Masih ingat ISIS ?
Kelompok militant ekstremis yang ingin membangun kembali kekhilafahan di Suriah dan Irak. Setelah mengalami pertempuran beberapa saat, ISIS mengalami kekalahan di Suriah dan akhirnya meredup.
Saat masih bertempur dengan pemerintah sah Suriah, kelompok ini gigih merekrut simpatisan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan berbagai iming-iming, diantaranya soal pekerjaan dan kesejahteraan bahwa jika mereka ikut ISIS maka ada jamainan kesejahteraan. Lebih dari itu mereka mengklaim bahwa bergabungnya dengan ISIS maka mereka diklaim turut berjuang menegakkan ke-khalifahan.
Perekrutan ISIS dan kampanyenya didominasi melalui media sosial. Meme dan slgan-slogan mereka yang dikirim melalui aneka platform media sosial amat massif dan menarik minat orang kala itu. Sehingga dalam waktu singkat simpatisan terkumpul banyak dan  mereka tergerak untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Cerita di atas adalah ilustrasi bahwa media sosial amat ampuh untuk menarik orang pada sesuatu. Ini akhirnya juga digunakan oleh beberapa penceramah agama yang tekstual yang mengajarkan agama secara teks dan bukan konteks dan berhasil menarik banyak simpatisan. Kita bisa menyebut nama beberapa orang  dai maupun ustaz yang menggunakan youtube untuk menyebarkan dakwah  yang mengajarkan takviri sampai jihad. Mereka mencaci maki kelompok lain yang berbeda dengan mereka (sekalipin yang berbeda itu juga muslim) menuduh mereka kafir dan sebagainya. Padahal yang diajarkan oleh mereka tidak tepat dilakukan untuk negara Indonesia.
Dakwah dan tujuannya sebenarnya agung karena merupakan tugas kenabian yang harus diteruskan oleh seluruh umat Islam, terlebih yang 'terpilih' untuk menyebarkannya dalam hal ini dai, penceramah agama atau uztaz. Dakwah adalah tanggung jawab suci dari Allah SWT.
Seperti yang tertulis di Q.S Ali Imran [3]104 yang berfirman Dan hendaklah ada diantara kamu segolngan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf danmencegah daripada yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung .Â
Dakwah yang ideal adalah yang mencontoh dakwah Rasulullah yang menonjolkan kerahmatan, kedamaian kesejukan dan penuh bijaksana. Bukan dakwah dengan cara mencaci maki, memaksa, menuduh kelompok lain dan semacamnya.
Indonesia membutuhkan penceramah agama yang melakukan dakwah washatiyah, karena mau tidak mau dakwah jenis ini adalah solusi dalam menjaga keseimbangan berbangsa dan bernegara. Dakwah washatiyah menjadi jembatan dalam menyebarkan pentingnya beragama yang berlandaskan persatuan dan kesatuan Indonesia  berbhineka tunggal ika.
Dakwah washatiyah adalah ajaran dengan beberapa karakteristik diantaranya tawassuth (mengambil jalan tengah), tawazun (berkeseimbangan), tasamuh (toleran) dan syura (musyawarah). Karakter dakwa washatiyah adalah jenis dakwah yang paling cocok di Indonesia. Dakwah washatiyah harus dibumikan ke seluruh penjuru Indonesia, agar mereka berbondong-bondong menyebarkan islam damai ke seluruh penjuru negeri dan bukan islam pemarah.
Karena itu, para pencinta Islam termasuk para dai dan penceramah agama yang mahir bermedia sosial, sebarkanlah Islam yang rahmatan lil alamin ini dengan cara-cara yang damai juga.