Mas Inu, kompasianer mana yang tidak tahu? (kalau pertanyaan ini saya ajukan ke mas Yudi saya jamin dia pasti tidak kenal dengan mas Inu padahal mereka dulu pernah tinggal di wilayah yang bertetangga) . Mas Inu, itu loh jurnalis handal yang telah menerbitkan tiga dari tetralogi SBY dan Istananya, laris manis bo....sekarang mukanya sering muncul di layar kaca.. :). Saya aja sampai memaksa kang Elha minta dipotretin sama beliau dengan maksud bila fotonya jadi saya akan menyombongkan diri sama anak bahwa ibunya punya teman pesohor Indonesia. Tapi untungnya niat buruk itu belum diperkenankan Allah sampai saat ini. Kang Elha belum kirim foto tersebut ke saya, padahal saya sudah add dia jadi teman di fesbuk... hiks ;( . Ah saya mau positif thinking aja deh, barangkali negatif fotonya gosong jadi gak bisa di upload (padahal cameranya digital kan kang )... abis saya berkulit gelap dan  cafe MU tempat ultah ke 2 kompasiana itu dirayakan juga gelap...... Tapi bagaimana pun saya telah lega karena pertanyaan yang cukup lama mengendap tentang mas Inu telah terjawab. Sejak membaca beberapa tulisan beliau di sini saya tertarik "mengapa beliau selalu menuliskan kalimat-kalimatnya semua dengan HURUF KECIL . Saya tidak mau gegabah mengambil sebuah kesimpulan hanya berdasarkan pengetahuan saya yang jetex bahwa 'beliau itu adalah orang yang rendah hati dan tidak sombong pada siapapun'. Saya mencanangkan tekad sejak pertanyaan itu timbul itu untuk membuktikan langsung hipotesa saya. Ternyata analisa saya tidak meleset.. "Mas Inu itu memang orang yang rendah hati , tulus dan tidak sombong", buktinya ia menyambut tangan saya yang terulur ketika mengenalkan diri dengan senyum yang ramah dan berjanji suatu saat bila anak ke tiganya lahir akan belanja di toko pakaian bayi suami saya... hehehe .... becanda mas Inu... Hati saya sekarang plong.
Siapa Mas Yudi....? Ah dia bukan siapa-siapa, mas Inu pasti juga gak kenal. Dia itu pedagang bakso Malang keliling yang selalu berjualan di sekitar rumah saya tiap sore. Dari tetangga saya mendengar kabar bahwa dia itu pintar berbahasa Inggris, anak-anak tetangga saya itu selalu mengobrol dengan dia untuk memperlancar bahasa Inggris mereka. Berkat sering berlatih sama mas Yudi kedua anak tetangga saya itu menjadi mulus diterima kerja karena mereka sangat lancar ketika di interview dalam bahasa asing yang tidak asing bagi sebagian orang. Saya memang tipe makhluk yang serba ingin tahu dan membuktikan langsung. Kemaren sore, berbarengan dengan nafsu jajan bakso saya coba mengajak mas Yudi mengajar saya Bahasa Inggris, Subhanallah ternyata memang lancar. Mas Yudi lulusan setaraf diploma tiga sebuah pesantren di Jawa Timur. Dia pernah 5 tahun di Malaysia dan satu tahun di Singapura. Di Singapura ia bekerja di perusahaan kapal pesiar, tapi karena slek dengan bosnya orang Perancis tidak diijinkan shalat, dia berhenti. Dia menjadi pedagang bakso keliling sebagai bentuk kepatuhan seorang mursyid kepada tuan guru yang melarangnya kerja di sektor lain. Nah dari situ saya berpikir jangan mengambil kesimpulan tentang derajat seseorang dari pekerjaan yang digelutinya.
Sekarang Uni Linda.... wah yang satu ini lagi top markotop beberapa hari ini karena tengah marabo gadang sama kang Pepih dan Isjet.... tapi pagi-pagi tadi saya dah membaca postingan permintaan maaf beliau kepada kedua orang itu.... :) Sebagai ibu-ibu estewe yang tidak jauh berbeda umur (walaupun dalam hal lain perbedaan besar sekali dengan saya ...beliau wartawan senior, putih, tinggi , cantik.... dll, sementara saya... ah saya gak minder kok ini fakta hahaha) maklum sekali bahwa " ibu-ibu itu kalau sangat sayang trus dicuekin sama kesayangannnya pasti muarrah dan bakal berkicau-kicau merduuu, saya akui saya begitu juga sama anak saya...., maka sadarlah para warga dan admin kompasiana tercinta jangan sekali-kali memancing kemarahan seekor singa betina... :)
Dan lainnya itu siapa? Mereka adalah warga dunia maya yang berkumpul di rumah Kompasiana yang katanya sehat ini. Terkagum-kagum, terheran-heran dan sedikit melongo seperti orang bego melihat perkembangan yang ada. Tak dikira tak dinyana, ternyata dunia maya dan dunia nyata itu bedanya tiipis . Di dunia nyata ada kelas sosial, di dunia maya juga ada. Di dunia nyata orang bersatu dalam berbagai suku dan kampung, di sini juga begitu. Di dunia nyata ada yang baik hati, rendah diri, tulus, sombong, menjaga diri atau penyendiri. Di dunia maya sama juga rupanya... dan terbukti bagi saya ketika mengamati kompasianers dalam acara kopi darat seperti acara ultah kompasiana kedua 27 November 2010 lalu.
Sekarang pertanyaan penting bagi saya saat ini adalah "SIAPAKAH SAYA dan JENIS MANUSIA BAGAIMANA SAYA??? siapa yang bisa memberi jawaban ? Please deh tulung saya.. termakasih.
HF
Tangerang, 3 Desember 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H