Mohon tunggu...
Hamdan eSA
Hamdan eSA Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

bukan siapa siapa, hanya orang biasa...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Spiral of Silence dan Diamnya Kaum Intelek

24 Juli 2024   12:56 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Hamdan (Dosen Universitas Al Asyariah Mandar)

Dalam hiruk-pikuk kehidupan publik, sejatinya, kelompok intelektual memiliki peran paling urgen dalam mengawal opini publik untuk menjaga kualitas diskursus dan memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh masyarakat dan pemerintah didasarkan pada informasi yang akurat dan analisis yang mendalam.

Intelektual menyediakan pengetahuan, mendorong pendidikan dan literasi, mengawasi kekuasaan, menawarkan solusi, dan menggerakkan opini publik. Intelektual membantu membentuk masyarakat yang lebih adil, transparan, dan berpengetahuan.

Intelektual harus terus didorong untuk berbicara dan berkontribusi, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan risiko, karena peran mereka sangat krusial dalam mengarahkan masyarakat menuju kebaikan bersama.

Namun, sejarah dunia telah menunjukkan banyak contoh di mana para intelektual memilih untuk tidak berbicara meskipun mengetahui kebenaran yang perlu disuarakan. Dari masa-masa kelam di bawah rezim otoriter hingga kontroversi sosial di era modern, para intelektual sering kali menghadapi dilema moral yang rumit.

Tekanan sosial, risiko kehilangan pekerjaan, dan ketidakpastian tentang reaksi publik menjadi penghalang yang signifikan. Keputusan untuk tetap diam mungkin dilihat sebagai upaya untuk menjaga stabilitas pribadi dan profesional, namun implikasinya bagi masyarakat luas sangatlah mendalam.

Tentang Spiral of Silence

Fenomena diamnya seorang atau sekelompok orang atas opini yang berkembang secara dominan di tengah publik, oleh Noelle-Neumann disebutkan sebagai "spiral of silence". Teori yang ia kembangkan di tahun 1970-an ini memberikan kerangka kerja untuk memahami sikap individu---termasuk mereka yang berpengetahuan luas, bertabur titel akademik, dan mampu berpikiran kritis---memilih untuk tetap diam dalam menghadapi opini mayoritas.

Dalam masyarakat yang mengharapkan para intelektual untuk menjadi suara kebenaran dan moralitas, sikap diam mereka menjadi fenomena yang membingungkan dan mengkhawatirkan. Mengapa para intelektual, yang diharapkan menjadi pembimbing dalam kegelapan, sering kali memilih untuk menarik diri dari percakapan publik yang penting?

Spiral of silence menyatakan bahwa individu cenderung melakukan pengamatan dan penilaian terhadap iklim opini di sekitar mereka. Lalu membuat keputusan apakah akan berbicara atau tetap diam berdasarkan ketakutan akan isolasi sosial. Elisabeth Noelle-Neumann mengamati bahwa mereka yang merasa pandangannya minoritas lebih mungkin untuk memilih tetap diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun