Udin adalah perjaka dengan usia hampir kepala 4, mempersunting seorang janda muda tanpa anak berusia 22 tahun. Mereka belum genap sebulan menikah. Udin bekerja disebuah perusahaan tambang yang jam kerjanya sistem sift. Setiap harinya Udin harus berada di tempat kerja selama 8 jam. Jarak dari rumah ke tempat kerjanya ditempuh kurang lebih sejam. Total dalam sehari Udin berada di luar rumah selama kurang lebih 10 jam.
Udin dan istri membuat sebuah kesepakatan yang cukup unik. Setiap kali sesudah berhubungan badan si Udin wajib menyetorkan selembar uang 50ribu kepada istri untuk dimasukkan ke dalam sebuah celengan. Setoran tidak boleh kurang dari nominal tersebut. Begitu kesepakatanya sampai nanti pada saat istri akan melahirkan anak pertama maka tabungan itu akan dibongkar dan diambil isinya sebagai biaya persalinan.
Udin yang merupakan pekerja keras dan sangat mencintai istrinya yang memang parasnya sangat cantik mematuhi kesepakatan tersebut. Sebulan kemudian si istri akhirnya hamil anak pertama mereka. Keduanya sangat bahagia menanti bulan-bulan berikutnya untuk segera menimang anak pertama mereka.
***
Tibalah saatnya hari yang dinanti, si istri mulai merasakan sakit di bagian perut. Udin yang mengetahui istrinya akan segera melahirkan mengambil cuti di tempat kerja untuk menemani sang istri melahirkan di sebuah rumah sakit.
Setelah berjuang beberapa jam akhirnya lahirlah seorang anak dengan jenis kelamin laki-laki. Persalianannya cukup lancar dan normal. Udin sangat bahagia karena akhirnya dia mempunyai seorang keturunan.
Setelah melewati serangkaian proses administrasi di Rumah Sakit sampailah nota tagihan biaya persalinan kepada Udin dan istri. Celengan yang selama ini telah disiapkan tidak lupa dibawa serta. Udin dan istri sepakat untuk membuka tabungan itu untuk membayar tagihan dari RS.
Udin kemudian membuka tabungan tersebut, puluhan lembaran uang pecahan 50ribu terlihat dari dalam celengan. Tapi ada beberapa lembaran yang berbeda diantaranya. Ada lima lembar pecahan uang 100ribu diantara lembaran uang 50ribu.
Udin bertanya-tanya, seingat dia tidak pernah memberikan pecahan uang 100ribu kepada si istri. Kemudian dia berdiri menghampiri istrinya dan bertanya.
"Kenapa ada pecahan uang 100ribu di dalam sini?" tanya Udin
"Kamu saja yang terlalu pelit hanya memberi 50ribu sekali naik, kalau Pak Kades 100ribu", jawab istri santai