Dahulu ketika seorang wartawan ingin mendapatkan sebuah data perlu adanya bertemu dengan narasumber, mengobrol dan menuliskan suatu data yang ditemukan. Selain itu dulu ketika seorang wartawan mengumpulkan data terkadang data yang didapat tidak akurat sehingga perlu adanya pencarian data lainnya yang lebih kredibel untuk lebih menyakinkan berita yang dibuat.
Kini dengan perkembangan internet yang semakin cepat dan mudah digunakan, membuat munculnya jurnalisme data. Apa itu jurnalisme data ? jurnalisme data adalah jurnalis atau wartawan yang mencari, mengumpulkan, memilih, dan kemudian mempublikasikannya sesuai dengan data yang di dapat. Kini banyak para jurnalis yang lebih memilih menggunakan jurnalisme berbasis data dikarenakan sekarang ini teknologi-teknologi yang mendukung jurnalisme data semakin banyak dan lebih memudahkan jurnalis di dalam mendapatkan data.
Jurnalisme data kini dapat dikombinasikan dengan beberapa teknik penyajian berita. Sekarang berita dapat ditampilkan lebih inovatif dan memiliki visualisasi. Kenapa ditampilkan lebih inovatif dan ada visualisasi, karena kebanyakan para pembaca lebih mudah dan lebih memahami ketika suatu berita tersebut dikemas dengan adanya foto, grafik, audio, ataupun video.
Namun tak selamanya data yang di dapat dengan mudah dari berbagai sumber itu mudah untuk dikatakan valid dan dapat dipercaya. Karena seharusnya seorang jurnalis berusaha untuk mengolah kembali data itu dengan sebaik-baiknya, bukan langsung secara mentah-mentah dipublikasikan. Sehingga tidak menimbulkan suatu kebingungan akibat dari informasi mana yang benar dan mana yang salah.
Wibowo, B. (2016). Panama Papers dan Jurnalisme Berbasis Data. Diambil dari http://yellowcabin.com/panama-papers-dan-jurnalisme-berbasis-data/ pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 16.32 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H