif dapat muncul melalui kampanye, demonstrasi, atau bahkan petisi online yang didorong oleh informasi yang dibagikan oleh jurnalisme warga.

Salah satu isu utama dalam jurnalisme warga adalah keakuratan dan keandalan informasi yang disampaikan. Banyak jurnalis warga tidak memiliki pelatihan formal dalam verifikasi fakta, yang dapat menyebabkan penyebaran berita palsu atau keliru. Jurnalisme warga mungkin tidak selalu memperhatikan kode etik dan standar jurnalisme yang ketat. Ini dapat menyebabkan masalah seperti pelanggaran privasi, penggunaan bahasa yang tidak sensitif, atau pemberitaan yang tidak seimbang.

Seperti di media lain, jurnalisme warga juga rentan terhadap bias individu atau kelompok. Beberapa jurnalis warga mungkin memiliki agenda tertentu atau memilih untuk menyajikan berita sesuai pandangan mereka tanpa memberikan ruang untuk sudut pandang yang berbeda. Jurnalisme warga juga dapat memunculkan masalah hukum, seperti pencemaran nama baik atau pelanggaran hak cipta, terutama jika sumber berita tidak dihormati atau materi dari sumber lain digunakan tanpa izin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun