Mohon tunggu...
Andarisa Prihandaru
Andarisa Prihandaru Mohon Tunggu... -

seorang gadis yang tak suka keramaian, dan benci pengkhianatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu, Itulah Akhirnya....

23 Oktober 2012   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:29 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan ketika aku pertama bertemu dirinya, aku tak pernah merasa bahwa dia adalah rindu yang kucari selama ini

Cukup aneh memang, bertemu dalam komunikasi dunia maya yang saat itu cukup diminati bagi mereka yang merasa butuh teman. Cukup rumit, ketika aku memutuskan untuk menerima cintanya yang menurutku saat itu masih samar, bahkan memandangnya pun aku belum pernah. Cukup bodoh memang, ketika aku berdusta sedang berada di seberang pulau dengan alasan belum siap bertemu, padahal aku berada sangat dekat denganya. Cukup munafik, jika beriringnya waktu aku mengatakan aku tak bisa mencintainya. Bahkan kini aku tak bisa lepas darinya.

Berawal dari rasa sakit hati pada sosok pria yang meninggalkan demi wanita lain, karena persoalan siti nurbaya. Mengapa di jaman seperti ini masih ada orang tua yang menganut paham siti nurbaya. Perih, sungguh perih. Namun, rindu itu masuk  karna campur tangan Tuhan. Hingga aku menemukan rindu itu lagi. Walau awalnya aku tak bisa sepenuhnya menerimanya.

Perlahan, luka hati ini terobati dalam waktu yang sedemikian lama. Walau terkadang bayangan masa lalu menggoda mimpi-mimpiku  bersamanya, dulu. Namun aku tahu, itu sungguh bodoh. Dan aku terus menatap kedepan demi rindu baru dan rindu untuk masa depanku ini.

Tuhan  tak pernah memberikan cobaan yang tak bisa dilalui oleh umat Nya. Karena keyakinan itu, aku bertahan sampai sekarang. Dan memutuskan untuk menikah bersama rindu yang tlah tumbuh sepanjang delapan musim ini. Mengunci rapat serta membuang jauh kunci memori di masa lalu. Karna aku sadar, inilah rindu yang selama ini mampu mendamaikanku.

Aku tak tahu bagaimana nantinya, apakah rindu itu akan tetap untuku sampai malaikat maut menjemputku. Atau meninggalkanku sebelum aku menghembuskan nafas. Atau meninggalkan tanpa pernah ada pernikahan yang kuidamkan itu. Hanya ada dalam doaku pada Tuhan. Cukup dia yang kubutuhkan saat ini. Jika Tuhan menghendaki.

Kapanpun, rindu akan selalu ada di kehidupan kita. Ketika kita menerima, mempunyai, dan ditinggalkan. Kita akan selalu merindukan hal itu. Rindu,  itulah akhir dari hubungan  sesama manusia yang berarti di hidup kita.

Sebuah catatan kecil di kamar kecil di sudut kota jogja,

Menanti rindu datang dari seberang kota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun