Mohon tunggu...
Andana Aristyo Prayogo
Andana Aristyo Prayogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis amateur

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Penjurusan Public Relations – Universitas Muhammadiyah Malang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lembar Opini: Gaya Komunikasi Politik Giring Ganesha Terhadap Simpati Publik Pada PSI

19 Februari 2022   13:00 Diperbarui: 19 Februari 2022   13:18 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto oleh : Liputan6.com/Herman Zakharia) 

Pendahuluan

Komunikasi Politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara "yang memerintah" dan "yang diperintah".

Maraknya fenomena menarik dalam budaya politik di Indonesia saat ini adalah model rekrutmen profesi selebritis sebagai calon legislatif untuk mendulang suara pemilih bagi organisasi partai politik setiap menjelang Pemilu legislatif seperti yang dilakukan PSI menggunakan sejumlah model artis ternama menjadi bagian wajah muka dalam partainya, seperti seorang musisi Bernama Gring ganesha menjadi ketua umum partainya.

Pembahasan

Giring  ganesha sendiri dikenal sebagai vokalis grup music Nidji, dan sejumlah catatan karir bermain film, namun untuk kapabilitasnya sebagai politisi, Giring ganesha belum memiliki catatan karir yang menunjukkan integritasnya sebagai polisi, terlebih lagi ukuran standar dirinya untuk bisa membebani jabatan setingkat presiden yang dimana telah dinyatakan untuk dirinya maju kebagai calon presiden tahun 2024.

Meski demikian motif dibalik peminatan selebritis masuk ke dunia politik  seperti Giring ini masih bersifat penalaran semata. 

Pertanyaannya sesungguhnya adalah apakah mereka sebenarnya murni ingin mengabdikan diri kepada masyarakat melalui jalur politik, atau hanya ingin menambah popularitas ketika nanti kembali ke habitatnya, atau sebaliknya, mereka sengaja ditempatkan pada kursi politik untuk popularitas partai, sehingga Apakah partai politik memilih mereka secara selektif atau hanya sekedar sebagai pengumpul suara saja.

Berdasarkan peryataan yang dikutip dari Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah menilai strategi politik Giring dan PSI bisa menjadi bumerang ke depannya. Ia menyebut strategi tersebut bukan cara politikus dengan kapasitas intelektual, melainkan cara kerja partai politik yang minim gagasan dan ide.

Penunjukan Giring sebagai Ketua Umum PSI berkaitan dengan representasi simbolis anak muda juga bisa berpolitik. Mereka mencari sosok yang bisa menjaring suara dari anak-anak muda, yang dimana masi dianggap belum efektif dikarenakan Giring yang sebelunya merupakan selebritas music tanah air, kini sudah tidak relevan lagi di kalangan anak muda karena sudah berkurangnya popularitas.

Dedi menyampaikan, PSI memiliki dua pilihan untuk menggunakan strategi ini: PSI dapat mengeruk suara dari pemilih anti-Anies, yang dimana Anies baswedan dianggap lawan politik mereka, atau justru PSI perlahan-lahan akan hancur reputasinya karena dianggap hanya menebar kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun