Mohon tunggu...
Andang Widiyatmoko
Andang Widiyatmoko Mohon Tunggu... -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

JOKOWI MEMANG BUKAN NABI

21 Februari 2015   16:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi dalam agama Islam adalah laki-laki yang diberioleh Allah wahyu dan wajib disampaikan kepada umatnya. Kata “nabi” berasal dari kata naba yang berarti “dari tempat yangtinggi”; karena itu orang “yang di tempat tinggi” semestinya punya penglihatan ke tempat yang jauh (prediksi masa depan) yang disebut nubuwwah.

Oktober, 2014 merupakan babak baru dalam kehidupan seorang Joko Widodo. Beliau diamanahi menjadi Presiden Republik Indonesiake-7 bersama Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Sebagai seorang pemimpin yang disegani oleh jutaan rakyat, Jokowi mempunyai gaya kepemimpinannya sendiri dalam memimpin negeri ini. Sebelum menjabat sebagai Presiden RI, beliau pernah menjabat sebagai walikota Solo dan Gubernur Jakarta. Sosoknya yang sederhana membuatnya terlihat lebih dekat dan lebih akrab dengan rakyat.

Tak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan Joko Widodo dalam memimpin Kota Solo dan terobosan-terobosannya di Jakarta patut mendapat apresiasi yang tinggi. Keberhasilannya yang paling terkenl ketika menjabat sebagai walikota Solo adalah keberhasilannya dalam merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL). Ini merupakan salah satu keberhasilan Jokowi yang paling disoroti karena dapat merelokasi PKL dengan jalan damai tanpa ada bentrokan antara pemerintah dan para pedagang kaki lima tersebut. Di sector kebudayaan, Jokowi juga berhasil menganggat Solo menjadi terkenal dengan event Solo Batik Carnival dan event-event lain yang bertaraf internasional.

Tidak berhenti di Solo saja, Jokowi kemudian diamanahi oleh warga Ibukota Jakarta menjadi Gubernur Jakarta. Gaya blusukan yang kerap dilakukannya di Solo dibawaketika memimpin Jakarta. Meski belum selesai masa jabatannya menjadi Gubernur Jakarta, akan tetapi gagasan inovasi Jokowi sudah terlihat dalam program kerjanya. Reformasi birokrasi, relokasi warga bantaran kali ke rumah susun, relokasi PKL dan uji public merupakan beberapa contohnya. Reformasi birokrasi yang dilakukan Jokowi dengan memberikan peluang seluas-luasnya kepada siapa saja yang akan mendaftar menjadi lurah di Jakarta, tentu dengan melewati beberapa tahapan seleksi. Disini akan terlihat mana saja calon-calon lurah yang tepat untuk dijadikan pemimpin.Dengan cara dialog, Jokowi juga dapat merelokasi warga bantaran kali ke rusun dan merelokasi PKL ke tempat yang lebih tertata tanpa adanya konflik. Dan yang pertama dalam sejarah di Indonesia, pengadaan proyek diadakan Public Hearing atau uji public untuk menerima saran, masukan dan keluhan dari warga atas rencana proyek pembangunan yang akan dijalankan.

Melihat pengalaman yang dimilikinya dan sosoknya yang sederhana inilah kemungkinan besar yang menjadi alasan kemenangan dalam Pilpres lalu. Meski demikian, patut digarisbawahi bahwa Jokowi hanya manusia biasa bukan seorang nabi yang sempurna tanpa cela. Masih ada banyak yang harus dikoreksi, terlebih sekarang ketika menjabat sebagai Presiden RI.

Apalagi sekarang banyak permasalahan yang dihadapi Jokowi, mulai dari carut marut politik, hingga masalah kemiskinan dan pengangguran yang dari tahun ke tahun belum ada kemajuan perubahan yang signifikan kearah yang lebih baik. Masalah politik, seperti KPK VS POLRI, setelah semakin rumit permasalannya, Jokowi baru bertindak tegas dengan menonaktifkan sementara pimpinan KPK dan mengganti calon KAPOLRI yang sebelumnya telah beliau ajukan. Semestinya penanganan seperti ini sudah dilakukan sebelum permasalahannya semakin berlarut larut seperti sekarang. Kekurangan lain yang ada dalam diri Jokowi menurut Syafii Maarif adalah pada sifat kenegarawanannya yang belum tampak dan juga pengalamnnya yang belum banyak, terutama pengalaman memimpin dalam skala nasional. Dibalik itu juga terdapat ketegasan Jokowi dalam pemberantasan narkoba dengan menjatuhkan pidana mati kepada bandar narkoba. Memang masih banyak pro dan kontra dalam masalah ini, namun bukankah lebih baik meniadakan satu orang daripada dapat rusaknyaanak bangsa para generasi muda hanya karena narkoba.

Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria diantaranya: Dipilih dan diangkat oleh Allah SWT; Mendapat mandate (wahyu) dari Allah SWT; Bersifat cerdas; Dari Bani Adam (Manusia); dan Nabi dan rasul seorang pria.

Jokowi memang bukan seorang Nabi, beliau seorang pria yang cukup cerdas, diangkat dan dipilih oleh rakyat, dan mendapat mandate dari rakyat untuk memimpin negeri ini. Meski terdapat kekurangan dalam Jokowi pribadi maupun pemerintahannya, namun kita berharap negeri Indonesia ini dapat semakin maju dan berkembang di berbagai bidang kehidupan.

Pemerintahan Jokowi dengan Kabinet Kerja yang dipimpinnya memang belum genap satu tahun masa kerja. Akan tetapi kedepan, tentunya besar harapan kita sebagai rakyat agar negeri ini lebih sejahtera dan dapat memajukan Nusantara menjadi negara maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun