Sering kita jumpai coklat dengan isian kacang kacang almond atau mede. Beberapa merek, tidak menggunakan isian dua  kacang tersebut tapi menggunakan kacang Makadamia. Di Indonesia kacang ini berasal dari Australia Timur dan dibudidayakan di lereng pegunungan Ijen. Konon, Makadamia adalah kacang termahal di dunia.
*
Nama popnya Makadamia dari family Proteaceae genus Macadamia F. Muell. Diambil dari nama John Macadam, ahli kimia Australia keturunan Scotlandia yang merupakan ahli kesehatan dan politikus. Nama kacang ini mungkin masih asing di telinga kita, tapi kacang supermahal ini bisa kita temukan di lereng pengunungan Ijen, Jawa Timur.
Sejatinya, tanaman subtropik ini punya delapan species, tujuh di benua Australia (New South Wales dan Queensland) yakni Macadamia integrifolia, Macadamia tetraphylla, Macadamia ternifolia, Macadamia whelanii, Macadamia jansenii, Macadamia grandis, Macadamia claudensii. Satu di Sulawesi, yaitu  Macadamia hildebrandii. Dari semua species ini hanya dua  macadamia yang bisa dikonsumsi yaitu Macadamia integrifolia dan Macadamia tetraphylla.
Makadamia sering dikaitkan dengan Hawaii karena kacang ini juga tumbuh subur dan olahannya menjadi sisi penting dari negara bagian Amerika Serikat (AS) ini. Minyak kacang Makadamia di Hawaii sangat terkenal karena dianggap lebih baik dari minyak zaitun.Â
Selain itu, dia bisa menjadi bahan pembuat kue, campuran es krim dan campuran coklat batang. Olahan Makadamia juga sering ditemukan sebagai cemilan di pesawat. Kacang ini juga dipakai untuk bahan kosmetik.
Kacang ini dilindungi kulit yang keras dan agak besar (sebesar bola pingpong). Ukurannya memang jauh lebih besar dari kacang lainnya, yaitu sekitar 20 mm atau 2 sentimeter. Karena itu sering disebut kacang raksasa. Berwarna putih agak krem, sangat gurih mendekati manis, dan dikenal sebagai kacang terenak sedunia. Â
Tumbuh sangat baik di ketinggian minimal 800 mdpl, dengan kelembaban cukup meski tak butuh curah hujan yang tinggi. Berdaun panjang (10 cm). Menurut Tirtoboma, periset di Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor, kacang Makadamia bisa dipanen mulai umur enam tahun.Â
Pada saat itu biasanya tinggi pohon Makadamia sudah mencapai lima meter. Seiring dengan usia pohon, Makadamia bisa mencapai tinggi 22 sampai  30 meter. Pohon ini  berhenti berbuah pada umur 30-50 tahun.
Masa panen biasanya pada bulan April dan September, ditandai dengan buah yang berwarna hijau tua, kulitnya pecah dan jatuh ke tanah. Memanennya dengan mengambil kacang yang paling bawah dengan alat bambu terlebih dulu, sedangkan kacang yang berada di dahan lebih atas, diambil dengan cara memanjat dan menjatuhkannya ke tanah.
Setelah ditimbang, kacang itu dikupas kulitnya dengan menggunakan mesin mengupas lalu dikeringkan dibawah sinar matahari selama 7-14 hari. Jika sudah kering, petugas akan menyortir berdasarkan diameter minimal 2 cm. Biasanya, disortasi juga kacang yang utuh dan yang pecah karena proses panen dan pengeringan.