Mohon tunggu...
fitriana andarwati
fitriana andarwati Mohon Tunggu... -

akuwh adalah akuwh tak akan menjadi orang lain.be u'r self

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengorbanan......

2 November 2010   16:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Taukah anda betapa besar pengorbanan seorang ibu dan ayah?

Ibu yang selalu membawa kita kemanapun kita pergi selama 9 bulan. Beliau mengorbankan nyawanya ketika melahirkan kita. Ibu yang menahan rasa sakit ketika melahirkan demi melihat kita ada di dunia. Tetapi melihat kita telah terlahir ke dunia, rasa sakit yang dialami seakan lenyap. Ibu yang selalu merawat kita ketika sakit. Ibu yang bersedih ketika kita menangis. Ibu yang selalu menjaga kita. Ibu yang mendidik kita hingga dewasa. Betapa besar pengorbanan seorang ibu. dan betapa besar kasih saynag seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu kepada anaknya sangatlah besar melebihi kasih sayang kepada dirinya sendiri. Ibu dan ayah rela tidak makan demi anaknya. Ibu dan ayah yang tak pernah berhenti menjaga dan melindungi kita. ayah yang juga menjaga kita melindungi kita dari semua bahaya. Ayah yang bekerja keras membanting tulang demi menghidupi kita. Demi kebahagiaan kita.

Tetapi terkadang kita membuatnya meneteskan air mata atas tingkah dan kelakuan kita. Air mata yang sangat berharga yang tidak perlu ditetskan. Ibu menangis melihat kita terbaring sakit. Ibu menangis melihat kelakuan nakal kita. Ibu menangis ketika kita berkata kasar kepadanya. Ibu menangis ketika kita marah padanya. Ibu dan ayah menangis ketika kita mengecewakannya. Ibu menahan air matanya ketika beliau marah kepada kita tak tega untuk memarahi kita. Walaupun tangisannya terkadang tak terlihat oleh kita, tapi hatinya tersayat ketika kita kasar padanya ketika kita marah padanya, dan ketika beliau kecewa.

Mari kita tengok apa yang telah kita ucapkan dan kita lakukan dengan ibu dan juga ayah kita. Apakah kita telah membuat ibu dan ayah menangis? Jangan biarkan ibu dan ayah menitikkan air mata karena ulah kita. Tapi biarkanlah mereka menitikkan air mata dan tersenyum melihat kita berhasil dan bahagia. Mereka hanya ingin kita hidup bahagia bisa tersenyum bahagia. Karena tak selamanya ibu dan ayah berada di samping kita. Buatlah mereka selalu tersenyum sebelum kita tak akan pernah melihat senyuman mereka lagi dan hanya kenangan yang ada...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun