Sekarang matematika sudah berkembang dengan menelaah hal-hal yang membutuhkan daya pikir dan imajinasi tingkat tinggi. Dari segi sudut pandang yang digunakan, matematika dapat dilihat dari ruang kajian, struktur, atau karakter yang lain (Hosnan, 2014)
Cinta kepada matematika, khususnya geometri dan simbol bilangan, menurut Nasr, berhubungan langsung dengan esensi ajaran Islam, yaitu doktrin tentang kesatuan Tuhan (tauhid). Tuhan adalah tunggal, karenanya bilangan satu dalam seri bilangan adalah symbol yang paling langsung dan masuk akal.Â
Baca juga : sejarah dan filsafat matematika islami
Ajaran Islam tersari dalam prinsip tauhid laa ilaaha illallah yang terdeskripsi dari rukun iman dan rukun Islam. Seluruh bangunan pemikiran dan peradaban Islam bertumpu pada dua pilar utama tersebut.Â
Yakni keyakinan kepada Allah yakni implementasi rukun iman yang tersebut dengan enam keyakinan (yakin kepada Allah, malaikat, nabi, kitab hari akhir, dan qodho serta qodar).
Inilah semua berhimpit tentang pemahaman matematis yang positivistis. Dalam matematika semua diubah terlebih dahulu menjadi bentuk yang paling primitif melalui proses "abstraksi". Artinya matematika sebagai bahasa berfikir menuju pemecahan suatu masalah mencakup sekurang-kurangnya tiga logika.Â
Abstraksi itu adalah kaidah-kaidah logika untuk menemukan pola-pola keteraturan serta hubungan-hubungan baru tanpa mempersoalkan asal muasal abstraksi itu. Matematika utama agar manusia dapat berfikir dan bernalar adalah logika dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya melalui penguasaan matematika.
Matematika diajarkan dengan tujuan utama untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi, dan kemampuan bernalar untuk menghadapi setiap keadaan dan permasalahan dalam kehidupan.Â
Tujuan lain yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan sikap cinta kebenaran, jujur, teliti, cermat, tidak ceroboh, tekun, ulet, sabar, percaya diri, pantang menyerah, dan pantang putus asa. Jadi belajar matematika sangat erat kaitannya dengan pembentukan al-akhlaqul karimah (Abdussakir, 2007).Â
Matematika juga mengajarkan pentingnya waktu bahkan matematika merupakan kunci menguak misteri tentang sifat-sifat Allah (Damon, 2012). Allah mendesain dan mencipta alam semesta penuh dengan keteraturan dan ketepatan.